Bayi yang Merangkak Akan Unggul di Sekolah Kelak, Benarkah?

13 November 2018 16:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi Merangkak sambil Bermain dengan Ibu (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi Merangkak sambil Bermain dengan Ibu (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Melihat bayi merangkak jadi momen yang mengharukan sekaligus membanggakan bagi sebagian besar ibu. Tapi tidak hanya itu, fase yang terjadi pada usia 7-10 bulan ini punya segudang manfaat untuk buah hati Anda, Moms.
ADVERTISEMENT
Salah satu manfaat yang didapatkan bayi dari fase merangkak adalah perkembangan otak. Gerakan merangkak menstimulasi koordinasi belahan otak kanan dan kiri agar bekerja selaras.
"Merangkak memungkinkan bayi membuat koneksi antara kedua belahan otak, di mana lengan kiri dan kaki kanan bergerak selaras satu sama lain, sementara lengan kanan dan kaki kiri berada dalam gerakan sebaliknya," papar Irma Gustiana Andriani M.Psi, Psi, psikolog dari Ruang Tumbuh, saat dihubungi kumparanMOM.
Merangkak memang punya peran yang cukup vital pada koordinasi neurologis. Dilansir Dynamic Chiropractic, bayi yang terlambat berjalan karena menghabiskan waktu cukup lama untuk merangkak cenderung lebih unggul di sekolah nantinya. Sementara bayi yang merangkak sebentar atau tidak sama sekali menunjukkan kesulitan akademik pada usia prasekolah.
Ilustrasi ibu menemani anak belajar (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menemani anak belajar (Foto: Shutterstock)
Pernyataan itu didukung oleh penelitian McEwan et al., pada 1991. Penelitian itu membandingkan kemampuan bayi merangkak dengan yang tidak pernah merangkak lewat Miller Assessment Preschoolers (MAP).
ADVERTISEMENT
MAP adalah rangkaian tes untuk mengevaluasi kemampuan sensorik dan motorik anak usia prasekolah. Hasilnya anak yang tidak pernah merangkak mendapatkan nilai lebih rendah daripada anak yang merangkak.
Nah, apa hubungannya fase merangkak dengan kemampuan akademik?
Bayi merangkak di karpet (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi merangkak di karpet (Foto: Shutterstock)
Fase bayi merangkak melatih keseimbangan, koordinasi gerak mata dan tangan, serta pemahaman spasial. Gerakan merangkak juga menjadi dasar sensori integrasi yang mengacu pada cara sistem saraf menerima dan menafsirkan pesan dari lingkungan melalui berbagai indra serta mengubahnya menjadi respon motorik dan perilaku yang tepat.
Semua kemampuan itu akan si kecil butuhkan untuk proses belajarnya di masa depan. Oleh karena itu, yuk beri stimulus agar bayi tidak melewati tahapan merangkak. Misalnya dengan sering-sering membaringkannya dalam posisi tengkurap atau tummy time.
ADVERTISEMENT