Tradisi Meugang, Daging Sapi di Aceh Jelang Ramadhan Rp 200 Ribu/Kg

4 Mei 2019 12:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pasar Neusu Banda Aceh,  Sabtu (4/5). Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pasar Neusu Banda Aceh, Sabtu (4/5). Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Provinsi Aceh memiliki tradisi unik setiap tahunnya dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Warga menyebut Makmeugang atau meugang, yakni daging sapi segar bergelantungan di tiang kayu menjadi serbuan warga untuk dikonsumsi dan dinikmati bersama keluarga.
ADVERTISEMENT
Di Banda Aceh, meugang berlangsung selama dua hari. Hari pertama disebut meugang kantor. Sejumlah intansi pemerintahan maupun swasta membagikan daging sapi untuk karyawan dan pegawainya. Sementara hari kedua atau sehari sebelum puasa disebut meugang umum.
Pantauan kumparan, harga daging meugang di sejumlah pasar di Banda Aceh dijual dengan harga bervariasi mulai Rp 150 ribu hingga Rp 170 ribu per kilogram. Tradisi ini membuat permintaan daging meningkat di pasaran.
"Harga daging kita jual seharga 170 ribu, ini karena harga sapi lokal juga naik jelang meugang," kata Muhammad Nur, seorang pedagang di pasar Neusu, Banda Aceh, saat ditemui kumparan, Sabtu (4/5).
Meski harga mahal, tidak menyurutkan antusiasme warga berbelanja daging. Karena saban tahun sudah menjadi tradisi warga Aceh mengomsumsi daging meugang jelang puasa.
ADVERTISEMENT
Muhammad mengatakan, daging yang dijual di tempat dagangannya merupakan daging sapi dengan kualitas bagus. Sebab, warga lebih meminati daging segar dengan kualitas terbaik ketimbang daging beku yang harganya lebih murah.
Masyarakat membeli daging sapi Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
"Memang ada juga daging yang murah, tetapi kualitasnya tidak sama dengan sapi lokal. Kebanyakan masyarakat kita lebih memilih membeli daging sapi lokal dari daging sapi luar. Meskipun mahal mereka tetap membeli daging dengan kualitas bagus," katanya.
Muhammad mengaku, daging sapi miliknya dibandrol seharga Rp 170 ribu karena daging yang dijual merupakan hasil ternak miliknya sendiri.
"Saya menjual dengan harga Rp 170 ribu, meskipun mahal tapi ini hampir habis terjual,” ujar Muhammad.
Sementara itu, di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) harga jual daging meugang melonjak tinggi hingga mencapai Rp 200 ribu per kilogram.
ADVERTISEMENT
Salah seorang warga, Zulfikar mengatakan seperti wilayah Kreung Beukah Blangpidie, harga daging sapi dan lembu berkisar Rp 180 ribu hingga Rp 200 ribu per kilogram. Menurut dia, melambungnya harga jual daging tahun ini disebabkan permintaan pasar lebih tinggi dari sebelumnya.
"Harga daging sekarang sangat berbeda dari beberapa tahun lalu. Kalau saya lihat karena faktor konsumen juga yang sangat ramai. Mungkin karena itu harganya mahal, dan pun masyarakat juga tetap membeli," ujarnya.