Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
3 Jenis Imunisasi yang Perlu Diberikan Pada Bayi Usia 1 Bulan
20 Januari 2019 19:32 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
ADVERTISEMENT
Sejak lahir bayi perlu mendapatkan imunisasi . Tujuannya untuk melindungi dan mencegah si kecil dari berbagai penyakit infeksi menular. Beberapa jenis imunisasi cukup diberikan sekali, tetapi sebagian lain perlu diulang setelah periode tertentu, agar tubuh terus mendapat perlindungan. Inilah mengapa penting bagi orang tua untuk cermat dan menaati jadwal imunisasi si kecil.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah 3 jenis imunisasi yang perlu diberikan pada bayi usia 1 bulan. Ketiga jenis imunisasi ini diberikan secara gratis di Posyandu karena tergabung dalam program pemerintah, Moms. Apa saja?
1. Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B adalah pemberian vaksin untuk mencegah infeksi hati, akibat virus hepatitis B. Vaksin ini bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh, agar menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus.
Pemberikan vaksin hepatitis B pada bayi baru lahir paling baik dilakukan dalam waktu 12 jam setelah lahir, yang didahului dengan dengan pemberian suntikan vitamin K. Kemudian, vaksin kembali diberikan secara berturut-turut pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
2. Polio
Ada dua jenis imunisasi polio yang wajib diberikan kepada bayi. Pertama, imunisasi polio oral atau oral polio vaccine (OPV) yang merupakan poliovirus yang sudah dilemahkan. Kedua, imunisasi polio suntik atau inactivated polio vaccine (IPV) yang menggunakan poliovirus yang sudah dinonaktifkan, kemudian diberikan melalui suntikan.
ADVERTISEMENT
Vaksin polio diberikan sebanyak empat kali, Moms, yakni saat bayi baru lahir, kemudian dilanjutkan pada bulan ke 2, 3, dan 4. Pada saat lahir atau pada saat bayi dipulangkan, diberikan vaksin Polio Oral. Selanjutnya, untuk polio 1, 2, 3, dan booster dapat diberikan vaksin OPV (oral) atau IPV (inaktivasi). Namun, sebaiknya paling sedikit mendapatkan 1 dosis vaksin IPV.
3. BCG
Pemberian imunisasi BCG pada bayi umumnya dilakukan pada bayi yang baru lahir dan dianjurkan paling lambat diberikan sebelum bayi berusia 3 bulan. Imunisasi ini berfungsi untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC) atau yang sekarang dikenal dengan sebutan TB.
ADVERTISEMENT
Bayi yang diberikan imunisasi BCG setelah usia 3 bulan, maka ia harus melakukan tes tuberkulin terlebih dulu. Tes tuberkulin dilakukan dengan cara menyuntik protein kuman TB (antigen) pada lapisan kulit lengan atas. Kulit akan bereaksi terhadap antigen, bila sudah pernah terpapar kuman TB. Reaksi tersebut berupa benjolan merah pada kulit di area penyuntikan.
Setelah bayi mendapat imunisasi BCG, biasanya akan timbul seperti luka melepuh di area suntikan. Luka tersebut biasanya akan sembuh dalam beberapa hari. Setelah 2-6 minggu, luka titik bekas suntikan membesar hingga berukuran hampir 1 cm, dan mengeras karena cairan yang berada di permukaan mengering. Kemudian, akan meninggalkan bekas luka yang kecil.
Penting diingat ya, Moms, bahwa pemberian vaksin untuk bayi harus teratur dan sesuai jadwal. Imunisasi yang tidak teratur atau tidak sesuai jadwal, tidak hanya meningkatkan risiko penyakit bagi seorang individu, tetapi juga menimbulkan risiko seluruh populasi di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
-----------------------------------------
Moms, yuk, pantau terus tumbuh kembang si kecil dengan mengikuti topik Tumbuh Kembang Bayi yang khusus disiapkan kumparanMOM. Mulai hari ini, kami akan membahas tahapan tumbuh kembang bayi perbulan disertai dengan berbagai artikel menarik lainnya.
Live Update
Mantan Menteri Perdagangan RI Tom Lembong menjalani sidang putusan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (26/11). Gugatan praperadilan ini merupakan bentuk perlawanan Tom Lembong usai ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung.
Updated 26 November 2024, 13:49 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini