Benarkah Menyusui Mengurangi Risiko Kanker Payudara?

4 Februari 2018 15:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menyusui memberi segudang manfaat untuk bayi maupun ibu.
Sebut saja salah satunya, bagaimana ASI mampu memberi kandungan nutrisi dan kekebalan tubuh pada bayi. Sementara untuk ibu, menyusui juga dapat membantu ibu menjaga kesehatannya. Termasuk kaitannya dengan kanker payudara.
ADVERTISEMENT
Apakah menyusui bisa mencegah kanker payudara?
"Bukan mencegah, tapi mengurangi atau menurunkan risiko," kata Farahdibha Tenrilemba, Sekertaris Jenderal Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) kepada kumparanMom (kumparan.com), Minggu (4/2).
Ibu kuat (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu kuat (Foto: Pixabay)
Dilansir Milk Genomics, penelitian tentang hubungan menyusui dengan kanker payudara pada ibu telah dilakukan sejak tahun 1970-an.
Namun pada masa itu, sempat mengalami ketidakkonsistenan metodologi penelitian yang menyebut resiko kanker juga mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti usia kehamilan pertama, riwayat keluarga yang mengidap kanker, berapa anak yang dimiliki dan kebiasaan merokok pada ibu.
Penelitian selanjutnya kemudian menunjukkan, jika penurunan risiko kanker dipengaruhi oleh durasi ibu menyusui. Semakin lama waktu menyusui, maka kemungkinan potensi kanker payudara juga semakin kecil.
Menyusui satu hingga dua tahun atau bahkan lebih, dipercaya dapat melindungi ibu tidak hanya terhadap kanker payudara, tapi juga kanker ovarium hingga kanker lainnya.
ASI tidak menyebabkan alergi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
ASI tidak menyebabkan alergi. (Foto: Thinkstock)
Untuk itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar ibu menyusui secara ekslusif selama enam bulan pertama dan meneruskan menyusui sampai anak berusia dua tahun atau lebih.
ADVERTISEMENT
Sejumlah penelitian di Amerika Serikat, Meksiko, Yunani, Jerman, China, Jepang, Korea dan negara-negara lain juga telah melaporkan penurunan risiko kanker payudara yang konsisten menyusui dalam jangka waktu yang lama, setidaknya dua tahun.
Lalu, mengapa bisa menyusui bisa mengurangi risiko ibu terkena kanker?
Sel payudara ketika proses menyusui akan diisolasi secara non-invasif-- tindakan medis yang tidak membutuhkan tubuh yang dimasuki, hingga menunjukkan komposisi sel payudara dengan pengurangan hormon estrogen pemicu tumor dan kanker.
Berkat mutasi itu, risiko payudara bisa dikurangi hingga 32% dengan setiap tahun masa menyusui yang menambah sebesar 19% risiko kanker payudara yang dikurangi.
Jadi, ayo terus semangat menyusui, Moms! Demi si kecil dan kesehatan Anda juga.
ADVERTISEMENT