Sassuolo Makin Berbahaya, Juventus Harus Pasang Kuda-kuda

14 September 2018 15:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sassuolo musim 2018/19 lebih tajam dan solid. (Foto: Getty Images/Pier Marco Tacca)
zoom-in-whitePerbesar
Sassuolo musim 2018/19 lebih tajam dan solid. (Foto: Getty Images/Pier Marco Tacca)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bukan sulap, bukan sihir, tetapi sejauh ini, Sassuolo adalah tim terproduktif di Serie A. Capaian ini, salah satunya, berasal dari meningkat drastisnya rasio konversi tembakan mereka dibandingkan musim lalu.
ADVERTISEMENT
Sepeninggal Eusebio Di Francesco -- serta Lorenzo Pellegrini -- yang dibajak oleh Roma, Sassuolo limbung. Mereka kehilangan identitas; permainan bola-bola pendek yang sempat mengantarkan mereka ke Liga Europa itu seperti lenyap ditelan bumi.
Cristian Bucchi yang ditunjuk menggantikan Di Francesco tidak bertahan lama. Sembilan kekalahan dari 15 pertandingan membuatnya dipecat pada akhir November 2017. Sassuolo akhirnya menunjuk Giuseppe Iachini, tetapi eks pelatih Palermo itu hanya berfungsi sebagai 'pemadam api'. Sassuolo selamat dari degradasi, tetapi hanya sebatas itu saja pencapaian mereka.
Salah satu yang menjadi masalah terbesar Sassuolo musim lalu adalah buruknya kualitas lini depan mereka. Padahal, komposisi pemain yang mereka miliki praktis sama dengan komposisi pemain era Di Francesco. Hanya, sistem yang buruk membuat mereka jadi tim dengan koleksi gol tersedikit di Serie A (29). Tak heran, memang, karena rasio konversi tembakan mereka cuma sampai angka 5,8%.
ADVERTISEMENT
Sassuolo lantas berbenah. Pelatih baru mereka tunjuk. Akan tetapi, pilihan klub asal Emilia-Romagna ini mengundang tanya. Pasalnya, sosok yang mereka pilih sebagai allenatore adalah sosok yang gagal menyelamatkan Benevento dari jerat degradasi musim lalu: Roberto De Zerbi.
Meski demikian, De Zerbi sampai sejauh ini mampu membuktikan bahwa dirinya hanya kurang beruntung musim lalu, karena harus menangani tim dengan kualitas pemain serendah Benevento. Di Sassuolo yang punya materi pemain lebih bagus, eksekusi rencana permainan pria 39 tahun itu jadi lebih baik.
Tak seperti pada era Di Francesco, bersama De Zerbi, Sassuolo tampil lebih lugas. Mereka tak banyak menguasai bola dengan catatan possession rata-rata hanya 48,2%. Namun, mereka selalu agresif dalam merebut bola dan melakukan serangan balik. Catatan 12,7 tekel per gim dan 11,7 tembakan per pertandingan adalah bukti sahihnya.
ADVERTISEMENT
Hasilnya bisa terlihat dari jumlah gol dan poin Sassuolo saat ini. Ya, musim memang baru dimulai, tetapi ada potensi besar dalam diri Domenico Berardi dan kawan-kawan. Saat ini, Sassuolo telah mengemas dua kemenangan dan satu hasil imbang. Rentetan hasil itu membuat mereka ada di urutan dua klasemen sementara, persis di bawah Juventus.
Yang lebih spesial lagi adalah torehan gol Sassuolo. Dari tiga pertandingan itu mereka sudah berhasil bikin delapan gol. Jumlah ini lebih banyak dibanding milik Juventus yang 'baru' mengemas tujuh gol.
Alasan di balik ini, kembali lagi, adalah rasio konversi tembakan. Dari tiga pertandingan, Sassuolo berhasil mencatatkan rasio konversi hingga 22,8% alias hampir empat kali lipat catatan mereka musim lalu. Berardi dan Kevin-Prince Boateng menjadi bintang sejauh ini dengan masing-masing dua golnya.
ADVERTISEMENT
Sassuolo sendiri tak cuma bisa menang melawan tim yang kelasnya sama dengan mereka. Pada pertandingan pekan pertama, Sassuolo sukses menekuk Internazionale dengan skor 1-0. Di laga tersebut, Sassuolo kalah telak dari segi penguasaan bola (37% berbanding 67%), tetapi bisa mengimbangi dari segi tembakan (12 berbanding 14).
Capaian Sassuolo itu bakal mendapat ujian berat bernama Juventus di giornata keempat, Minggu (16/9/2018) malam WIB. Sampai sejauh ini, Juventus punya rekor sempurna di Serie A. Selain itu, mereka juga punya rekor apik kala bersua Sassuolo. Dari lima pertandingan terakhir, Juventus selalu menang, termasuk kala menggunduli Sassuolo 7-0 musim lalu.
Kebetulan, pertahanan Sassuolo juga masih sedikit bermasalah. Dari tiga laga tadi, mereka telah kemasukan lima gol. Di sini, peluang Juventus menjadi lebih besar lagi. Akan tetapi, ketajaman Sassuolo itu tetap bakal jadi senjata tersendiri yang harus diwaspadai oleh 'Si Nyonya Tua'. Terlebih, Giorgio Chiellini cs. malah sudah kemasukan tiga gol saat menghadapi tim yang levelnya ada di bawah mereka.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan bahwa Juventus takkan menghadapi Sassuolo yang mereka hajar musim lalu. Sassuolo yang ini lebih berbahaya dan sudah sepantasnya Juventus pasang kuda-kuda.