Skenario Valencia, Getafe, dan Sevilla untuk Lolos ke Liga Champions

16 Mei 2019 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Trofi Liga Champions. Foto: REUTERS/Eric Gaillard
zoom-in-whitePerbesar
Trofi Liga Champions. Foto: REUTERS/Eric Gaillard
ADVERTISEMENT
Wajar jika Javier Tebas tidak suka ide terbaru UEFA soal reformasi kompetisi antarklub Eropa. Menurut Presiden La Liga itu, reformasi yang direncanakan UEFA berpotensi membunuh kompetisi domestik, dan dia tidak salah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan dokumen terbaru, UEFA yang bekerja sama dengan Asosiasi Klub Eropa (ECA) itu ingin mengebiri relevansi liga-liga domestik dalam menentukan peserta kompetisi antarklub level kontinental. Di Liga Champions, misalnya, jika wacana itu terwujud, mulai 2024 nanti hanya akan ada empat klub yang berhak lolos ke turnamen tersebut melalui jalur kompetisi domestik.
Dengan situasi demikian, seperti kata Tebas, liga domestik akan terkebiri keseruannya. Jika itu berlanjut dan berlanjut, lama kelamaan liga-liga itu akan mati karena sponsor tentunya akan beralih ke kompetisi yang lebih seru di mata mereka, yaitu kompetisi antarklub Eropa tadi.
Namun, segala perubahan itu masih belum pasti akan terwujud. Ketidaksetujuan Tebas dan sejumlah pemangku kebijakan lain kemungkinan besar akan memaksa UEFA dan ECA untuk mengurungkan niatnya. Selama rencana itu belum terwujud, pemirsa masih bisa menyaksikan keseruan-keseruan seperti yang ada di papan atas La Liga saat ini.
ADVERTISEMENT
Tinggal satu pertandingan lagi dan La Liga 2018/19 akan berakhir. Barcelona sudah dipastikan jadi juara, Atletico Madrid dan Real Madrid sudah pasti akan bermain di Liga Champions musim depan, Rayo Vallecano dan Huesca telah terdegradasi. Kini, pertempuran di La Liga tinggal berlangsung dalam dua front.
Front pertama ada di zona degradasi melibatkan dua kesebelasan: Girona dan Celta Vigo. Ini adalah soal hidup dan mati tetapi pertarungan antara dua tim ini sudah tak lagi seru. Pasalnya, Girona saat ini sudah tertinggal tiga angka dari Celta. Selain itu, dalam urusan selisih gol, Girona pun tertinggal enam dari Celta. Istilahnya, sekarang ini Girona sudah sekarat dan hampir dipastikan bakal mati.
Pertarungan lebih seru terjadi di front kedua, yaitu front perebutan satu tiket Liga Champions. Menjadi lebih seru karena selain melibatkan tiga klub, jarak antara tim teratas dan terbawah dalam perebutan ini hanya dua poin. Artinya, segalanya bisa terjadi.
ADVERTISEMENT
Tiga tim yang masih berpeluang lolos ke Liga Champions itu adalah Valencia, Getafe, dan Sevilla. Di antara mereka, Sevilla-lah yang posisinya paling tidak menguntungkan karena saat ini berada di urutan enam dengan 56 poin, terpaut dua angka dari Valencia dan Getafe. Namun, tentu saja kans mereka belum tertutup.
Lantas, sebesar apa sebenarnya kans ketiga tim ini? Siapa yang akan mereka hadapi di laga terakhir dan seperti apa skenario terbaik agar mereka bisa berkompetisi di Liga Champions musim depan?
Valencia dan Tren Menurunnya
Di atas kertas, Valencia akan menghadapi lawan mudah pada jornada terakhir La Liga. Lawan mereka hanyalah Real Valladolid yang saat ini duduk di peringkat 16 alias dua setrip di atas zona degradasi. Akan tetapi, bukan berarti Valencia akan mengakhiri laga ini dengan hasil yang mereka inginkan.
ADVERTISEMENT
Pemain-pemain Valencia usai menang atas Alaves. Foto: AFP/Jose Jordan
Dalam enam pertandingan terakhir, Valencia telah menelan empat kekalahan, termasuk dua kekalahan melawan Arsenal di semifinal Liga Europa. Di La Liga, dua kekalahan itu mereka derita saat menghadapi Atletico Madrid dan Eibar.
