Apa Bedanya Gumoh dan Muntah pada Bayi?

1 Mei 2018 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bayi Gumoh (Foto: Sage Ross/Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bayi Gumoh (Foto: Sage Ross/Flickr)
ADVERTISEMENT
Meski selintas terlihat sama, ternyata gumoh dan muntah tidak sama. Orang tua perlu tahu dan dapat membedakannya agar dapat memberikan penanganan yang tepat bila bayi mengalami hal ini.
ADVERTISEMENT
Nah, bagaimana cara mengetahuinya?
Dr. Natharina Yolanda dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam laman resmi idai.or.id menyebut, gumoh (spitting up) merupakan keluarnya sebagian susu saat atau setelah bayi menyusu yang biasanya berlangsung selama kurang dari 3 menit.
Biasanya, gumoh seringkali terjadi pada bayi di usia 1 tahun. Volumenya bisa sekitar 1-3 sendok makan.
Meski begitu, bayi yang mengalami gumoh seringkali masih terlihat aktif, nyaman, hingga masih bisa mengalami peningkatan berat badan yang baik. Jika pun ada dampak, biasanya hanya berupa gejala ringan berupa rewel dan menangis.
Ilustrasi ibu menyusui.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
Penyebab gumoh, terkait ukuran lambung bayi yang masih terbilang kecil yaitu seukuran bola pingpong dengan katup lambung yang belum cukup kuat. Hingga usia 4 bulan, bayi belum dapat menampung volume susu yang banyak, sementara katup juga belum bisa menutup rapat.
ADVERTISEMENT
Gumoh bisa juga terjadi saat bayi terlalu cepat menyusu atau ia menangis hingga menelan terlalu banyak udara. Selain itu, gumoh juga bisa terjadi setelah bayi bersendawa.
Penanganan pada gumoh cukup perlu dibersihkan dengan kain bersih agar tidak terjadi iritasi kulit, posisikan bayi tegak selama 30 menit, tekan perutnya perlahan hingga ia bersendawa dan tidak membutuhkan pengobatan khusus.
Gumoh pun akan hilang dengan sendirinya ketika bayi mencapai usia 18-24 bulan ketika ukuran lambung membesar dan katup semakin sempurna.
Kecuali, jika gumoh disertai dengan gejala seperti tersedak, batuk, volume gumoh yang terus meningkat, muncul bunyi yang tidak biasa, hingga penurunan berat badan yang drastis. Maka, segera bawa ke dokter.
Ilustrasi Bayi Muntah (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bayi Muntah (Foto: Pixabay)
Berbeda dengan gumoh yang mengalirkan susu dengan sendirinya, maka pada bayi muntah tampak ada usaha mengedan untuk mengeluarkan.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan, muntah bayi merupakan hal yang tidak normal. Muntah bisa juga sebagai gejala penyakit refluks (gastroesphageal refluks disease), sumbatan usus, infeksi telinga hingga otak serta alergi protein.
Tak jarang, ketika muntah bayi menjadi begitu rewel. Dalam tingkat tertentu bahkan, muntah bisa disertai dengan penurunan berat badan, menangis terus menerus, menolak makan, mencret, demam, kembung, muntahan berwarna kuning atau hijau yang menyemprot, hingga gangguan pernapasan kronis.
Satu hal yang juga perlu diwaspadai pada bayi yang muntah adalah ancaman dehidrasi pada bayi. Gejalanya, mata tampak cekung, menangis tapi tak mengeluarkan air mata, kulit dan mulut kering, lemas dan urin berkurang.
Bila ini yang terjadi, pastikan Anda memberi bayi asupan cairan atau oralit dan segera membawanya ke dokter ya Moms!
ADVERTISEMENT