Biaya Sekolah Anak Sebaiknya Berapa Persen dari Penghasilan Bulanan?

11 Maret 2019 17:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Maret 2022 19:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi manajemen keuangan keluarga. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi manajemen keuangan keluarga. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak orang tua berpikir, pendidikan dan sekolah anak adalah prioritas utama. Mereka pun tak ragu mengeluarkan biaya besar untuk mendaftarkan si kecil ke sekolah yang mahal.
ADVERTISEMENT
Pilihan itu tentu sah-sah saja bila kondisi finansial cukup untuk memenuhi semua biaya yang ada. Maklum, selain uang pangkal yang harus dibayar saat pendaftaran, tentu orang tua harus memikirkan biaya SPP yang akan masuk ke dalam pengeluaran rutin bulanan.
Itulah kenapa, meski ingin pendidikan berkualitas terbaik bagi si kecil, orang tua harus memastikan biaya sekolah anak tidak sampai mengganggu stabilitas keuangan keluarga.
Nah, idealnya berapa persen dari penghasilan bulanan kita kah, biaya sekolah si kecil? Yuk, simak apa kata ahli.
Ilustrasi manajemen keuangan keluarga. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Menurut Eko Indarto, Perencana Keuangan dari Finansia Consulting, sebelum menjawab pertanyaan di atas kita harus membagi penghasilan ke dalam beberapa pos berdasarkan prioritas. Jika ada utang, tentu harus didahulukan.
ADVERTISEMENT
“Dari penghasilan kan, ada prioritas. Misalnya ada utang, ya 30 persen dari penghasilan untuk bayar utang. Lalu untuk investasi minimal 10 persen, untuk proteksi atau asuransi 10 persen. Sisanya baru untuk biaya sekolah dan operasional,” jelas Eko saat dihubungi kumparanMOM pada Rabu (6/3).
Artinya hanya 50 persen dari penghasilan yang idealnya dapat digunakan untuk biaya sekolah dan operasional rutin lainnya. Jika biaya sekolah yang besar, artinya biaya operasional yang harus dikorbankan. Keputusan berada di tangan Anda dan pasangan.
“Misalnya biaya SPP sekolah anak 20 persen dari penghasilan, artinya hanya sisa 30 persen untuk operasional. Nah, di situ dipertimbangkan lagi, mau enggak hidup dengan 30 persen saja?” tambah Eko.
Ilustrasi biaya sekolah anak. Foto: Shutter Stock
Eko juga mengingatkan, jangan sampai biaya sekolah anak setiap bulan mengorbankan dana yang seharusnya untuk investasi. Sebab orang tua juga harus menyiapkan dana pendidikan untuk jenjang sekolah anak berikutnya, dana pensiun, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu Eko menyarankan orang tua agar memilih sekolah anak sesuai dengan kemampuan finansial. Tak perlu memaksakan diri. Sebab yang lebih murah seperti sekolah negeri pun tak berarti kualitasnya lebih buruk.
“Sekolah dasar itu lebih ke pembentukan karakter anak. SD yang enggak terlalu mahal pun bisa membangun karakter anak. Jadi kalau memilih sekolah anak yang mahal itu termasuk keinginan orang tua, bukan kebutuhan anak. Sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan,” imbuh Eko.