Cara Biasakan Anak Minta Maaf saat Berbuat Salah, Sesuai Usianya

27 Agustus 2019 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi anak minta maaf Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi anak minta maaf Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Moms, coba bayangkan bila suatu hari anak Anda memukul saudara sepupunya saat tengah bermain bersama. Apa yang akan Anda lakukan? Mungkin menyuruhnya segera minta maaf ya?
ADVERTISEMENT
Tapi bagaimana bila si kecil menolak? Akankah Anda bersikeras meminta anak melakukannya? Atau menghukumnya dengan menyuruhnya berhenti bermain dan masuk ke kamar?
Bila ini yang terjadi, biasanya sih, anak bukan saja sadar akan kesalahannya atau tergerak untuk minta maaf tapi menangis, mengamuk atau meratap betapa semua orang (terutama Anda sebagai yang memberi hukuman) jahat padanya.
Ya Moms, anak-anak memang tidak selalu menyesal atas hal-hal yang menurut kita layak mendapat permintaan maaf darinya. Tak heran jangankan melalukannya dengan tulus, sebagian anak bahkan tidak mau disuruh minta maaf.
Sebaliknya, ada juga anak yang mungkin terlalu mudah mengucapkan kata "maaf" karena menganggapnya sebagai cara cepat untuk memuaskan orang dewasa sehingga ia bisa kembali bermain. Jadi tetap saja, permintaan maaf bukan datang dari hatinya. Aduh, sulit ya!
ADVERTISEMENT
Nah Moms, apa yang dapat kita lakukan sebagai orang tua?
ilustrasi ibu mengajari anak minta maaf Foto: Shutterstock
Mengutip laman Parents, mengajari anak kapan harus meminta maaf dan bagaimana menebus kesalahan (karena telah menyakiti atau mengecewakan seseorang misalnya) adalah proses bertahap. Artinya, kita tidak bisa berharap anak dapat dengan cepat memahami dan terbiasa melakukannya.
Tetapi ketika seorang anak tahu bagaimana mengatakan maaf, ini berarti ia sudah memperoleh lebih dari keterampilan sosial. Ya Moms, saat anak paham artuinya dia juga belajar cara memperbaiki kesalahannya, bertanggung jawab atas tindakannya, dan mempertimbangkan perasaan orang lain. Itulah kenapa meski tak mudah orang tua tetap perlu mengajarkan anak seni meminta maaf.
Bagaimana caranya? Yuk, simak panduan berikut ini:
anak di bawah usia 3 tahun sulit minta maaf karena masih dalam tahap "aku" Foto: Shutterstock
Pada Anak Usia 3 Tahun ke Bawah
ADVERTISEMENT
Sebelum dapat meminta maaf dengan tulus, anak harus menyadari bahwa dia telah melakukan sesuatu yang salah. Ini merupakan sebuah konsep yang tidak selalu dipahami oleh anak khususnya yang masih balita, Moms.
Di usia ini, mereka masih ada dalam tahap "aku" alias berfokus pada dirinya sendiri sehingga tidak mempertimbangkan apa yang benar atau salah. Demikian menurut Sherry Siman Maliken, seorang pendidik dari Maryland, AS. Itulah sebabnya orang tua dan guru sering kali perlu melakukan intervensi dan menunjukkan kapan permintaan maaf perlu dilakukan.
Pada anak-anak usia 1 hingga 2 tahun misalnya, fokus saja pada menegakkan aturan yang Anda tetapkan. Dengan mempelajarinya, anak Anda akan lebih mudah untuk memahami konsep benar dan salah tanpa perlu Anda bujuk apalagi paksa untuk minta maaf.
Ilustrasi anak usia 3-5 tahun belajar seni minta maafFoto: Shutterstock
Pada Anak Usia 3 - 5 Tahun
ADVERTISEMENT
Lain halnya bila anak sudah berusia 3 tahun ke atas. Di usia ini, anak perlu memahami mengapa penting untuk menunjukkan bahwa mereka menyesali perbuatannya dan meminta maaf.
