Ingatan Akan Gelar Juara yang Selalu Menancap dalam Benak Guardiola

12 Agustus 2018 11:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pep Guardiola dan gelar Premier League pertamanya. (Foto: Carl Recine/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Pep Guardiola dan gelar Premier League pertamanya. (Foto: Carl Recine/Reuters)
ADVERTISEMENT
Josep Guardiola menghidupi kariernya sebagai pelatih dengan satu watak: menggilai kesempurnaan. Yang menjadi antitesis, perjalanan Guardiola bersama Manchester City tidak seperti langkahnya di Barcelona dan Bayern Muenchen. Di dua klub itu kedatangannya langsung ditandai dengan gelar juara. Sementara di City, Guardiola harus mengecap semusim tanpa gelar apa pun.
ADVERTISEMENT
Tantangan ini diterima dengan menggebu-gebu oleh Guardiola. Pemain-pemainnya dibentuk sesuai dengan apa yang dibutuhkannya, timnya dididik untuk bermain dengan sepak bola khas Guardiola. Hasilnya tak mengecewakan, gelar juara Piala Liga Inggris dan Premier League berhasil diamankan City di musim 2017/18.
Ambisi Guardiola untuk membawa timnya sebagai yang terbaik di Inggris dan Eropa belum berhenti. Sosok asal Catalunya ini menatap musim 2018/19 dengan ambisius. Namun, langkah yang diambil Guardiola dan City untuk menghadapi musim 2018/19 ini sedikit berbeda dibandingkan dengan para pesaingnya di Premier League.
Alih-alih memburu banyak pemain, City hanya mendatangkan tiga nama: Riyad Mahrez dari Leicester City, Philippe Sandler dari PEC Zwolle, dan Daniel Arzani dari Melbourne City. Dua nama terakhir pun disebut-sebut belum dipersiapkan sebagai pemain untuk skuat utama City di musim ini.
ADVERTISEMENT
Lantas, laga perdana City di Premier 2018/19 juga tak mudah karena mereka bakal bertanding melawan Arsenal di Emirates Stadium. Musim 2018/19 memang menjadi musim pertama Unai Emery menukangi Arsenal. Namun, bukan berarti kepelatihannya tak menjanjikan.
Dalam lima pertandingan pramusim, Arsenal merebut empat kemenangan dan hanya sekali mengecap kekalahan. Pemain-pemainnya pun mengaku bahwa Arsenal menjadi tim yang lebih solid di bawah asuhan taktik Emery.
“Musim lalu, kami adalah yang terbaik. Tak ada yang meragukan itu. Namun, kami tidak bermain sendiri. Kami memang dapat menuntaskan tugas-tugas kami, tapi tim lain pun melakukan hal serupa. Sekarang kami bisa saja tampil sebaik musim lalu, tapi bukan berarti Liverpool, (Manchester) United, Arsenal, Chelsea, atau Tottenham (Hotspur) tidak dapat bekerja dengan lebih baik dan memenangi kompetisi.”
ADVERTISEMENT
“Kami bisa melakukan yang terbaik, tapi tim-tim itu juga bisa melakukan yang terbaik menurut ukuran mereka. Kami tidak bisa mengabaikan tim-tim lain. Musim lalu memang ada jurang yang lebar (dengan tim-tim lain), tapi saya tidak tahu bagaimana situasi kompetisi musim ini,” papar Guardiola dalam wawancara jelang laga, dilansir Skysport.
Musim lalu, Manchester City memang sangat superior di Premier League. Dalam 38 pertandingan, City berhasil meraih 32 kemenangan dan hanya dua kali menelan kekalahan. City pun mendapat poin 100 pada gelaran Premier League musim lalu. Lini depan anak asuh Guardiola tajam dengan mengemas 106 gol dalam 38 laga.
Segala raihan mengesankan itu hanya akan menjadi cerita masa lalu dan tak akan lebih besar daripada rekam jejak bila Guardiola tak mampu mengulangi atau melampauinya musim ini. Pemahaman itulah yang mendorong banyak pelakon sepak bola untuk memulai musim yang baru dengan satu keputusan: melupakan pencapaian di masa lalu.
ADVERTISEMENT
Manchester City merayakan gelar juara. (Foto: Carl Recine/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Manchester City merayakan gelar juara. (Foto: Carl Recine/Reuters)
Namun, Guardiola berbeda. Ia adalah salah satu manifestasi paling valid dari watak yang menggilai kesempurnaan di atas lapangan bola. Guardiola membutuhkan ingatan akan kemenangan dan segala raihannya yang luar biasa bersama City untuk menyulut ledakan timnya di musim ini.
“Orang-orang berkata saya harus melupakan apa yang saya raih musim lalu. Tidak mungkin. Saya tidak mau melupakan raihan itu. Saya tahu dengan pasti apa yang kami lakukan untuk menutup musim lalu dengan hasil seperti itu. Tim dan klub ini akan memulai musim dari sana."
"Tidak ada yang bisa memastikan bahwa keberhasilan di musim lalu bakal mengantarkan kami pada gelar juara musim ini. Kami harus memulai lagi. Inilah yang menyebabkan perjalanan kami akan menjadi begitu menyenangkan dan penuh tantangan baru," jelas mantan pelatih Barcelona itu.
ADVERTISEMENT
“Namun, ingatan tentang kemenangan dan gelar juara akan membantu kami untuk menang lebih banyak lagi. Sepanjang musim 2018/19 ini, kami akan mengalami waktu-waktu buruk. Mustahil menjalani musim tanpa masalah sedikit pun. Namun, kalau ada gelar juara yang bisa kami menangi di musim lalu, maka kami juga akan bisa merebut gelar juara di musim berikutnya. Pemahaman seperti ini akan membantu kami di sepanjang musim,” ucap Guardiola.
***
Laga Arsenal melawan Manchester City akan berlangsung pada Minggu (12/8/2018) di Emirates Stadium pukul 22:00 WIB.