Di saat yang bersamaan, Valladolid justru tengah berada dalam masa kebangkitan. Setelah hanya mendapat dua kemenangan dalam 20 laga sejak pertengahan Desember tahun lalu, Valladolid bangkit pada akhir April silam. Dalam empat laga terakhir, mereka mampu memetik tiga kemenangan. Sembilan poin berharga inilah yang akhirnya menyelamatkan mereka dari demosi.
Walau begitu, tren menurun Valencia itu sejatinya hanya tampak buruk karena kekalahan dari Arsenal. Apabila dua kekalahan tadi tak masuk hitungan, sesungguhnya Los Che punya rekor tiga kali menang dan dua kali kalah dalam lima laga termutakhir. Dua kemenangan di antaranya bahkan mereka raih secara beruntun, yaitu atas Huesca dan Deportivo Alaves.
ADVERTISEMENT
Artinya, Valencia masih sangat pantas diunggulkan untuk menang melawan Valladolid. Terlebih, mereka memiliki pemain-pemain yang lebih baik dan punya lebih banyak pengalaman berebut tiket final Liga Champions. Musim ini, sebelum terjun ke Liga Europa, Valencia terlebih dahulu menjadi peserta Liga Champions.
Akan tetapi, pasukan Marcelino Garcia Toral ini harus waspada karena pada pertandingan pertama di Mestalla mereka ditahan imbang oleh Valladolid. Ini merupakan bukti bahwa Valladolid sebenarnya punya kemampuan untuk mengimbangi Valencia.
Pelatih Valencia, Marcelino Garcia Toral. Foto: REUTERS/Heino Kalis
Getafe yang Dapat Lawan Tricky
Jika peringkat klasemen sepenuhnya bisa dijadikan rujukan, maka Getafe tentunya akan mampu mengalahkan Villarreal di pekan terakhir nanti. Pasalnya, 'Kapal Selam Kuning' saat ini ada sembilan tingkat di bawah mereka. Namun, ya, sepak bola tentunya bukan hitung-hitungan sederhana.
ADVERTISEMENT
Villarreal adalah lawan yang sukar ditebak. Mereka sebenarnya memiliki skuat lumayan bagus. Ada pemain-pemain macam Santi Cazorla, Vicente Iborra, Mario Gaspar, sampai Pablo Fornals di sana. Namun, ada alasan mengapa mereka bisa terdampar sampai ke peringkat belasan: inkonsistensi.
Inkonsistensi itu mereka alami hampir sepanjang musim. Bahkan, ketika mereka mulai bangkit pada Maret lalu, inkonsistensi sempat pula menyerang. Kendati begitu, dalam tujuh pertandingan terakhir, Villarreal mampu menunjukkan kemampuan yang sesungguhnya. Empat kemenangan plus satu hasil imbang berhasil mereka raup dari sana.
Terakhir, Villarreal sukses meraih kemenangan atas Eibar. Di saat yang bersamaan, Eibar harus mengakui keunggulan Barcelona. Oke, kalah dari Barcelona memang hal yang wajar, tetapi kekalahan itu semakin mempertegas naik-turun performa Getafe dalam sepuluh pertandingan terakhir.
ADVERTISEMENT
Semenjak menang tiga kali beruntun pada akhir Februari dan awal Maret, Getafe selalu mendapat hasil berbeda di sepuluh pekan berikutnya. Setelah imbang kalah, lalu imbang lagi, kemudian menang, dan seterusnya. Ini artinya, Getafe perlahan mulai kehabisan bahan bakar karena skuat mereka memang sebenarnya tak didesain untuk bersaing di level tertinggi.
Walau begitu, Getafe punya keunggulan tersendiri atas Villarreal. Pada laga pertama di Estadio de la Ceramica, anak-anak asuh Jose Bordalas itu mampu memetik kemenangan 2-1. Di pekan ke-38 nanti mereka akan bermain di kandang. Semestinya, mereka bisa memanfaatkan itu untuk kembali meraih angka penuh. Namun, perlu diingat bahwa Villarreal yang sekarang bukanlah Villarreal yang dulu mereka kalahkan.
