Alexander-Arnold: Dulu Cuma Saksi, Kini Berharap Jadi Pelaku Comeback

7 Mei 2019 17:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Trent Alexander-Arnold, si 'Akamsi' Liverpool. Foto: Action Images via Reuters/Paul Childs
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Trent Alexander-Arnold, si 'Akamsi' Liverpool. Foto: Action Images via Reuters/Paul Childs
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa pun bisa terjadi pada laga semifinal Liga Champions di Stadion Anfield, Rabu (8/5/2019) dini hari WIB. Termasuk kesuksesan Liverpool membalikkan ketertinggalan 0-3 dari Barcelona.
ADVERTISEMENT
Tak usah jauh-jauh mengungkit memori tentang final Liga Champions 2005, ketika Liverpool mengalahkan AC Milan setelah tertinggal tiga gol terlebih dahulu. Era Juergen Klopp pun pernah menghadirkan cerita comeback pada perempat final Liga Europa 2015/16.
Liverpool dan Borussia Dortmund sempat bermain imbang 1-1 di Signal Iduna Park ketika itu. Kemudian, The Reds sempat mendapatkan situasi sulit di Anfield dengan tertinggal 1-3 sampai menit ke-57. Baru dalam kurun 25 menit terakhir, mereka mencetak tiga gol untuk membalikkan kedudukan dan merebut tiket semifinal.
Tak semua pemain Liverpool kini merasakan momen heroik tersebut. Hanya Divock Origi, James Milner, Adam Lallana, dan Dejan Lovren yang bertahan di skuat sekarang.
Trent Alexander-Arnold turut absen di laga itu karena masih memperkuat tim junior. Namun, full-back kanan berusia 20 tahun ini sempat hadir di Anfield sebagai saksi comeback Liverpool.
ADVERTISEMENT
Lionel Messi diadang oleh Fabinho dan Virgil van Dijk. Foto: Reuters/John Sibley
Memori itulah yang memotivasi Alexander-Arnold untuk laga menghadapi Barcelona. Tak sekadar saksi, dia juga ingin menjadi pelaku comeback layaknya Steven Gerrard pada Istanbul 2005 atau Milner ketika melawan Dortmund tiga tahun silam.
"Saya hadir sebagai suporter ketika itu. Malam ini merupakan momen spesial dan sulit dilupakan. Penting bagi kami untuk memiliki keyakinan serupa dan menurut saya, suporter turut memelihara keyakinan tersebut," tutur Alexander-Arnold di situs resmi klub.
"Secara realistis, laga nanti bakal menjadi perjuangan berat untuk kami. Kemungkinannya kecil, tetapi kami akan terus berjuang selama kans masih ada.
"Yang penting, kami masuk ke lapangan tanpa rasa takut. Karena rasa takut akan apa yang dimiliki Barcelona bisa membuat kami tertahan di daerah sendiri. Sementara, kami harus mencetak gol sebanyak mungkin," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Laga menghadapi Barcelona bakal sangat menentukan peluang juara Liverpool. Tak mampu comeback berarti tersingkir. Sementara, kesuksesan membalikkan kedudukan bakal membukakan peluang mereka untuk merengkuh 'Si Kuping Besar', sekaligus menebus kegagalan di final tahun lalu.
Alexander Arnold vs Sane. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Kendati demikian, partai kontra La Blaugrana bukanlah satu-satunya pertandingan menentukan bagi Liverpool. Masih ada satu laga tersisa di Premier League, yakni melawan Wolverhampton Wanderers, Minggu (12/5).
Agenda terakhir menjadi penting karena situasi klasemen terkini. Terbuka kans juara bagi Jordan Henderson dan kolega karena mereka cuma tertinggal satu angka dari Manchester City di puncak klasemen. Itu artinya, Liverpool bisa merebut trofi dengan mengalahkan Wolves sambil berharap City terpeleset.
"Menurut saya, ini akan menjadi pekan terpenting bagi semua anggota Liverpool. Kami berkesempatan mencapai final Liga Champions dan akan menjalani pekan pamungkas Premier League dengan kesempatan menjadi juara. Anda pasti jarang mengalami pekan seperti ini. Semoga, kami bisa melaluinya," ucap Alexander-Arnold.
ADVERTISEMENT