Milan vs Inter: No Sensi, No Party

20 September 2019 14:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stefano Sensi, pemain Inter terbaik di awal musim 2019/20. Foto: AFP/Miguel Medina
zoom-in-whitePerbesar
Stefano Sensi, pemain Inter terbaik di awal musim 2019/20. Foto: AFP/Miguel Medina
ADVERTISEMENT
Stefano Sensi bukanlah pemain paling tenar yang didatangkan Internazionale pada bursa transfer lalu. Pamornya masih kalah jika dibandingkan dengan Romelu Lukaku, Alexis Sanchez, Diego Godin, bahkan Nicolo Barella. Namun, nama besar memang tak pernah menjamin apa-apa.
ADVERTISEMENT
Inter sejauh ini sudah menjalani empat pertandingan. Tiga di Serie A dan satu di Liga Champions. Dari sana, Sensi mencuat sebagai penampil terbaik Nerazzurri. Cara paling mudah adalah dengan menengok koleksi golnya yang sudah mencapai angka dua.
Gol-gol Sensi itu dicetak pada pertandingan menghadapi Lecce dan Udinese. Gol ke gawang Udinese bahkan merupakan gol kemenangan yang membuat Inter saat ini memimpin klasemen Serie A dengan koleksi 9 angka. Juventus, yang sebelumnya telah bertakhta selama 560 hari, berhasil mereka dongkel.
Kontribusi Sensi tidak sampai di sana. Pada pertandingan Liga Champions melawan Slavia Praha lalu dia punya peran besar atas terciptanya gol Barella. Bola muntah yang disambar Barella menjadi gol itu adalah buah dari sepakan bebas Sensi yang mengenai mistar gawang.
ADVERTISEMENT
Stefano Sensi mencetak gol kemenangan Inter atas Udinese. Foto: AFP/Miguel Medina
Kemudian, statistiknya secara umum pun sangat impresif. WhoScored mencatat bahwa Sensi mampu membukukan 1,7 tembakan, 1,6 umpan kunci, dan 1,6 dribel sukses per laganya. Pemain mungil ini pun diberi ponten tertinggi (8,00) di antara pemain-pemain Inter.
Sensi didatangkan dari Sassuolo dengan status pinjaman. Jika segalanya berjalan lancar, musim depan Inter bisa mengikatnya secara permanen dengan biaya 25 juta euro. Jika tren ini terus berlanjut, tak ada alasan bagi Inter untuk tidak mengaktifkan klausul tersebut.
Bagi Sensi sendiri, hubungannya dengan Inter bermula pada 2015 lalu ketika dirinya masih bermain untuk Cesena. Ketika itu Direktur Olahraga Inter, Piero Ausilio, dan pelatih Roberto Mancini datang untuk menyaksikan dia bertanding melawan Bari.
ADVERTISEMENT
Namun, ketertarikan itu akhirnya padam. Bahkan, pada Januari lalu agen Sensi, Giuseppe Riso, sempat mencoba membawanya ke Milan. Meski demikian, Sensi menolak. Setengah tahun kemudian dia akhirnya benar-benar pindah ke Inter yang sejak awal sudah jadi pilihannya.
Antonio Conte pelatih dengan gaji tertinggi di Serie A musim 2019/20. Foto: AFP/Miguel Medina
Di Inter, Sensi bermain sebagai satu dari tiga gelandang tengah dalam formasi 3-5-2. Menariknya, oleh pelatih Antonio Conte, Sensi diberi peran berbeda ketimbang saat masih bermain untuk Sassuolo. Jika dulu dia sering bermain di kedalaman, kini Sensi diberi kebebasan untuk menjelajah sampai ke depan.
Pertimbangan Conte sederhana saja, sebenarnya. Sensi memang punya kemampuan untuk melakukan apa yang dia minta. Kontrol bolanya bagus, pergerakannya lincah, dan kecerdasannya begitu menonjol. Sensi pun jadi seperti 'Andres Iniesta'-nya Inter.
ADVERTISEMENT
Dari sana, Sensi langsung menemukan permainan terbaiknya. Lewat WhoScored bisa dilihat bahwa statistik ofensifnya bisa naik dari dua hingga tiga kali lipat. Ini bisa terjadi lantaran Sensi tak perlu lagi sering-sering memikirkan pertahanan. Sudah ada Barella dan Marcelo Brozovic yang akan menjaga kedalaman.
Minggu (22/9/2019) dini hari WIB mendatang Inter akan menjalani Derby della Madonnina menghadapi Milan. Dalam laga itu Sensi pantas disebut sebagai pemain Inter yang paling harus diwaspadai oleh Milan. Untuk mengatasi itu, Milan mau tak mau harus segera menemukan stabilitas di lini tengahnya yang masih sarat masalah.