Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Haruskah Izinkan Anak Main Kubangan Air di Musim Hujan?
10 Desember 2018 11:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
ADVERTISEMENT
Musim hujan tiba, genangan atau kubangan air ada di mana-mana dan seolah memanggil anak untuk bermain di sana. Sebaiknya, diizinkan atau tidak ya? Memang, setiap orang tua bisa saja memiliki pendapat yang berbeda mengenai hal ini. Ada yang membiarkan, ada yang melarang, ada juga yang merasa ragu. Anda, termasuk yang mana, Moms?
ADVERTISEMENT
Tidak dapat dipungkiri, bermain di kubangan air memang menyenangkan! Anda mungkin juga pernah merasakannya saat kecil dulu. Atau malah, ini menjadi salah satu kenangan masa kecil Anda yang paling indah?
Demikian juga menurut Annelia Sari Sanni Psi., psikolog dari Petak Pintar, Jakarta Selatan. "Sebenarnya, bermain, apa pun bentuknya, adalah 'karir' seorang anak. ya. Dari bermainlah berbagai perkembangan ke arah optimalisasi kemampuan terjadi," kata Annelia kepada kumparanMOM, Minggu (9/12).
Annelia menjelaskan, spesifik untuk bermain di kubangan air, karena ini bukan kegiatan yang sering dilakukan anak , maka pengalaman melakukan kegiatan di luar hal-hal rutin itu dampaknya akan memberi pengalaman yang mengesankan. Pengalaman mengesankan akan disimpan lebih baik oleh otak dan diberi makna yang lebih menyenangkan dalam sistem ingatan.
Kelak, ketika anak dihadapkan dengan kondisi 'terpaksa' berkubang (bisa karena ada bencana, kecelakaan, dsb) maka otaknya akan memanggil ingatan dan makna yg pernah tersimpan akibat kegiatan 'main di kubangan' yang pernah terjadi. Maka respon anak/individu tersebut akan lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Kemungkinan dia tidak akan panik banget, dia akan ingat caranya mempertahankan diri untuk tidak terperosok makin dalam, bahkan mungkin dia bisa mengingat cara untuk keluar dari kubangan tersebut," ujar Annelia.
Bukan cuma itu, menurut Annelia, saat anak bermain kubangan air anak akan mengalami banyak stimulasi sensori. "Semua area taktil, propioception, vestibular, visual, penciuman terstimulasi semua, deh. Anak yang stimulasi sensorinya kaya, maka sistem pemrosesan sensorinya matang, akan lebih adaptif, lebih tangguh, dan lebih siap belajar," tutupnya.
Meski begitu, orang tua sebaiknya tidak melepas anak bermain kubangan air sendiri. Inisiator Safekids Indonesia, Wahyu Setyawan Minarto yang akrab disapa Billy, juga menyarankan orang tua untuk berhati-hati dan waspada.
"Tidak hanya soal licin, saat anak bermain kubangan air bisa saja ada benda tajam seperti paku atau pecahan kaca maupun binatang yang tidak kita lihat. Kubangan air juga bisa saja lebih dalam daripada kelihatannya," ujar Billy. Semua ini meningkatkan risiko anak tergelincir, terpeleset, tertusuk, tergores, atau tergigit.
Untuk itu, sebaiknya orang tua selalu memerhatikan dan mendampingi anak serta meminta anak menggunakan alas kaki saat bermain di kubangan air. "Bisa pakai sepatu karet agar tidak licin. Dan jangan tinggalkan anak sendiri tanpa pengawasan, apalagi bila anak masih balita," pesan Billy.
ADVERTISEMENT
Anda juga bisa mengingatkan anak untuk berhati-hati dan tidak meminum/memasukkan air kubangan ke mulutnya. Jangan lupa, setelah anak bermain, pastikan anak segera mencuci bersih tangan, kaki, jari-jari atau seluruh tubuhnya untuk menghindari kuman tertinggal dan masuk ke tubuh anak. Lalu keringkan badan anak dengan seksama.