Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Cara Memilih Pengasuh Anak yang Baru Setelah Lebaran
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nah, agar tidak salah menemukan pengasuh yang baru, coba lakukan cara-cara berikut ini, Moms.
1. Identitas dan Kesehatannya Jelas
Lakukan wawancara terlebih dahulu sebelum Anda memilihnya, Moms. Pastikan ia memiliki kartu identitas yang jelas. Minta juga ia menceritakan dari mana asalnya, di mana keluarganya saat ini, ataupun nomor keluarga yang dapat dihubungi. Pastikan alamat dan nomor tersebut benar. Data-data ini sangat penting untuk kebutuhan darurat. Misalnya jika dia sakit, pergi tanpa pamit atau melakukan tindak pidana seperti pencurian.
Tanyakan juga riwayat kesehatannya, apakah dia memiliki penyakit yang menular atau tidak. Bila perlu, bawa calon pengasuh memeriksakan kesehatannya ke puskesmas atau dokter terlebih dulu. Anda mungkin harus mengeluarkan biaya, tapi kepastian dan ketenangan yang Anda peroleh tentu lebih berarti nilainya.
ADVERTISEMENT
2. Wajah yang Ramah
Pengasuh yang banyak tersenyum dan menatap dengan tulus adalah ciri perilaku positif dan pribadi yang menyenangkan. Tidak mau kan, anak Anda diasuh oleh orang yang suka menggerutu atau berwajah masam?
3. Cerdas Atasi Masalah
Tanyakan apa yang akan ia lakukan bila menghadapi situasi sulit. Berikan contoh-contoh situasi secara deskriptif dan minta ia menjawab dengan jelas. Misalnya, apabila anak menolak makan atau tidak mau tidur. Apakah ia akan memaksa, merayu, membohongi, atau mengancam si kecil?
4. Cerita Masa Lalu
Minta calon pengasuh menceritakan kesulitan yang ia hadapi di tempat kerja sebelumnya. Perhatikan apakah ia cenderung mengeluhkan kekurangan atau masalah yang dihadapi saja, atau ia menganggap semua itu sebagai tantangan pekerjaan. Bila ia hanya mengatakan, "Tidak betah!" jangan ragu minta ia menjelaskan alasan dan kondisinya, ya, Moms.
ADVERTISEMENT
5. Berani Membuat Kesepakatan
Setelah merasa mantap hendak mempekerjakan pengasuh yang baru, ajak dia membuat perjanjian tertulis dengan Anda. Jelaskan tujuan Anda membuatnya adalah untuk menjaga hak dan tanggungjawab kedua belah pihak.
Bila ia menolaknya, tanyakan sebabnya dan jangan segan-segan pula untuk menolak ia bekerja di rumah Anda. Hal ini bisa meminimalisir berbagai hal buruk yang mungkin menimpa anak Anda di rumah.