Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sejak beberapa minggu yang lalu, media Internasional ramai memberitakan kabar perselingkuhan Pangeran William. Rumor ini sudah menyebar luas di wilayah Inggris sejak lama.
ADVERTISEMENT
Pangeran William diduga berselingkuh dengan Rose Hanbury. William dan Rose dikabarkan menjalin hubungan spesial sejak Kate mengandung anak ketiganya, Louis, pada awal 2018 lalu.
Kabar perselingkuhan ini semakin kuat terdengar saat Kate kembali ke London usai merayakan Paskah beberapa waktu yang lalu. Saat itu, ia hanya pulang bersama tiga anaknya, George, Charlotte, dan Louis, tanpa didampingi oleh William.
Dilansir dari Hello Magazine, William pulang lebih dulu pada Selasa (23/4) pagi. Ia disebut harus meneruskan perjalanan ke Selandia Baru mengunjungi korban insiden penembakan. Ia datang ke Selandia Baru atas nama solidaritas Kerajaan Inggris atas nama Ratu Elizabeth II.
Sebelumnya, keluarga Pangeran William menghabiskan liburan Paskah anak-anak di rumah pedesaan mereka, Anmer Hall, di Norfolk dan terlihat menikmati hari bersama Tindall pekan lalu. William dan Kate juga menghabiskan Minggu Paskah dengan Ratu dan anggota keluarga kerajaan lainnya di Windsor.
ADVERTISEMENT
Di media sosial, isu perselingkuhan Pangeran William juga menjadi hal yang banyak dibahas. Banyak fans dari Royal Family yang bahkan membuat meme.
Rose Hanburry sendiri bukan sosok asing di lingkungan kerajaan. Rose Hanbury yang memiliki gelar Marchioness of Cholmondeley, merupakan mantan model yang juga istri dari sutradara film David Rocksavage. Gelar bangsawan tersebut berada di peringkat ke-4 menuju tahta kerajaan setelah gelar Raja/Ratu, Prince/Princess dan Duke/Duchess.
Rose juga dikabarkan berteman dekat dengan istri William, Kate Middleton.
Sementara pihak kuasa hukum dari Pangeran William, dikutip dari Celebrity Insider, menyatakan kabar yang beredar saat ini adalah berita palsu. Mereka juga menyatakan rumor tersebut bisa sangat merusak dan mengancam membawa ke jalur hukum pihak-pihak yang masih memuat kabar tidak benar tersebut.
ADVERTISEMENT
"Selain palsu dan memberi dampak buruk yang tinggi, publikasi akan spekulasi kehidupan pribadi klien kami juga merupakan pelanggaran terhadap privasinya sesuai dengan Pasal 8 Konvensi Eropa untuk Hak Asasi Manusia," tulis mereka dalam satu pernyataan.