Sevilla Punya Lawan Berat dan Kans yang Paling Kecil
ADVERTISEMENT
Kemudian, ada Sevilla. Di saat dua pesaingnya hanya akan menghadapi tim berperingkat belasan, mereka bakal bertemu dengan sesama penghuni papan atas, Athletic Club. Saat ini klub kebanggaan masyarakat Basque itu ada di peringkat tujuh klasemen, satu tingkat persis di bawah Sevilla.
Dari situ saja bisa disimpulkan bahwa Athletic adalah lawan berat bagi Sevilla. Terlebih, rekor Los Leones akhir-akhir ini lebih baik ketimbang Los Nervioenses. Dalam lima pertandingan terakhir Athletic mampu meraih dua kemenangan dan satu hasil imbang. Sedangkan, Sevilla selalu gagal menang dalam tiga laga terakhir dan cuma menang sekali dari lima pertandingan termutakhir.
Walau demikian, pertandingan antara dua tim ini nanti akan dilangsungkan di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan. Sepanjang musim, Sevilla punya rekor cukup apik di kandangnya itu dengan torehan 11 kemenangan dari 18 laga. Sebaliknya, Athletic cuma bisa menang empat kali dari 18 laga tandangnya.
ADVERTISEMENT
Skenarionya Seperti Apa?
Pada prinsipnya, untuk lolos ke Liga Champions, baik Valencia, Getafe, maupun Sevilla sama-sama harus meraih kemenangan. Akan tetapi, ada hal-hal lain yang harus terpenuhi dan setiap tim punya syaratnya masing-masing.
Valencia, sebagai tim teratas, jelas paling diuntungkan. Mereka punya 58 poin dan selisih gol +14. Namun, keuntungan ini tidak seberapa berarti. Pasalnya, Getafe, dengan poin yang sama, punya selisih gol +13. Jika Valencia menang 1-0 atas Valladolid dan Getafe menang 3-0 atas Villarreal, maka Getafe-lah yang akan lolos ke Liga Champions.
Bryan Gil merayakan gol bersama Pablo Sarabia. Foto: AFP/Cristina Quicler
Itulah mengapa, bagi Valencia dan Getafe, resep untuk lolos ke Liga Champions sederhana saja sebetulnya, walaupun realisasinya tentu tidak mudah. Mereka harus menang dengan margin sebesar-besarnya.
ADVERTISEMENT
Bagi Sevilla, skenarionya sedikit lebih rumit karena nasib mereka tak bisa ditentukan sendiri. Meraih kemenangan tentu saja merupakan harga mati bagi mereka untuk bisa masuk empat besar. Namun, di saat yang bersamaan, Getafe dan Valencia tidak boleh menang.
Sevilla kini punya selisih gol +13. Skenarionya, jika Getafe dan Valencia bermain imbang dan mereka menang dengan margin minimal dua gol, Sevilla akan lolos secara otomatis. Bahkan, kalau menang dengan margin satu gol pun Sevilla tetap bakal ke Liga Champions karena unggul jauh dalam soal jumlah gol (60, berbanding 49 milik Valencia dan 46 milik Getafe).
Akan tetapi, sekali lagi, Getafe dan Valencia bakal mendapat lawan yang di atas kertas lebih mudah. Bisa jadi, justru Sevilla tersungkur pada pekan terakhir nanti, sementara kedua kesebelasan pesaing itu meraih kemenangan.
ADVERTISEMENT
***
Keseruan hingga pekan terakhir inilah yang membuat liga-liga domestik tidak pernah kehilangan massa. Apalagi, di La Liga musim ini ada Getafe yang berpeluang masuk Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah. Semenarik-menariknya turnamen level kontinental, kisah dongeng seperti yang dimiliki Getafe ini tidak banyak tercipta.
Di ujung jalan nanti Getafe bisa saja gagal ke Liga Champions. Akan tetapi, menyebut musim ini sebagai sebuah kegagalan adalah kesalahan besar. Jika UEFA bersikeras untuk mengenyahkan kisah-kisah seperti ini, bisa jadi merekalah nantinya yang justru bakal merugi.