Piala Dunia Wanita: Christen Press dan Dilema Sayap Kiri Amerika

4 Juli 2019 15:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyerang Timnas AS, Christen Press. Foto: Reuters/Benoit Tissier
zoom-in-whitePerbesar
Penyerang Timnas AS, Christen Press. Foto: Reuters/Benoit Tissier
ADVERTISEMENT
"(Lewat gol itu) aku menjadi Carli Lloyd," kata Christen Press selepas laga semifinal Piala Dunia Wanita 2019, Rabu (3/7/2019) dini hari WIB lalu. "Dalam dua tahun terakhir aku selalu mengamati Carli Lloyd melatih sundulannya. Aku tidak pernah ikut, cuma menonton, dan ternyata apa yang kulakukan itu ada gunanya juga."
ADVERTISEMENT
Dari kepala Press, lahir satu gol Amerika Serikat ke gawang Inggris. Menerima umpan silang akurat dari sahabat karibnya, Kelley O'Hara, Press yang mendapat celah di pertahanan Inggris membelokkan bola masuk ke gawang Carly Telford. Gol itu jadi pembuka kemenangan Amerika Serikat atas Inggris dalam laga yang berkesudahan dengan skor 2-1.
Nama Press pun mendadak jadi bahan perbincangan. Bagi seorang pemain, mencetak gol di momen penting di sebuah turnamen besar adalah wujud kehebatan. Gol itu merupakan bukti bahwa Press adalah sosok yang bisa diandalkan. Apalagi, dalam pertandingan itu dia mengisi tempat yang biasa dihuni sang pemain andalan, Megan Rapinoe.
Rapinoe, bersama Alex Morgan, adalah bintang terbesar Amerika Serikat di Piala Dunia 2019 ini. Dengan menurunnya status Lloyd menjadi kameo pengujung laga seiring bertambahnya usia, Rapinoe dan Morgan menjelma jadi tumpuan utama. Dari kepala dan kaki mereka pun telah muncul 11 gol di sepanjang turnamen.
ADVERTISEMENT
Megan Rapinoe jelang laga vs Spanyol. Foto: AFP/Franck Fife
Di fase gugur, Rapinoe dua kali menjadi pahlawan Amerika. Yakni, saat menghadapi Spanyol di perdelapan final dan Prancis di perempat final. Maka, ketika pemain berambut ungu itu tidak bermain, tanya pun bermunculan. Apa yang dipikirkan pelatih Jill Ellis? Apakah Press, si pengganti, mampu melaksanakan tugasnya dengan baik? Dan, well, pertanyaan-pertanyaan itu terjawab sudah.
Ketika memutuskan untuk menyimpan Rapinoe di bangku cadangan, tidak ada penjelasan sedikit pun dari Ellis. Belakangan baru diketahui bahwa winger 33 tahun itu mengalami cedera ringan. Diperkirakan, pasangan bintang WNBA, Sue Bird, itu bisa tampil di partai final melawan Belanda.
Namun, dengan kemunculan mendadak Press, dilema pun hadir buat Ellis. Siapa yang lebih layak diturunkan di sayap kiri nantinya?
ADVERTISEMENT
Baik Rapinoe maupun Press punya kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Dalam diri Rapinoe, Amerika memiliki seorang bintang yang punya mental baja. Sudah berulang kali dia menampilkan itu baik di dalam maupun luar lapangan. Rapinoe adalah sosok yang tidak kenal takut dan itu adalah modal berharga bagi The Stars and Stripes.
Selain punya mental baja, Rapinoe tentunya juga memiliki kemampuan teknikal yang sulit ditandingi pemain mana pun. Kontrol bolanya sangat baik, umpan dan tembakannya begitu akurat, dan dia pun memiliki kecerdikan untuk melewati adangan lawan dalam situasi satu lawan satu. Pendek kata, Rapinoe punya modal untuk jadi penentu di situasi sulit.
Megan Rapinoe mencetak gol Timnas AS ke gawang Prancis di perempat final Piala Dunia Wanita 2019. Foto: Benoit Tessier/Reuters
Meski demikian, kelebihan Rapinoe itu bisa juga menjadi kekurangannya. Penggawa Reigns FC ini memang ahlinya mengadali lawan, tetapi cara bermain seperti itu kerapkali menghambat progresi permainan Amerika. Dengan keberadaan Rapinoe pun seringkali serangan Amerika terlampau terpusat pada dirinya. Padahal, pemain-pemain lain macam Tobin Heath di sayap kanan juga tak kalah kompeten.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Rapinoe sudah tidak muda lagi. Sulit untuk memintanya bermain naik-turun selama 90 menit atau lebih, khususnya jika menghadapi bek sayap yang agresif. Faktor inilah yang salah satunya membuat Ellis percaya pada Press untuk turun di laga melawan Inggris.
Di sisi kanan pertahanan, Inggris punya Lucy Bronze. Pemain Lyon itu begitu atletis dan punya teknik sangat bagus khususnya dalam membantu serangan. Laga kontra Norwegia adalah bukti kehebatan Bronze dalam beroperasi di sisi kanan. Di situ dia menciptakan satu assist, satu gol, dan satu umpan kunci yang berbuah satu gol.
Menghadapi pemain seperti itu, Ellis memilih Press yang tiga tahun lebih muda dari Rapinoe. Press yang juga sangat kuat secara atletis itu mampu memberi tekanan hebat pada Bronze sehingga permainan Inggris pun tidak begitu berkembang, utamanya pada babak pertama.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, Press juga terbukti merupakan sosok goalgetter andal. Dengan golnya ke gawang Inggris tadi, wanita asli California ini sudah mengoleksi 49 gol di level internasional dari 121 laga. Jumlah gol Press itu sama persis dengan jumlah gol milik Rapinoe yang punya 157 caps. Artinya, kualitas Press tidak jauh berbeda dengan Rapinoe.
Christen Press dan Kelley O'Hara merayakan gol AS ke gawang Inggris. Foto: AFP/Franck Fife
Satu hal lain, cara bermain Press pun bisa dikatakan lebih menguntungkan tim. Aslinya, Press adalah seorang penyerang tengah. Itulah mengapa, secara natural dia lebih mampu mengeksekusi pass and move ketimbang Rapinoe. Jika Amerika ingin bermain lebih cair, Press layak dijadikan pilihan utama.
Walau demikian, laga final adalah laga final. Rapinoe yang bermental baja dan lebih kaya pengalaman itu semestinya bisa membawa keuntungan lebih bagi Amerika di partai seperti itu. Di babak perempat final saat menghadapi Prancis, hal tersebut sudah tampak.
ADVERTISEMENT
Kala itu, Rapinoe bermain sejak awal sebagai co-captain bersama Morgan dan dia mampu memberi ketenangan pada rekan-rekannya. Sebaliknya, kapten Prancis, Amandine Henry, tampak begitu tegang. Hasilnya, Rapinoe mampu mencetak dua gol untuk meloloskan Amerika ke semifinal.
Dengan demikian, pilihan terbaik Ellis adalah tetap memainkan Rapinoe sebagai starter. Keberadaannya dijamin bakal membuat pemain-pemain Belanda, terutama bek kanan Desiree van Lunteren, terintimidasi. Namun, ketika Rapinoe dirasa tak mampu memecah kebuntuan, Press bakal siap dengan kejutan-kejutan yang dia bawa dari bangku cadangan.