Kelebihan Air Ketuban saat Hamil, Apakah Berbahaya?

27 September 2019 12:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perut ibu hamil tanpa stretch mark Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perut ibu hamil tanpa stretch mark Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terlalu banyak air ketuban saat hamil mengakibatkan suatu kondisi yang disebut hidramnios. Kasus ini hampir seluruhnya ringan dan bersifat sementara, semata-mata merupakan dampak dari perubahan keseimbangan normal dalam produksi cairan ketuban. Ya Moms, pada beberapa kasus, kelebihan cairan ketuban mungkin dapat diserap oleh tubuh dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Namun, apabila penumpukan air ketuban cukup parah, maka bisa berisiko masalah bagi bayi, seperti kerusakan sistem saraf pusat atau saluran pencernaan, atau ketidakmampuan menelan. Terlalu banyak cairan ketuban juga dapat meningkatkan risiko pecah ketuban prematur, persalinan prematur, terlepasnya plasenta, posisi bayi sungsang atau terlepasnya tali pusar.
Ibu hamil duduk di atas gym ball. Foto: Shutterstock
Mengutip what to expect, hidramnios terjadi pada 3-4 persen kehamilan. Kondisi ini mayoritas terjadi pada kehamilan kembar dan dapat terkait dengan diabetes yang tidak diobati. Sayangnya, hidramnios tidak memperlihatkan gejala apa pun, meskipun beberapa ibu hamil mungkin merasakan beberapa hal ini:
- Kesulitan merasakan gerakan janin
- Pertumbuhan rahim terlalu cepat
- Perut terasa tidak nyaman atau mulas
- Pembengkakan kaki
- Kesulitan bernapas
ADVERTISEMENT
- Kontraksi rahim tapi ini jarang terjadi
Untuk memastikan kondisi ini, Anda bisa melakukan USG. Saat USG, dokter akan mengukur tinggi puncak rahim. Bila tinggi puncak rahim Anda lebih besar daripada seharusnya, maka kemungkinan volume cairan ketuban Anda berlebih.
Ilustrasi hamil melakukan USG 4 dimensi Foto: Shutter Stock
Jika penumpukan cairan yang Anda alami tidak terlalu parah, tidak ada yang perlu Anda lakukan kecuali melanjutkan perawatan dan permeriksaan rutin kehamilan. Tapi, jika dokter mengatakan kondisi tersebut cukup parah, dokter mungkin akan menyarankan Anda menjalani amniosentesis teraupetik, yaitu penyedotan cairan ketuban.
Saat air ketuban Anda disedot, ibu hamil akan diminta berbaring telentang. Lalu, lokasi bayi Anda dan plasentanya diperiksa dengan menggunakan USG agar keduanya tidak terganggu saat pengambilan cairan ketuban. Proses penyedotannya menggunakan jarum panjang yang akan dimasukkan melalui dinding perut hingga ke dalam rahim, lalu cairan ketuban diambil.
ADVERTISEMENT
Jangan khawatir janin Anda tertusuk jarum, Moms. Saat proses ini berlangsung, janin Anda akan terus dipantau oleh dokter atau bidan melalui USG, sehingga ia tidak akan terluka.