Rutin Olahraga Mampu Turunkan Gula Darah dalam Tubuh

4 Oktober 2018 18:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi olahraga dilakukan secara berlebihan (Foto: Thinkstocks)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi olahraga dilakukan secara berlebihan (Foto: Thinkstocks)
ADVERTISEMENT
Rendahnya kesadaran untuk terus hidup aktif menjadi salah satu pemicu tingginya masalah kesehatan yang ada di masyarakat Indonesia. Padatnya aktivitas sehari-hari kerap jadi alasan utama untuk melupakan kebutuhan berolahraga. Belum lagi pola makan sehat yang juga sering diabaikan, dan cenderung mengkonsumsi makanan secara sembarangan.
ADVERTISEMENT
Ya, berbagai makanan kurang sehat, terutama makanan manis, menjadi salah satu santapan yang kerap dikonsumsi oleh orang Indonesia. Padahal, konsumsi makanan dengan kandungan gula tinggi dapat berujung pada meningkatnya kadar gula darah dalam tubuh.
Bila tak diiringi dengan olahraga, kadar gula darah tubuh yang tinggi tersebut akan berimbas pada munculnya berbagai penyakit degeneratif tak menular, seperti jantung, stroke, dan diabetes.
Glucometer, alat untuk mengukur gula darah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Glucometer, alat untuk mengukur gula darah. (Foto: Thinkstock)
Lantas, adakah jenis olahraga tertentu yang dapat menurunkan kadar gula darah secara efektif?
Menurut ketua ANOKI (Asosiasi Nutrisionis Olahraga dan Kebugaran Indonesia), Mury Koeswari menuturkan, yang terpenting bukanlah jenis olahraganya, melainkan frekuensi dilakukannya. Karenanya, disarankan untuk melakukan jenis olahraga yang disukai agar bisa mempraktikannya secara rutin.
Lebih lanjut lagi, Mury juga menjelaskan bahwa frekuensi olahraga yang dianjurkan adalah sebanyak tiga kali dalam seminggu. Hal ini dikarenakan adanya prinsip reversibility, dimana setiap kali olahraga, kemampuan tubuh kita akan meningkat sebanyak 2 persen, namun bila tak dilakukan kembali selama 48 jam, kemampuan olahraga kita akan anjlok dan kembali lagi ke titik nol.
Ilustrasi olahraga (Foto: dok.Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi olahraga (Foto: dok.Thinkstock)
"Jadi, orang yang nggak rutin 2 hari sekali berolahraga, kemampuannya akan naik turun, naik turun, tidak ada peningkatan. Makanya kalau sudah punya kondisi tubuh yang baik, disarankan untuk berolahraga minimal seminggu 3 kali," terangnya saat ditemui dalam acara Launching Milo Activ-Go di Fairmont Hotel, Jakarta Pusat pada Rabu (4/10).
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia juga menyarankan, bila memilki program tertentu, seperti misalnya diet, atau ingin menurunkan kadar gula darah, dianjurkan untuk memperbanyak frekuensi olahraganya, lebih dari tiga kali dalam satu minggu.
com-Olahraga di gym (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Olahraga di gym (Foto: Thinkstock)
Lalu, apa yang menjadi indikator bila olahraga yang kita lakukan sudah efektif bagi tubuh?
Mury mengungkapkan, cara paling mudah untuk menentukan indikator keefektifan olahraga adalah dengan mengecek denyut nadi. Kita bisa melihat apakah olahraga tersebut sudah berpengaruh terhadap diri kita dengan cara mengurangi angka denyut nadi normal, yakni 220 dengan usia kita saat ini. Misalnya, bagi mereka yang berusia 20 tahun, akan mencapai puncak maksimal dari olahraga bila denyut nadinya menyentuh angka 200 kali per menit.
"Tak perlu sampai 100 persen, karena batas efektif dari olahraga yang dianjurkan adalah minimal 60 persen dan maksimalnya 80 persen, itu sudah masuk training zone, dimana tubuh kita telah benar-benar 'terlatih' saat olahraga. Olahraga tak perlu sampai harus ngos-ngosan," tutur Mury.
ADVERTISEMENT
Bagaimana, sudah siap untuk hidup lebih sehat agar gula darah tak melonjak? Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati, bukan?