Hamil dengan Kelainan Ginjal, Apakah Berbahaya?

2 Oktober 2019 8:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ibu Hamil dengan kelainan ginjal. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu Hamil dengan kelainan ginjal. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Bisa hamil dalam kondisi sehat tentu jadi dambaan semua wanita. Meski begitu, beberapa penyakit yang dirasakan sebelum kehamilan bisa saja membuat calon ibu khawatir. Salah satunya mungkin saja gangguan ginjal.
ADVERTISEMENT
Dilansir Medical Express, penelitian dari Universitas Aberdeen di Skotlandia menyebutkan, ada peningkatan risiko penyakit ginjal kronis di kemudian hari bagi ibu hamil yang memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan.
Meski turunnya fungsi ginjal jarang terjadi selama kehamilan, namun jika terjadi, gangguan ginjal bisa berbahaya untuk ibu dan bayi. Seperti dilansir MSD Manual, memiliki kelainan ginjal kronis sebelum hamil pun bisa meningkatkan risiko janin tidak berkembang, melahirkan bayi tak cukup bulan, atau bahkan lahir dengan kondisi meninggal.
Ilustrasi ibu hamil sakit ginjal. Foto: Thinkstock
Ibu hamil yang memiliki kelainan ginjal, yang secara teratur memerlukan hemodialisis seringkali berisiko tinggi mengalami komplikasi kehamilan. Seperti keguguran, kematian janin dalam rahim, kelahiran prematur, dan preeklampsia. Tetapi karena kemajuan dalam perawatan dialisis, 90 persen bayi yang lahir dari ibu yang memiliki gangguan ginjal bisa bertahan hidup.
ADVERTISEMENT
Pada wanita yang memiliki kelainan ginjal saat menjalani masa kehamilan pun, fungsi ginjal dan tekanan darah akan dimonitor secara ketat. Jika gangguan yang dialami parah, ibu hamil mungkin perlu dirawat di rumah sakit setelah 28 minggu kehamilan. Dengan begitu, kondisi tekanan darah dapat dikontrol dengan baik, dan janin dapat dipantau secara ketat oleh tim medis.
Lantas apakah ibu hamil yang sudah menjalani transplatasi ginjal bisa melahirkan bayi sehat? Sebenarnya ibu yang sudah menjalani transplatasi ginjal bisa melahirkan bayi sehat asal transplatasi sudah dilakukan minimal 2 tahun sebelum hamil, fungsi ginjal normal, tidak ada episode penolakan, dan tekanan darah pun normal.
Nyeri pinggang karena ginjal. (Foto: Thinkstock)
Lalu bagaimana yang hanya memiliki satu ginjal? Dilansir NCBI, sebelum Anda melakukan program kehamilan, pertimbangkan dulu risiko yang akan dihadapi. Sebab ibu dengan satu ginjal rentan mengalami kehamilan berisiko tinggi.
ADVERTISEMENT
Penelitian tersebut menjelaskan, selama hamil, aliran darah menuju ginjal akan meningkat. Sehingga bila ibu hanya memiliki satu ginjal, otomatis beban kerja ginjal akan lebih berat dan menurunkan fungsinya.
Meski begitu, penelitian lainnya mengatakan, kehamilan dengan satu ginjal masih aman walaupun ada risiko preeklampsia. Proses persalinan pun dapat berjalan secara normal bila tidak terdapat kondisi yang mengkhawatirkan, Moms. Yang jelas, jika Anda memiliki gangguan ginjal, ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan melakukan program hamil.