Lebih Baik Mana, Bayi Dibedong atau Tidak?

25 Maret 2019 18:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
para ahli justru menyarankan membedong bayi longgar Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
para ahli justru menyarankan membedong bayi longgar Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebagai ibu baru, Anda biasanya akan mendapat beberapa nasihat dari orang tua atau mertua, salah satunya soal membedong bayi. Ya, membedong bayi dipercaya bisa menghangatkan tubuhnya seperti di dalam rahim. Tapi, di lain sisi, ada pula yang mengatakan bayi tidak perlu dibedong karena justru dapat menyebabkan kelainan tulang.
ADVERTISEMENT
Jadi mana yang benar? Bayi lebih baik dibedong atau tidak?
Moms, membedong bayi baru lahir demi menghangatkan tubuhnya sebenarnya boleh saja dilakukan. Namun ingat, Anda tidak boleh membedongnya terlalu kencang sehingga tak ada ruang bagi kakinya untuk bergerak.
Bila bedongnya longgar dan kakinya bisa bergerak, apakah baik untuk pertumbuhan kakinya? Pertanyaan ini mungkin timbul karena ada juga orang tua yang percaya bahwa membedong bayinya dengan kencang bisa membuat kaki bayi lurus.
Jawabannya? Semua bayi memang lahir dengan lutut bengkok sampai berusia 3 tahun, Moms. Ini karena bawaan dari posisi di rahim. Dan alih-alih meluruskan kaki bayi, bedong yang terlalu ketat justru bisa membahayakan bayi.
Apa bahayanya?
Ilustrasi ayah dan bayi Foto: Shutterstock
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam laman resmi mereka menjelaskan, terlalu kencang membedong bayi baru lahir dapat menyebabkan dislokasi panggul yang berpotensi membuat anak berjalan pincang di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Selain itu, bayi memiliki tulang yang masih rawan. Ketika dibedong terlalu kencang, hal itu bisa membuat sendinya bergeser keluar dari tulang pelvis. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan di kedua kaki anak tidak simetris.
“Kalau melihat bayi punya lipatan tidak sama pada paha kanan dan kiri, bisa jadi itu dislokasi panggul. Treatment bisa berupa kaki dilebarkan atau kalau terlambat kaki terpaksa dipasang pan,” jelas dr Faisal Miraj, SP. OT dokter spesialis ortopedi anak RS Pondok Indah Bintaro Jaya, saat ditemui kumparanMOM beberapa waktu lalu.
membedong dengan ketat justru merugikan bayi Foto: Shutterstock
Nah Moms, ternyata efek samping membedong terlalu kencang cukup fatal. Oleh karena itu, jika Anda ingin membedongnya, pastikan kaki si kecil dapat bergerak bebas saat dibedong.
Hal ini berlaku pula saat menggendong bayi. Beberapa metode menggendong membuat ibu secara tidak sadar telah merapatkan kedua kaki bayi. Sama halnya dengan membedong, merapatkan kaki bayi saat menggendongnya sebaiknya dihindari. Biasanya ibu yang menggendong dengan selendang panjang cenderung melakukan ini.
ADVERTISEMENT
“Bayi normalnya mengangkang seperti posisi dalam janin. Jadi kalau menggendong jangan dirapatkan kakinya,” tambah dr Faisal.
Jadi, lebih baik biarkan bayi tanpa bedong atau bila tetap ingin pastikan Anda tidak membedongnya terlalu erat.