Sudah Pantaskah Thibaut Courtois Disebut Pembelian Gagal?

26 November 2018 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Courtois bersiap jelang laga melawan Viktoria Plzen. (Foto: Reuters/David W. Cerny)
zoom-in-whitePerbesar
Courtois bersiap jelang laga melawan Viktoria Plzen. (Foto: Reuters/David W. Cerny)
ADVERTISEMENT
Sudah sejak musim lalu Thibaut Courtois menyatakan keinginannya untuk kembali ke ibu kota Spanyol, Madrid. Di masa-masa awal kariernya dulu dia pernah mengecap kesuksesan di kota itu bersama Atletico Madrid. Courtois pun kemudian membangun hidupnya di sana. Dia bertemu dengan wanita yang kelak memberinya dua anak di kota tersebut.
ADVERTISEMENT
Alasan itulah yang digunakan Courtois untuk menyatakan ketidakbetahannya di Chelsea pada musim 2017/18. Akhirnya, pada musim panas 2018, usai penampilan gemilang di Piala Dunia, Courtois mendapatkan apa yang dia inginkan. Chelsea akhirnya melego kiper berkebangsaan Belgia itu ke Real Madrid dengan banderol 38,8 juta euro.
Sebenarnya, Real Madrid sudah memiliki kiper utama dalam diri Keylor Navas. Sejak bergabung dengan El Real pada 2014, kiper asal Kosta Rika itu sudah berhasil mempersembahkan sepuluh trofi, termasuk tiga gelar Liga Champions. Kiper dengan reputasi seperti itulah yang kudu dihadapi Courtois di Real Madrid.
Kiper Real Madrid, Keylor Navas. (Foto: AFP/Javier Soriano)
zoom-in-whitePerbesar
Kiper Real Madrid, Keylor Navas. (Foto: AFP/Javier Soriano)
Nyatanya, Courtois menang. Sampai sejauh ini Navas baru bermain enam kali untuk Real Madrid. Sekali di Piala Super Eropa, dua kali di La Liga, dan tiga kali di Liga Champions. Courtois, sementara itu, telah turun 12 kali. Sebelas kali di La Liga, sekali di Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, tampil lebih banyak tak serta merta membikin Courtois tampil lebih baik ketimbang Navas. Setidaknya, begitulah jika jumlah kebobolan bisa dijadikan patokan.
Pada pertandingan termutakhir, Sabtu (24/11/2018) malam WIB lalu, gawang Courtois dijebol tiga kali oleh Eibar di Ipurua. Real Madrid pun menelan kekalahan kelimanya di La Liga musim ini dan terjebak di urutan enam. Mereka tertinggal enam poin dari Sevilla yang ada di puncak klasemen.
Bagi Courtois sendiri, tiga gol Eibar tadi membuat gawangnya sudah kemasukan 18 kali. Sebagai perbandingan, Navas 'hanya' kebobolan enam kali dalam enam pertandingan. Itu berarti, rasio kebobolan Courtois lebih besar 50% ketimbang rasio kebobolan Navas per laganya.
Kepa Arrizabalaga merapat ke Chelsea. (Foto: Dok. Chelsea)
zoom-in-whitePerbesar
Kepa Arrizabalaga merapat ke Chelsea. (Foto: Dok. Chelsea)
Lebih menyakitkan lagi bagi Courtois, kiper yang diboyong Chelsea untuk menggantikannya, Kepa Arrizabalaga, sejauh ini sukses tampil apik di bawah mistar. Kepa, mantan penjaga gawang Athletic Club itu, baru kemasukan 12 kali dari 17 pertandingan. Jika dirata-rata, Kepa hanya kemasukan 0,7 gol per laga, Navas 1 gol per laga, sementara Courtois 1,5 gol per laga.
ADVERTISEMENT
Sebetulnya, Courtois tidak cuma tampil buruk di Real Madrid. Bersama Timnas Belgia pun pria 26 tahun itu harus menerima kenyataan pahit di laga pemungkas Nations League, 19 November lalu.
Menghadapi Swiss, Courtois gagal mencegah gawangnya bobol sampai lima kali. Alhasil, Belgia pun kalah 2-5 dan gagal melaju ke semifinal. Selain itu, lima gol di laga tersebut plus tiga gol saat melawan Eibar membuat Courtois sudah kemasukan delapan gol dalam 154 menit penampilan. Delapan gol itu adalah jumlah kebobolan Kepa dalam 12 penampilan bersama Chelsea, sebelum gawangnya koyak tiga kali kala berhadapan dengan Tottenham Hotspur.
Nah, dari sini bisa ditarik sebuah pertanyaan: Apakah Courtois sudah bisa dicap sebagai pembelian gagal? Untuk saat ini, mungkin, ya. Namun, Courtois masih punya waktu banyak di Los Blancos. Bukan tidak mungkin penampilannya akan membaik seiring dengan pulihnya performa Real Madrid secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT