Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
IDAI: Vaksin MR Penting dan Bermanfaat untuk Anak! Ini Penjelasannya
21 Agustus 2018 17:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Adanya Fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang vaksin MR akhirnya memberikan sedikit titik terang kepada publik. Pada Senin (20/8) kemarin, Ketua Komisi Fatwa MUI Hasanuddin, di Gedung MUI, menjelaskan bahwa penggunaan vaksin MR produk dari serum SII hukumnya haram karena dalam proses produksi menggunakan bahan dari babi. Namun, MUI masih memperbolehkan penggunaannya bagi umat muslim.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, pembolehan ini bukan tanpa alasan. MUI memperbolehkan penggunaan vaksin MR (mubah) karena adanya kondisi keterpaksaan dan belum ditemukannya vaksin MR yang halal dan suci. Adanya izin dari MUI ini menunjukkan bahwa vaksin MR memang diperlukan oleh anak. Mengapa demikian?
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui laman resminya menjelaskan, vaksin MR sangat penting diberikan kepada anak sebagai upaya untuk mencegah dan melindungi anak dari penyakit campak dan rubella. Penyakit ini bisa menyebabkan kecacatan hingga kematian pada anak.
Umumnya vaksin MR diberikan kepada anak yang berusia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun selama kampanye imunisasi MR. Selanjutnya, vaksin MR masuk dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD atau sederajat menggantikan imunisasi campak.
Lantas bagaimana mengenai efek sampingnya? Tidak usah khawatir, Moms! WHO dan BPOM telah menyatakan bahwa vaksin MR aman diberikan kepada anak tanpa menimbulkan efek samping yang membahayakan jiwa anak. Bahkan ada lebih dari 141 negara di dunia yang juga menggunakannya, termasuk negara-negara Islam. Selain itu, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa vaksin MR dan imunisasi jenis apapun dapat menyebabkan autisme pada anak.
ADVERTISEMENT
Setelah diimunisasi vaksin MR , Anda mungkin akan menemukan bengkak ringan pada bekas tempat suntikan imunisasi tersebut. Anak juga bisa saja merasa sedikit nyeri atau mengalami demam ringan dan ruam merah. Tapi ini adalah reaksi yang normal dan biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam 2 atau 3 hari kemudian. Jadi, Anda tidak perlu cemas.
Lalu bagaimana anak apabila tidak diberikan vaksin MR Moms?
Anak yang tidak mendapatkan vaksin MR bisa mengalami berbagai penyakit yang berbahaya.
Campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti diare, radang paru peunomia, radang otak (ensefalitis), kebutaan, gizi buruk dan kematian. Sedangkan rubella bisa menimbulkan penyakit pada anak seperti seperti kelaianan jantung, kelainan mata, tuli, kerusakan jaringan otak, dan mengalami keterlambatan perkembangan.
Anak yang terserang penyakit campak mulanya mengalami gejala seperti demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit disertai dengan batuk, pilek dan mata merah (konjungtivitis). Berbeda dengan rubella, gejala penyakit rubella mirip seperti anak yang sedang mengalami flu yang disertai demam ringan, pusing, pilek, mata merah dan nyeri dan persendian. Namun, pada sebagian kasus, anak yang terserang penyakit rubella tidak menunjukkan gejala yang spesifik bahkan bisa tanpa gejala.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah hal-hal yang disarankan oleh IDAI untuk orang tua apabila anak sedang diberi vaksin MR .
1. Datanglah ke pos imunisasi pada waktu yang telah ditentukan atau ikuti program imunisasi di sekolah.
2. Pastikan anak Anda sudah makan sebelum diimunisasi.
3. Sampaikan kondisi kesehatan anak Anda kepada petugas seperti riwayat penyakit, pengobatan yang sedang dijalani, adanya kecacatan bawaan, kelahiran prematur, alergi atau riwayat reaksi berat setelah imunisasi sebelumnya.
4. Setelah anak diimunisasi, tunggulah sekitar 30 menit di fasilitas kesehatan untuk memantau kemungkinan kejadian pasca imunisasi.
5. Demam ringan, ruam merah dan bengkak ringan di tempat suntikan adalah reaksi normal dan tidak perlu dikhawatirkan.
6. Bawalah segera anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat apabila anak mengalami kejadian pasca imunisasi yang serius seperti demam tinggi, kejang, dan pembengkakan di tempat suntikan.
ADVERTISEMENT