news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Jarang Diturunkan, Medhi Benatia Mulai Gerah

5 November 2018 18:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Medhi Benatia berduel dengan Daniel Carvajal di ajang ICC 2018. (Foto: AFP/Nicholas Kamm)
zoom-in-whitePerbesar
Medhi Benatia berduel dengan Daniel Carvajal di ajang ICC 2018. (Foto: AFP/Nicholas Kamm)
ADVERTISEMENT
"Mereka punya Gonzalo Higuain, Mario Mandzukic, [Paulo] Dybala, dan mereka ingin lebih. Mereka menginginkan Cristiano Ronaldo. Mereka punya Andrea Barzagli, Giorgio Chiellini, Daniele Rugani, dan mereka belum puas. Mereka ingin lebih, mereka ingin Leonardo Bonucci, dan mereka selalu mengejar pemain-pemain terbaik dunia," kata Jose Mourinho setelah Manchester United dikalahkan Juventus di matchday ketiga fase grup Liga Champions, bulan lalu.
ADVERTISEMENT
Apa yang digambarkan Mourinho itu benar. Faktanya, sebelum musim ini Juventus memang sudah memiliki pemain-pemain seperti Higuain, Dybala, dan Chiellini. Dengan pemain-pemain tadi, Juventus sudah berhasil menjaga dominasinya di Serie A dan mencuri perhatian di Eropa dengan lolos ke final Liga Champions. Akan tetapi, seperti yang dibilang Mourinho, Juventus ingin lebih, sehingga Ronaldo dan Bonucci pun diangkut, meski dengan biaya tak sedikit.
Di balik ambisi besar Juventus itu, akhirnya ada nama-nama yang harus menjadi korban. Higuain dan Mattia Caldara, misalnya, harus rela menjadi alat tukar supaya Juventus bisa membawa pulang Bonucci ke Allianz Stadium. Lalu, selain Higuain dan Caldara, kini ada Medhi Benatia yang merasa tidak lagi jadi bagian penting dari skuat 'Si Nyonya Tua'.
ADVERTISEMENT
Musim lalu, tanpa Bonucci yang menyeberang ke Milan, Benatia sukses memenangi persaingan dengan Barzagli dan Rugani untuk menjadi pendamping Chiellini di lini belakang Juventus. Benatia menjadi pilihan utama, khususnya di Serie A dan Liga Champions. Total, pemain asal Maroko itu bermain sebanyak 32 kali.
Namun, musim ini situasinya berbeda. Setelah Bonucci kembali, Benatia kehilangan tempat. Sampai sejauh ini dia baru turun sebanyak lima kali. Empat kali di Serie A dan sekali di Liga Champions. Inilah yang membuat Benatia sedikit gerah. Dia pun tidak menutup kemungkinan untuk hengkang dari Turin.
"Aku kesulitan untuk bermain secara reguler," tutur Benatia kepada La Stampa. "Tahun lalu aku tampil bagus karena aku mendapat banyak kesempatan untuk bermain secara konsisten. Sayangnya, itu tidak kudapatkan sekarang. Aku tahu ini memang bagian dari pekerjaan dan aku akan selalu memastikan bahwa diriku siap dimainkan kapan pun. Namun, tetap saja ini tidak menyenangkan."
ADVERTISEMENT
Medhi Benatia (ketiga dari kiri) berlatih jelang laga Liga Champions menghadapi Man United. (Foto: Reuters/Massimo Pinca)
zoom-in-whitePerbesar
Medhi Benatia (ketiga dari kiri) berlatih jelang laga Liga Champions menghadapi Man United. (Foto: Reuters/Massimo Pinca)
"Wajar, dong, kalau aku tidak menikmati ini. Usiaku sekarang sudah 31 tahun dan aku ingin bermain sesering mungkin. Di Januari nanti, kita lihat saja apa yang terjadi. Kita lihat bagaimana aku digunakan, apakah Juve masih membutuhkanku, apakah [pelatih Massimiliano] Allegri masih mengingingkanku."
"Yang jelas, saat ini aku selalu siap sedia. Selama aku di sini, aku akan memberikan segalanya. Jika memang aku dibutuhkan di Liga Champions, aku pasti siap," pungkasnya.
Benatia datang ke Juventus pada musim 2016/17. Selama lebih dari dua musim, pemain yang juga pernah berkostum Bayern Muenchen ini sudah bermain 58 kali. Dari sana, dia berhasil mencatatkan rata-rata 8,6 aksi defensif yang meliputi tekel, intersep, sapuan, dan blok di setiap laganya.
ADVERTISEMENT