Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Karena Milan Tak Cuma Punya Piatek Seorang
26 Februari 2019 19:59 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
Gejala kebangkitan ditunjukkan AC Milan sejak Januari lalu. Bila dirinci, mereka berhasil melewati 8 laga di Serie A tanpa terkalahkan. Catatan yang kemudian mengantar Rossoneri nangkring di urutan keempat klasemen sementara plus lolos ke babak semifinal Coppa Italia.
ADVERTISEMENT
Rabu (27/2/2019) dini hari WIB, giliran Lazio yang akan menguji konsistensi Milan pada leg pertama semifinal Coppa Italia. Secara matematis, Gianluigi Donnarumma dan kawan-kawan sedikit diunggulkan dari sang lawan.
Selain Milan punya rekam jejak cemerlang di pertemuan sebelumnya--kemenangan adu penalti di semifinal edisi lalu--Lazio kini sedang jelek-jeleknya karena selalu keok dalam tiga pertandingan terakhirnya. Parahnya lagi, 'Elang Biru' hanya mampu mengukir sebiji gol dan lima kali kemasukkan dalam durasi tersebut.
Bandingkan dengan Milan yang mencetak 9 gol dan cuma kebobolan 1 gol padi rentang waktu serupa. Adalah kehadiran Krzysztof Piatek daan Lucas Paqueta di jendela transfer musim dingin lalu yang jadi pemicunya.
Sudah 7 gol yang dibuat Piatek dalam 5 pertandingan di lintas ajang. Sementara Paqueta, berhasil menghidupkan kreativitas lini tengah Milan lewat kemampuan dribelnya. Oh, ya, pemain yang didatangkan dari Flamengo itu juga berhasil menyumbangkan masing-masing sebiji gol dan assist dalam 5 pertandingan.
ADVERTISEMENT
Namun, Gennaro Gattuso enggan menganggap bahwa kebangkitan Milan didasari oleh Piatek dan Paqueta seorang. Kendati, ya, arsitek berusia 41 tahun itu tak memungkiri bahwa kehadiran keduanya cukup mendongkrak semangat tim.
"Keberhasilan ini tidak cuma berkat (Krzysztof) Piatek dan (Lucas) Paqueta. Meski begitu, antusiasme para suporter kepada dua pemain ini membuat kami sangat bahagia. Kami harus terus mendorong mereka dan kita lihat saja nanti hasilnya seperti apa," kata Gattuso seperti dilansir dari Football Italia.
Ya, sepak bola tak semata tentang peran individu, sebagaimana yang dikatakan Gattuso bahwa moncernya penampilan timnya saat ini bukan karena pengaruh Piatek dan Paqueta. Lantas, kepada siapa saja Milan berharap saat melawat ke Olimpico dini hari nanti?
ADVERTISEMENT
Samu Castillejo
Sejak digaet dari Villarreal awal musim ini, Samu Castillejo memang tak diplot sebagai winger reguler. Gattuso masih memercayai Suso untuk ngepos di sisi sayap, baik itu pada format 4-3-3 maupun 4-4-2.
Namun, Castillejo perlahan sukses menjawab kepercayaan yang diberikan Gattuso, di mana laga versus Empoli pekan lalu jadi puncaknya. Kala itu Castillejo diturunkan sejak menit awal dan menggantikan Suso yang terkena suspensi. Hasilnya tokcer, masing-masing satu gol dan assist berhasil dibuat Castillejo pada duel yang dihelat di San Siro tersebut.
Pada dasarnya, agresivitas Castillejo itu terkait erat dengan kehadiran Piatek dan Paqueta. Eksistensi keduanya membuat serangan Milan lebih variatif ketimbang sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Piatek lebih dari sekadar tajam, kemampuannya untuk bergerak dinamis--ke area tengah dan ke sisi tepi--membuat winger Milan lebih leluasa untuk bergerak ke jantung pertahanan lawan.
Sementara Paqueta, keberadaannya mewarnai komposisi lini tengah Milan--Franck Kessie dan Tiemoue Bakayoko--yang identik dengan kekuatan fisik. Selain mahir dalam melakukan aksi bertahan, pemain berusia 21 tahun itu relatif rajin dalam melakukan penetrasi ke wilayah pertahanan lawan.
Hakan Calhanoglu
Seperti yang diutarakan di atas, bahwa sisi sayap jadi titik terkuat Milan saat ini. Fakta itu diperkuat dengan 6 gol terakhir yang seluruhnya diawali dari sisi sayap.
Oke, Suso memang menjadi pemain yang paling aktif terlibat dalam proses penciptaan gol Milan di Serie A (5 gol dan 8 assist). Masalahnya, nyala eks pemain Liverpool itu sedang mejan lantaran nihil kontribusi dalam 4 laga termutakhir.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu kami lebih memilih Hakan Calhanoglu untuk mengisi daftar kali ini. Selain aktif dalam proses penciptaan peluang, ia juga sedang dalam kepercayaan diri tinggi setelah mengemas 1 gol dan 2 assist dalam 2 pertandingan ke belakang.
Senyampang, sisi tepi menjadi aib di balik tren buruk yang tengah ditelan Lazio. Total 4 dari 5 gol terakhir yang masuk ke gawang mereka lahir dari celah di area ujung pertahanan mereka.
See? Betapa besar peluang Calhanoglu untuk mencetak gol atau membantu rekan-rekan setimnya untuk merobek jala gawang Thomas Strakosha nanti, melalui penetrasi sisi tepi maupun skema bola mati.
===
*Laga leg pertama semifinal Coppa Italia 2018/19 antara Lazio dan AC Milan akan digelar di Stadion Olimpico pada Rabu (27/2/2019). Sepak mula akan berlangsung pada pukul 03:00 WIB.
ADVERTISEMENT