Tentang Kemungkinan Berkurangnya Slot Pemain Asing di Premier League

14 November 2018 7:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Trofi Premier League (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Trofi Premier League (Foto: REUTERS/Phil Noble)
ADVERTISEMENT
Gaung Premier League sebagai liga terbesar di dunia sulit terbantahkan. Selain diisi oleh klub-klub kaya, dari segi gelar maupun finansial, kompetisi yang resmi didirikan pada 1992 lalu itu juga dihuni oleh banyak pemain bintang dari berbagai penjuru benua. Pondasi-pondasi ini yang membuat Premier League memiliki daya jual lebih ketimbang liga lainnya.
ADVERTISEMENT
Federasi Sepak Bola Inggris (FA) baru-baru ini telah memutuskan kebijakan anyar terkait slot pemain asing di Premier League. Sebagaimana dikabarkan Times, FA berniat memangkas jumlah pemain asing yang semula 17 menjadi 12. Selain demi pengembangan bakat-bakat lokal Inggris, kebijakan ini juga erat kaitannya dengan Brexit, gerakan pencabutan Britania Raya dari Uni Eropa.
"Kami terus bekerja dengan Premier League, EFL (Liga Sepak Bola Inggris), dan berbagai departemen pemerintah, termasuk: DCMS (Departemen Digital, Budaya, Media, dan Olahraga); Departemen Dalam Negeri; dan Departemen Keuangan selama periode konsultasi ini," ungkap juru bicara FA kepada Reuters.
Rencananya, FA akan menyodorkan proposal tersebut ke para klub kontestan Premier League pada pekan ini. Bukan perkara yang gampang, mengingat dari 20 kesebelasan yang terdaftar, 13 di antarnya telah memiliki lebih dari 12 pemain asing dalam skuatnya.
ADVERTISEMENT
Lebih spesifiknya lagi, rata-rata pemain asing personel Big Six juga terhitung tinggi. Manchester City misalnya, sang juara bertahan dan pemimpin klasemen sementara Premier League musim ini, tercatat memiliki 21 pemain asing atau menyentuh angka 80,8% dari keseluruhan skuat.
Sementara Arsenal jadi tim big six dengan legiun asing terbanyak dengan persentase 84%. Disusul Chelsea yang menyentuh angka 81,5%. Sedangkan Manchester United dan Tottenham Hotspur mencatatkan persentase yang sama dengan 73,1%. Liverpool jadi tim yang paling ramah pemain lokal karena cuma punya 16 pemain asing atau 64% dari total skuat mereka.
Para pemain Liverpool berpose sebelum pertandingan. (Foto: Oli Scarff/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Liverpool berpose sebelum pertandingan. (Foto: Oli Scarff/AFP)
Ironisnya, sulit dimungkiri fakta bahwa semakin banyak pemain asing, semakin besar pula kemungkinan klub Premier League untuk menjadi juara. Karena pada dasarnya, tak banyak pemain bintang yang berasal dari Inggris atau Britania Raya.
ADVERTISEMENT
Toleh saja daftar peraih titel PFA (Pemain Terbaik Liga Inggris) lima edisi ke belakang selalu jatuh ke tangan pemain asing --setelah Gareth Bale menyabetnya pada musim 2012/2013.
Memang tak semua pemain asing memiliki peran vital dalam tim-tim Premier League. Akan tetapi, kenyataan akan minimmya kontribusi para pemain lokal dalam tim juara Premier League tertuang jelas dalam dua musim ke belakang.
Contohnya skuat City yang didominasi nama-nama asing saat menyabet titel musim lalu. Hanya Kyle Walker, pemain lokal yang jumlah menit bermainnya terbilang tinggi di The Citizen. Itupun cuma menempati peringkat kelima, di bawah Ederson, Kevin De Bruyne, Nicolas Otamendi, dan Fernandinho.
Komposisi pemain Chelsea saat menjuarai Premier League musim 2016/2017 lebih parah lagi. Terhitung cuma Garry Cahill yang mengecap durasi tampil yang tinggi karena mentas selama 3.296 menit, kedua terbanyak setelah Cesar Azpilicueta. Sebagai perbandingan, penggawa Inggris lainnya, John Terry, cuma menduduki posisi ke-14 dengan menit bermain sebanyak 494.
ADVERTISEMENT
Pemain-pemain Manchester City merayakan kemenangan 6-1 atas Southampton. (Foto:  REUTERS/Andrew Yates )
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Manchester City merayakan kemenangan 6-1 atas Southampton. (Foto: REUTERS/Andrew Yates )
Seperti yang diterangkan di atas, kebijakan FA dalam memangkas slot ini bertujuan mulia: mengembangkan bakat-bakat lokal. Sebuah langkah yang juga menguntungkan Tim Nasional Inggris nantinya. Apalagi, rezim kepelatihan Gareth Southgate terbukti ramah untuk para pemuda Inggris.
Namun, kebijakan FA tersebut bukan tanpa risiko. Pengurangan slot pemain bakal memengaruhi performa para tim mapan yang sudah menggelontorkan dana untuk menggaet bintang-bintang asing. Bahkan, tak menutup kemungkinan bakal mengurangi daya tarik Premier League itu sendiri.