Exco-Asprov PSSI Tolak Pengunduran Diri Edy: Dia Benteng Sepak Bola

29 November 2018 9:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Terdengar seruan suporter agar Edy Rahmayadi mundur dari Ketua Umum PSSI saat Timnas Indonesia melawan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (25/11/2018) malam WIB.
ADVERTISEMENT
Suara tersebut bukan tanpa alasan. Kegagalan Timnas Indonesia menembus Piala AFF 2018 adalah salah satunya. Belum lagi isu menyoal pengaturan pertandingan yang menerpa sepak bola Tanah Air dan jabatan ganda yang diemban Gubernur Sumatera Utara tersebut.
Nah, pertanyaan soal polemik posisi Edy Rahmayadi sempat dialamatkan kepada dua anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang hadir di program 'Mata Najwa', yakni Refrizal dan Gusti Randa. Diutarakan oleh Refrizal, Edy ternyata telah mengajukan pengunduran dirinya dalam rapat PSSI.
"Pak Edy itu sudah sering minta mundur. Tanya beliau, tetapi dia jarang rapat ini," kata Refrizal sambil menunjuk Gusti Randa.
Suporter Indonesia membawa poster bertuliskan EDY OUT Jelang pertandingan AFF Suzuki Cup 2018 Indonesia vs Filipina. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Indonesia membawa poster bertuliskan EDY OUT Jelang pertandingan AFF Suzuki Cup 2018 Indonesia vs Filipina. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
"Karena Exco tidak setuju, Pak Edy belum mundur. Makanya, dia tidak puas dengan Exco. Waktu Exco tidak setuju, dia mengundang Asprov (Asosiasi Provinsi) seluruh Indonesia dalam rapat di Hotel Sultan. Semua Asprov menyatakan, Pak Edy jangan mundur. Karena Pak Edy benteng sepak bola Indonesia," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dikatakan demikian oleh Refrizal lantaran Edy memiliki rekam jejak cukup baik dalam menjauhkan sepak bola Indonesia dari pengaturan pertandingan yang biasanya dikoordinasikan oleh bandar judi. Edy, tutur Refrizal, sempat menerima tawaran dari luar negeri untuk memanipulasi hasil laga di Tanah Air.
"Pak Edy cerita sama kita. Sebanyak Rp 1,5 triliun ditawarkan ke PSSI, tetapi apa yang dilakukan Pak Edy? Ditolak itu bandar judi. Makanya, saya mengakui bahwa Pak Edy punya integritas. Kalau mau ingin kaya, dia bisa cepat kaya itu," ucap Refrizal.
Kongres PSSI 2018. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kongres PSSI 2018. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Sementara itu, Gusti menilai bahwa seruan masyarakat menyoal pengunduran diri Edy harus menjadi evaluasi PSSI. Oleh karenanya, semua akan dibahas dalam Kongres Tahunan PSSI yang digelar pada 20 Januari 2019.
ADVERTISEMENT
Gusti sendiri merupakan orang yang sempat mengkritik bagaimana Edy kerap melakukan blunder dalam berkomentar. Namun, bagi dia, blunder tersebut bukan alasan kuat untuk menggulingkan Edy dari kursi Ketum PSSI.
"Bisa setuju, bisa enggak (untuk meminta Edy mundur). Ketua Umum PSSI harus mundur kalau dia salah secara konsitusi PSSI. Apa itu namanya? Statuta. Kalau blunder komentar, ini bukan persoalan konstitusi sepak bola," ucap Gusti yang menduduki kursi anggota Exco sejak kepengurusan Nurdin Halid.