Menurut konsultan pengasuhan Sal Severe, Ph.D., yang juga penulis buku How to Behave So Will Preschooler Will, orang tua bisa memberi penjelasan sederhana pada anak. Misalnya, "Kita minta maaf ketika kita melakukan sesuatu yang menyakiti atau mengganggu seseorang."
Tapi ingat Moms, anak-anak seusia ini belum dapat secara mental menempatkan diri mereka di tempat lain. Karenanya, bantu anak berempati dengan menunjukkan bagaimana perasaan anak yang lain. Misalnya, "Rafi menangis karena gambarnya rusak. Coba bayangkan, bagaimana perasaan kamu kalau gambar kamu yang dirusak?"
Ilustrasi balita bermain bersama. Foto: Shutterstock
Jangan lupa, bantu juga anak dengan memberi cara konkret untuk memperbaiki kesalahannya. Ini adalah bagian penting dari permintaan maaf untuk kesalahan apa pun. Karena lebih konkret, hal ini bisa jadi juga lebih cepat dipahami anak daripada sekadar meminta maaf.
ADVERTISEMENT
Kalau anak menyenggol temannya hingga terjatuh saat ia berlari misalnya. Selain minta maaf, Anda bisa minta anak bertanya kepada temannya apakah dia baik-baik saja atau menawarkan plester luka untuk temannya.
Tapi hindari terlalu larut dalam pelajaran meminta maaf ini sampai Anda lupa mengatasi perilaku anak yang salah ya, Moms. Sherry mengingatkan, permintaan maaf tidak banyak berarti jika perilakunya tidak berubah. Jadi, nyatakan kembali aturan dan tegakkan konsekuensi apa pun. Misalnya ingatkan anak, "Kita tidak menggunakan kata-kata kasar seperti itu. Jika kamu ingin menggunakan kata-kata kasar, kamu bisa masuk ke kamar dan tidak ikut bermain bersama di ruang keluarga," atau, "Kita sudah berjanji, berjalan pelan bila sedang berada di dalam ruangan. Kita boleh berlari-larian saat bermain di taman atau lapangan yang luas."
Anak usia 5 tahun ke atas tahu harus meminta maaf namun sulit melakukannya Foto: Shutterstock
Pada Anak Usia 5 Tahun ke Atas
ADVERTISEMENT
Bagaimana bila anak sudah berusia 6 tahun ke atas namun belum juga terbiasa melakukan hal ini? Pahamilah Moms, meski di usia ini anak sudah tahu konsep benar dan salah serta mulai dapat memahami perasaan orang lain, tidak berarti permintaan maaf lebih mudah mereka lakukan.
Kata Dr. Severe, saat sadar telah melakukan kesalahan, anak mungkin khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain tentang mereka sehingga enggan untuk menarik perhatian kepada diri mereka sendiri dengan mengakui kesalahannya.
Meski begitu, mereka juga memiliki lebih banyak cara untuk memperbaiki kesalahan mereka. Jika seorang anak memecahkan kaca jendela rumah tetangga saat bermain bola misalnya, ia dapat mengganti kerusakan itu dengan uang tabungannya serta berjanji untuk bermain di tempat lain.
ADVERTISEMENT
Pada usia ini, makna teman juga lebih penting dan anak-anak mungkin lebih terdorong untuk memperbaiki hubungan yang retak dengan temannya. Di sisi lain, ada juga anak yang justru mencari berbagai cara untuk menutupi kesalahan mereka.
ilustrasi anak minta maaf dengan tulus Foto: Shutterstock
Apa yang dapat orang tua lakukan?
Cobalah bereaksi dengan tenang dan positif setiap kali anak mengakui kesalahannya, Moms. Ini akan mendorongnya untuk selalu bersikap jujur. Katakan, "Ibu tidak suka mendengar bahwa kamu mengambil uang dari dompet Ibu tanpa izin. Tetapi butuh keberanian bagi kamu untuk mengakuinya dan Ibu menghargai kejujuranmu."