Minim Kreativitas, Milan Dipaksa Menyerah di Kandang Udinese

26 Agustus 2019 1:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fabio Borini berusaha mengirim bola melewati pemain-pemain Udinese. Foto: AFP/Miguel Medina
zoom-in-whitePerbesar
Fabio Borini berusaha mengirim bola melewati pemain-pemain Udinese. Foto: AFP/Miguel Medina
ADVERTISEMENT
Milan mengawali musim 2019/20 dengan kekalahan. Bertandang ke markas Udinese, Stadio Friuli, Minggu (25/8/2019), Rossoneri dipaksa menyerah dengan skor tipis 0-1.
ADVERTISEMENT
Gol tunggal Udinese dicetak oleh Rodrigo Becao pada menit ke-72. Dengan demikian, untuk sementara Milan terjerembab di urutan ke-19, sementara Udinese nangkring di peringkat ketiga klasemen Serie A.
***
Sungguh menarik pemilihan pemain dari Marco Giampaolo untuk menghadapi pertandingan ini. Di lini tengahnya yang berbentuk berlian itu Giampaolo tidak memainkan satu pun jangkar murni. Selain itu, dia juga memerintahkan Fabio Borini untuk menjadi mezzala.
Keputusan Giampaolo itu sebenarnya bisa dengan mudah dipahami. Di sini Milan menghadapi Udinese yang punya hobi menumpuk pemain di lini tengah dan belakang. Maka, memainkan Hakan Calhanoglu sebagai regista dan Borini sebagai mezzala adalah sebuah upaya untuk mengeksekusi sepak bola yang dinamis.
Apakah cara itu berhasil? Well, ya dan tidak. Ya, Milan memang berhasil mendominasi penguasaan bola. Pergerakan pemain mereka begitu mulus dan sedap dipandang. Akan tetapi, produk akhirnya nol besar.
ADVERTISEMENT
Persoalan terbesar Milan pada pertandingan ini adalah menghubungkan lini tengah dengan lini depan. Suso yang ditugasi menjadi trequartista kewalahan menghadapi padatnya lini tengah Udinese.
Alhasil, dalam upaya menghasilkan produk akhir itu para pemain Milan berkhianat pada taktik sang pelatih dan banyak mengandalkan aksi individual. Dengan demikian, serangan-serangan Milan pun kerap mentah sebelum masuk kotak penalti.
Sepanjang babak pertama mereka cuma bisa melepas lima tembakan dan tak ada satu pun yang mengenai sasaran. Bukan hal mengherankan jika babak pertama akhirnya berakhir dengan skor imbang 0-0.
Lucas Paqueta (kiri) dan Jens Stryger Larsen berebut bola di laga Udinese vs Milan. Foto: AFP/Miguel Medina
Pada babak kedua, Milan semakin memburuk. Ketiadaan pemain sayap di formasi Milan dimanfaatkan betul oleh Udinese untuk merangsek naik. Sisi sayap jadi jalan pembuka bagi tuan rumah untuk menembus area sentral pertahanan Milan dan menciptakan kans dari sana.
ADVERTISEMENT
Usaha Udinese itu akhirnya berhasil pada menit ke-72. Lewat sebuah sepak pojok yang dieksekusi Rodrigo De Paul, bek tengah Rodrigo Becao sukses membobol gawang Gigio Donnarumma dengan sundulannya.
Gol Becao itu membuat Milan beraksi dengan memasukkan Ismael Bennacer dan Rafael Leao sekaligus. Masuknya dua pemain ini membuat serangan Milan jadi semakin kaya tetapi itu semua tidak cukup untuk mengubah keadaan karena Udinese pun berhasil merapatkan barisan.
Sampai peluit panjang, tidak ada gol lagi yang tercipta. Milan pun harus pulang dari Udine tanpa membawa satu angka pun.