Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
SOS: Gaji Luis Milla Rp 2 Miliar per Bulan, PSSI Tak Sanggup Bayar
6 September 2018 19:17 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Di Asian Games 2018, Luis Milla gagal menunaikan misi membawa Timnas Indonesia U-23 lolos ke babak semifinal. Akan tetapi, kegagalan itu tak lantas membuat Milla diganjar dengan cemooh atau celaan. Eks pemain Barcelona itu justru mendapat puja-puji.
ADVERTISEMENT
Jika kesuksesan pelatih merujuk pada prestasi, Milla adalah pelatih yang gagal. Tak ada prestasi prestisius yang berhasil diraih sosok berusia 52 tahun itu selama mengarsiteki Timnas Indonesia. Capaian terbaik Milla hanya medali perunggu SEA Games Malaysia 2017.
Rapor buruk yang didapatkan Milla tak membikin pecinta sepak bola Tanah Air mengecap ia sebagai juru taktik yang buruk. Bahkan, Milla dinilai mampu membuat permainan Hanasamu Yama Pranata cs. berkembang pesat sekaligus berhasil mengeluarkan potensi pesepak bola Indonesia.
Efeknya, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengambil keputusan untuk mempertahankan Milla dengan memperpanjang kontraknya selama satu tahun. Hal itu bahkan dikatakan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi.
Yang jadi persoalan, perpanjangan kontrak Milla cuma dikatakan oleh PSSI. Pihak Milla sendiri, sampai saat ini, belum mengeluarkan pernyataan terkait kontrak tersebut. Terlebih Milla juga masih berada di Spanyol.
ADVERTISEMENT
Koordinator Save Our Soccer (SOS) --lembaga swadaya yang memantau isu sepak bola nasional--Akmal Marhali, merespons simpang siur perpanjangan kontrak Milla dengan curiga.
"Ini drama bernama Luis Milla , kalau saya mengatakan demikian. Kenapa saya tak yakin (Milla) diperpanjang? Saya ragu atas kontrak Luis Milla sendiri. Kalau dia mendapatkan kontrak satu tahun, kok, tiba-tiba berhenti di Agustus karena kalau lihat kontrak, masa bakti Milla mulainya dari awal Januari," ucap Akmal ketika dihubungi kumparanBOLA, Kamis (6/9/2018).
Kecurigaan SOS semakin meruncing manakala ketetapan PSSI terkait perpanjangan kontrak Milla diambil ketika sang juru taktik sudah pulang ke Spanyol. Ya, usai keok dari Uni Emirat Arab di babak 16 besar, Milla memutuskan untuk kembali ke Spanyol.
ADVERTISEMENT
"Kalau mau diperpanjang setelah Asian Games (seharusnya) dilakukan pembicaraan lebih dulu. Ini 'kan enggak. Pengumuman perpanjangan kontrak setelah Luis Milla sudah di Spanyol. Kemudian informasi yang beredar sekarang menyatakan bahwa Luis Milla belum menerima perpanjangan kontrak karena minta fasilitas," ujar Akmal.
"Saya pikir ini semuanya drama yang sedang dimainkan PSSI. Pada kenyataannya, PSSI tak punya minat untuk memperpanjang kontrak Luis Milla karena tak punya uang untuk bayar gajinya," katanya.
"Gaji dia sekitar Rp 2 miliar satu bulannya itu. Sepertinya, secara finansial, PSSI tak mampu memperpanjang kontrak (membayar), sementara masyarakat menuntut Luis Milla dipertahankan," ucap Akmal.
Di akhir perbincangan, Akmal pun menyinggung seretnya prestasi yang diukir Milla. Menurutnya, kegagalan Milla tak bisa dilepaskan dari buruknya PSSI dalam mengelola waktu. Ya, seperti jadwal Piala AFF (8 November-15 Desember 2018) yang berbarengan dengan fase akhir Liga 1.
ADVERTISEMENT
"Kalau permasalahannya (prestasi) kesalahan tak sepenuhnya berada pada Luis Milla , tapi bagaimana PSSI mengelola waktu sinkronisasi kompetisi dengan pelatnas Timnas. Kemudian Timnas tak punya waktu maksimal untuk persiapan untuk event yang diikuti," tutupnya.