Jangan Paksa Anak Habiskan Makanan di Piring, Ini Alasannya

31 Januari 2019 9:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak tidak mau menghabiskan makanan (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak tidak mau menghabiskan makanan (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Mungkin setiap ibu pernah menghadapi momen di mana anak susah makan. Alasannya bisa beragam. Mulai dari rasa makanan yang tidak disukai anak, rasa bosan, konsetrasinya terganggu, malas mengunyah, pilih-pilih makanan dan sejuta hal lainnya yang bisa saja jadi alasannya.
ADVERTISEMENT
Jika menghadapi kondisi seperti ini, mungkin ibu pun jadi kesal. Ya kesal memikirkan makanan yang terancam terbuang sia-sia, sekaligus khawatir bagaimana kalau anak tidak cukup makan atau jadi kurang gizi. Alhasil sebagian ibu akan meminta bahkan memaksa anak menghabiskan makanan di piring meski dalam durasi yang lama.
Tapi tahukah Anda, ada istilah untuk menyebut anak yang butuh lebih dari 30-60 menit untuk menghabiskan makanan di piringnya. Ya Moms, ini disebut sebagai slow eater dan sering terjadi pada balita usia 1-3 tahun. Namun kebiasaan itu sebaiknya tidak diteruskan.
Ilustrasi anak makan mi (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak makan mi (Foto: Shutterstock)
Menurut dokter anak Dr. dr.Conny Tanjung Sp.A(K), jika anak tidak menghabiskan makanannya dalam setengah jam, sebaiknya jangan paksa anak melanjutkan. Sebab durasi makan ini terkait dengan level gula darah.
ADVERTISEMENT
“Biasakan anak disiplin makan pada waktunya. Jangan diberi makan terus hingga dua jam, sebab gula darahnya akan naik terus. Jika setengah jam tidak habis, stop saja. Tunggu hingga jam makan berikutnya pasti anak sudah lapar,” papar dr.Conny saat ditemui kumparanMOM di Harlequin Bistro, dalam acara yang digelar Nutricia pada Selasa (29/1).
dr.Conny lalu memberi contoh. Misalnya anak diberi makan pukul 9 pagi, setidaknya pukul 09.30 harus sudah habis. Jangan sampai si kecil makan sambil melakukan aktivitas lain karena tidak nafsu, sehingga dua jam baru selesai makan.
Sebab selama dua jam ia makan, gula darahnya jadi naik karena terus-terusan memproses makanan. Alhasil hormon insulin harus bekerja keras untuk mengembalikan level gula darah normal.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma itu kerugian memaksa anak yang susah makan. Memaksa menghabiskan makanan juga menimbulkan dampak psikologis. Bagaimana maksudnya?
Ilustrasi anak menolak makanan saat bertamu (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak menolak makanan saat bertamu (Foto: Shutterstock)
Menurut psikolog Ajeng Raviando, anak jadi berpikir makan itu tidak menyenangkan. Bayangkan saat Anda sudah kenyang tapi dipaksa terus makan? Tentu tidak menyenangkan ya, Moms? Akibatnya, begitu anak lihat sendok di tangan Anda ia sudah menjauh atau melakukan Gerakan Tutup Mulut (GTM).
Alih-alih memaksa, untuk menghadapi anak susah makan orang tua sebaiknya membuat sesi makan anak jadi menyenangkan.
“Biasanya kalau kasih makan anak, orang tua sudah stres duluan. Jangan panik, tenang dulu. Biar anak juga rileks saat makan. Kalau bisa, anak ikut terlibat menyiapkan makanan agar makan dengan senang hati,” papar Ajeng pada kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
Mengajak anak makan sambil bermain juga boleh. Tujuannya agar anak lebih rileks. Hanya tetap pastikan makanan di piringnya bisa habis dalam 30 menit. Jangan sampai bermain malah membuat anak makan lebih lama.
Selain itu, dr.Conny tidak menyarankan memberi anak gadget saat sesi makan. Sebab saat bermain gadget, perhatian anak akan teralihkan. Sesi makan pun menjadi lebih lama.