Tips Perencanaan Keuangan Saat Bulan Ramadhan

2 April 2019 11:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ribuan warga mengikuti Buka Puasa Bersama Foto: Antara/M Agung Rajasa
zoom-in-whitePerbesar
Ribuan warga mengikuti Buka Puasa Bersama Foto: Antara/M Agung Rajasa
ADVERTISEMENT
Bulan ramadhan sebentar lagi. Setiap periode bulan suci tersebut, jika tidak memiliki tips keuangan yang baik, pengeluaran akan membengkak. Sebab acara buka bersama dan acara silaturahmi lainnya dengan teman maupun keluarga menghiasi momen ramadhan.
ADVERTISEMENT
Kegiatan-kegiatan tersebut tidak terasa akan menggerus keuangan kita. Lalu bagaimana mempersiapkan keuangan kita saat bulan suci ramadhan?
Menurut Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi, Andy Nugroho, hal pertama disarankan agar membuat estimasi pengeluaran saat ramadhan, menyesuaikan dengan kemampuan keuangan.
"Saya sarankan hitungnya dari belakang aja, yaitu berapa yang dibutuhkan, sekaligus disisihkan kebutuhan lebaran dan pasca lebaran. Setelah dikurangi menabung, silakan digunakan untuk berbagai kegiatan selama bulan ramadhan," katanya, Selasa (2/4).
Selain itu, Andy memberikan tips keuangan agar kita pandai-pandai menyiasati banyaknya agenda buka bersama. Ia mencontohkan salah satu trik untuk menyiasatinya adalah dengan menyederhanakan menu buka puasa.
Ilustrasi manajemen keuangan keluarga. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Bahkan, ia menegaskan agar tidak perlu membeli baju baru untuk lebaran jika kebutuhan mudik mendesak.
ADVERTISEMENT
"Apalagi bagi mereka yang mudik, hal ini harus menjadi perhatian penting bila ternyata gaji setelah ditambah THR jatuhnya masih mepet untuk pulang lebaran," ujarnya.
Andy mengatakan, pada tahun ini lebaran datang di awal bulan, untuk itu sebaiknya dari pendapatan bulan Mei ditambah dengan Tunjangan Hari Raya (THR) disisihkan dahulu.
"Sisihkan juga untuk kebutuhan sehari-hari sepulang dari libur lebaran sampai dengan tanggal gajian," katanya.
Adapun pihaknya menyarankan agar kita tetap menabung secara reguler seperti di rekening tabungan. Ataupun juga untuk diinvestasikan di reksadana, saham, atau dalam bentuk logam mulia untuk menjaga kebocoran dana.