Utang BUMN Sepanjang 2018 Naik 47,5 Persen, Jadi Rp 2.394 Triliun

28 Februari 2019 18:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Kementerian BUMN Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Kementerian BUMN Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian BUMN mencatat utang dari ratusan perusahaan negara sepanjang 2018 mencapai Rp 2.394 triliun. Jumlah tersebut naik 47,5 persen dibandingkan periode 2017 yang tercatat Rp 1.623 triliun.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Menteri BUMN Imam Apriyanto Putro, menyebut kenaikan utang pada ratusan perusahaan negara merupakan hal yang biasa. Menurut dia, utang tersebut diperlukan agar perusahaan bisa tumbuh dan berkembang.
"Orang perusahaan tumbuh, berkembang besar," kata dia saat ditemui usai Rapat Koordinasi BUMN 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (28/2).
Tren kenaikan jumlah utang BUMN memang terjadi sejak tiga tahun lalu. Pada 2015, jumlah utang BUMN tercatat senilai Rp 1.299 triliun. Angka ini kemudian naik pada 2017 menjadi senilai Rp 1.413 triliun.
Menurut dia, salah satu yang menyebabkan jumlah utang BUMN bertambah adalah untuk kegiatan investasi. Sebab menurut dia, dalam melakukan proyek, perusahaan pasti membutuhkan dana dari ekuitas dan utang.
ADVERTISEMENT
Meskipun jumlah utang naik, Imam mengklaim BUMN mampu membayarnya. Sebab, meskipun utang bertambah, laba perusahaan pelat merah juga naik. Adapun laba BUMN 2018 tercatat naik tipis menjadi Rp 188 triliun dari tahun 2017 senilai Rp 186 triliun.
"Aman, kan kemampuan bayarnya dari pendapatan. Namanya proyek, pasti ada porsi ekuitas dan utang," kata dia.
Tak hanya utang, Dana Pihak Ketiga (DPK) BUMN sepanjang 2018 juga tercatat naik menjadi Rp 3.219 triliun. Sementara pada 2017, Dana Pihak Ketiga tercatat senilai Rp 3.207 triliun.
Petugas Bank menyiapkan uang kertas rupiah untuk ATM dan kantor cabang di Jakarta. Foto: AFP PHOTO / Bay Ismoyo
Tren kenaikan DPK terjadi dalam tiga tahun terakhir. Pada 2015, DPK BUMN tercatat mencapai Rp 2.470 triliun. Angka ini kemudian naik lagi pada 2016 menjadi Rp 2.803 triliun.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, total aset BUMN sepanjang 2018 mencapai Rp 8.029 triliun. Angka ini naik dari total aset 2017 Rp 7.210 triliun. Untuk ekuitas, pada 2018 senilai Rp 2.479 triliun, naik dari 2017 yang hanya Rp 2.380 triliun.
Sedangkan total belanja modal atau capital expenditure (capex) BUMN pada 2018 tercatat naik cukup tajam, terutama modal untuk infrastruktur menjadi senilai Rp 379 triliun. Padahal, pada 2017 total belanja modal Rp 268 triliun.
"Total capex non infrastruktur 2018 senilai Rp 108 triliun, naik dibanding 2017 senilai Rp 47 triliun," demikian tertulis dalam laporan Kementerian BUMN.
Sementara itu, kontribusi BUMN terhadap APBN sepanjang 2018 tercatat senilai RP 422 triliun, naik dibanding 2017 Rp 354 triliun. Rinciannya, Rp 44 triliun dari dividen, Rp 212 triliun dari pajak, dan Rp 166 triliun dari PNBP lain.
ADVERTISEMENT