Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
AS Roma menutup giornata kesembilan Serie A 2018/19 dengan raihan minor. Berlaga di kandang sendiri, Stadion Olimpico, pada Sabtu (20/10/2018), Roma justru menuai kekalahan 0-2 dari SPAL. Dua gol SPAL yang sanggup mempermalukan Roma itu dicetak oleh Andrea Petagna (38) dan Kevin Bonifazi (56).
ADVERTISEMENT
Skema 4-2-3-1 dipilih Eusebio Di Francesco di pertandingan kali ini. Edin Dzeko yang berperan sebagai penyerang tunggal ditopang Cengiz Uender, Lorenzo Pellegrini, dan Stephan El Shaarawy. Sementara, SPAL cenderung memulai laga dengan format defensif 3-5-2 dengan menempatkan Alberto Paloschi dan Andrea Petagna di lini terdepan.
Pada kenyataanya, Roma tampil menggigit di sepanjang babak pertama. Hal ini terlihat jelas dari catatan statistik yang menunjukkan 9 tembakan yang berbanding dengan 2 tembakan milik SPAL. Bahkan 5 dari 9 tembakan itu juga mengarah ke gawang. Dalam 10 pertama saja, Lorenzo Pellegrini, Dzeko, dan Steven N'Zonzi sudah berhasil membukukan masing-masing satu tembakan tepat sasaran yang berhasil diamankan oleh sang penjaga gawang.
Di sepanjang babak pertama, Dzeko kembali menjadi sosok yang begitu mengancam area pertahanan lawan. Total, ada empat upaya tembakan yang berhasil ia catatkan. Penampilan impresif Dzeko tak bisa dipisahkan dari suplai memadai dari sektor sayap. Di kiri, ada Shaarawy yang ditopang oleh Luca Pellegrini sebagai full-back. Sementara, area kanan menghadirkan duet Uender dan Alessandro Florenzi.
ADVERTISEMENT
Namun yang menjadi persoalan, anak-anak asuh Leonardo Semplici begitu tangguh dalam memutus serangan. Total, mereka membukukan 8 tekel sukses, 14 sapuan, dan 10 sapuan. Itu belum ditambah dengan kecenderungan Mirko Valdifiori untuk mengambil posisi lebih mundur dibandingkan dengan gelandang lainnya sehingga sanggup memutus serangan Roma di dekat kotak penalti.
Walau Roma tampil sebagai kubu yang berlimpah peluang, SPAL jugalah yang berhasil membukukan keunggulan pertama. Pelanggaran Luca Pellegrini di kotak terlarang membikin wasit menghadiahi SPAL dengan tendangan penalti. Sial bagi kubu Olimpico, Petagna yang ditunjuk sebagai algojo titik putih sanggup menyelesaikan tugasnya dengan piawai. Alhasil, keunggulan 1-0 berhasil disegel SPAL di menit 38.
Setelahnya, Roma kembali menggempur tamunya itu dengan serangan bertubi-tubi. Namun, ketangguhan sang kiper juga menjadi permasalahan yang membikin keran gol Roma pampat di sepanjang paruh pertama. Akibatnya, babak pertama usai dengan keunggulan sementara 1-0 untuk SPAL.
ADVERTISEMENT
Usai turun minum, situasi tak berubah banyak. Roma tetap mendominasi dalam perkara serangan, SPAL tampil agresif dalam memutus bangunan serangan lawan. Sayangnya, keasyikan menyerang membikin Roma melakukan kesalahan klasik: melupakan pertahanan. Berawal dari skema tendangan sudut, Valdifiori mengirimkan umpan silang yang dilanjutkan dengan sundulan mengarah gawang oleh Kevin Bonifazi yang tak terkawal dari dalam kotak penalti. Untuk sementara, Roma tertinggal 0-2 dari sang tamu.
Hingga memasuki menit 70-an, Roma tetap mendominasi serangan. Total dari babak kedua dimulai hingga menit 72, mereka sudah mencatatakan 5 upaya tembakan tambahan. Namun, keunggulan membikin SPAL juga mulai berani bermain terbuka. Petagna menjadi sosok yang begitu mengancam di 20 menit awal babak kedua lewat 4 tembakan tepat sasarannya.
ADVERTISEMENT

Demi menambah variasi serangan, Di Francesco memasukkan Javier Pastore dan menarik keluar Luca Pellegrini. Tapi, keadaan belum berubah walau laga sudah memasuki menit 80-an.
Di menit 83, Roma memiliki peluang untuk setidaknya, memperkecil ketertinggalan. Memanfaatkan umpan Shaarawy, Dzeko melesakkan sundulan yang mengarah ke sudut kiri gawang lawan. Sayangnya, penampilan prima Alfred Gomis di bawah mistar kembali menggagalkan peluang ini.
Sebenarnya, Gomis adalah kiper pengganti yang baru masuk di menit 74. Keputusan ini harus diambil karena kiper utama mereka, Vanja Milinkovic-Savic, diusir wasit setelah mengemas kartu kuning kedua. Padahal, di sepanjang laga, Milinkovic-Savik tampil brilian lewat 6 aksi penyelamatannya.
Menyoal rangkaian serangan dari kubu Roma, Nzonzi dan Ante Coric sebenarnya punya peran vital dengan intensitas umpan yang dikirimkan. Hingga dua menit jelang waktu normal selesai, Nzonzi mencatatkan 78 umpan sukses dan Coric membukukan 56 umpan sukses. Keduanya menjadi pemain Roma yang paling banyak memberikan umpan sukses.
ADVERTISEMENT
Bila Roma memiliki Nzonzi dan Coric yang begitu rajin melayani Dzeko dengan umpan-umpan akuratnya, SPAL memiliki Valdifiori dan Thiago Cionek yang begitu beringas memutus serangan. Alhasil, Dzeko yang paling sering menjadi pemain yang mengancam serangan itu menjadi pemain yang juga paling sering kehilangan bola. Total, sudah empat kali Dzeko kehilangan bola.

Di injury time, baik Roma maupun SPAL tetap berusaha saling menggempur. Kerja sama Lorenzo Pellegrini dan Dzeko kembali membahayakan gawang SPAL di menit 91. Umpan lambung Lorenzo Pellegrini kembali disambut dengan sundulan mengarah gawang yang masih bisa ditepis kiper.
Dua menit berselang, giliran Petagna yang berupaya menambah koleksi golnya. Keberhasilannya menerima umpan dari Mohamed Fares berlanjut dengan aksi dribel yang mengantarkannya masuk ke kotak penalti lawan. Namun, tendangan yang menyasar sudut kiri bawah itu masih berhasil digagalkan oleh Robin Olsen.
ADVERTISEMENT
Delapan belas upaya tembakan yang menggambarkan seagresif apa Roma di laga ini berakhir antiklimaks. Upaya-upaya tersebut tak sanggup mengantarkan Roma pada kemenangan atas tamunya. Pada akhirnya, SPAL pulang dengan membawa kisah kemenangan 2-0 dari Olimpico.