Manchester City yang Bikin Joe Hart Patah Hati

11 Maret 2017 18:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Joe Hart saat membela Timnas Inggris. (Foto: Wikimedia Commons)
Dibuang dan dilupakan begitu saja bukanlah nasib yang bisa dirayakan dengan segelas bir dingin. Ini lebih mirip menenggak kopi yang teramat pahit dan disajikan saat sedang panas-panasnya.
ADVERTISEMENT
Ini adalah cerita soal Joe Hart.
Charles Joseph John Hart bertahun-tahun menjadi kiper utama Manchester City. Tak tergantikan, tak terpatahkan. Sampai kemudian datang pria asal Catalunya bernama Josep Guardiola i Sala.
Guardiola, manajer revolusioner itu, yang bersama Barcelona-nya pernah mengentak seisi Eropa, punya caranya sendiri dalam memainkan sepak bola. Timnya harus bisa membaca dan paham kapan waktunya melepaskan operan atau membuka ruang di lini pertahanan lawan.
Salah satu ciri khasnya yang lain adalah bagaimana timnya selalu membangun serangan dari belakang. Berbicara “dari belakang” di sini bukan hanya berbicara soal barisan pertahanan saja, tetapi juga soal penjaga gawang.
Ya, kiper-kiper yang dimiliki oleh timnya Guardiola juga mesti bisa menjadi awal serangan. Singkat kata, mereka harus bisa mendistribusikan bola dengan baik.
ADVERTISEMENT
Apes buat Hart, kendatipun punya status sebagai penjaga gawang nomor satu Tim Nasional Inggris, atribut yang satu itu tidak dimilikinya. Hart boleh jago melakukan penyelamatan atau menghentikan sepakan, tetapi distribusi bola bukanlah salah satu kelebihannya.
Maka, ketika di awal musim ini Guardiola mendatangkan Claudio Bravo ke City, hal tersebut tidak mengherankan. Hart pun terpaksa menyingkir sejauh mungkin hingga ke Italia. Ia bergabung dengan Torino yang bersedia meminjamnya selama satu musim.
Bersama Torino musim ini, Hart sudah tampil sebanyak 25 kali. Dari total penampilan tersebut, ia sudah menorehkan 5 clean sheet. Hart memang bukan kiper dengan catatan clean sheet terbanyak di Serie A musim ini (jika Anda penasaran siapa yang menorehkan clean sheet terbanyak di Serie A musim ini, itu adalah Wojciech Szczesny dengan 11 clean sheet), tapi penampilannya di Torino terbilang lumayan.
ADVERTISEMENT
Dalam catatan Squawka, Hart setidaknya membuat rata-rata 1,84 penyelamatan per laga. Kendati begitu, tak bisa dipungkiri juga kalau jumlah kebobolan Torino (43) adalah yang terbanyak di antara tim-tim Serie A yang berada di 10 besar saat ini.
Hart memang masih menyimpan harapan untuk bisa kembali ke City suatu saat nanti. Oleh karenanya, peminjamannya ke Torino saat ini adalah sebuah jalan pembuktian. Hanya saja, Hart juga berusaha bersikap realistis dan tidak banyak berharap.
Melihat Guardiola kini puas dengan keberadaan Bravo dan kiper lainnya, Willy Caballero, Hart menyadari bahwa sesungguhnya ia belum dibutuhkan oleh pelatih lamanya itu.
“Saya tidak tahu akan berada di mana saya di masa depan. Sebab, saya tidak berkomunikasi dengan siapa pun (dari Manchester City, red),” ujar Hart kepada BBC.
ADVERTISEMENT
“Yang bisa saya lakukan adalah bermain sebaik mungkin, untuk Torino, untuk Tim Nasional saya. Semoga dengan begitu sisanya akan berbicara dengan sendirinya.”
Belakangan beredar kabar bahwa Liverpool tengah memantau situasi Hart. Dengan performa kedua kiper mereka, Simon Mignolet dan Loris Karius, yang sama angin-anginannya, Liverpool disebut tengah mengincar kiper baru.
Namun, kabar tersebut dibantah oleh manajer Liverpool, Juergen Klopp.
“Kami punya kiper-kiper bagus. Kami juga punya Tuan (Alex) Manninger, seorang pemain profesional yang amat membantu skuat. Kami juga punya kiper-kiper muda, termasuk Danny Ward yang sekarang sedang dipinjamkan. Kami baik-baik saja,” kata Klopp.
Bersabarlah, Tuan Hart.