Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Moms, tahukah Anda bahwa minggu ini merupakan Pekan Imunisasi Dunia?
ADVERTISEMENT
Ya, mengutip laman WHO, World Immunization Week atau Pekan Imunisasi Dunia diperingati pada minggu terakhir dan selama satu pekan di bulan April, setiap tahunnya.
Tujuannya tentu saja untuk terus mendukung penggunaan vaksin demi memproteksi masyarakat dalam menangkal berbagai penyakit berbahaya.
Berbagai penyakit bahaya apa saja maksudnya? WHO mengungkap, imunisasi dapat memproteksi dari lebih 25 penyakit pada bayi hingga orang dewasa, seperti difteri, campak, pertusis, polio, hingga tetanus.
Faktanya, WHO juga menjelaskan, penggunaan imunisasi telah berhasil menyelamatkan banyak orang setiap tahunnya, Moms. Hal ini merupakan kisah sukses sebagai cara paling efektif dan murah dalam upaya pencegahan dari komplikasi serius hingga risiko kematian, akibat bahaya penyakit tersebut.
Melihat manfaat dan pentingnya imunisasi , fakta bahwa masih banyak orang tua yang belum memberi vaksin atau imunisasi pada anak-anaknya sangat memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
UNICEF, sebagai organisasi PBB yang memberi bantuan kemanusiaan bagi anak dan ibu di negara berkembang mengabarkan, ada hampir 20 juta anak yang belum divaksin maupun belum mendapat vaksinasi secara lengkap.
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi mereka, yaitu mulai dari sebenarnya banyak orang tua ingin memberi imunisasi pada anaknya namun mereka tak memiliki akses ke perawatan kesehatan.
Selain itu, karena keengganan orang tua yang padahal punya akses kesehatan, namun tetap memilih untuk tidak mengimunisasi anak-anaknya. Bukan tanpa alasan, ini lebih kepada kesalah-pahaman mereka tentang vaksin itu sendiri, misal karena isu vaksin mengandung babi sehingga dianggap haram digunakan atau merasa anak-anaknya tak akan mungkin terjangkit penyakit-penyakit berbahaya itu.
Di Indonesia misalnya, laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyoroti, hal ini tak lepas dari masifnya isu yang dilontarkan kelompok antivaksin dalam menebarkan pendapat mereka lewat berbagai tulisan maupun ceramah dan seminar keagamaan.
ADVERTISEMENT
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan ideologis berbasis agama Islam. Isu yang diusung umumnya menyangkut kehalalan dan keamanan vaksin serta isu konspirasi Yahudi di balik program vaksinasi.
Padahal, menurut dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) dalam tulisannya di laman IDAI, pendapat sebagian kelompok Islam yang mengatakan vaksinasi dilarang dalam Islam sebab menggunakan kuman yang disuntikkan ke dalam tubuh, sehingga berisiko membahayakan tubuh, adalah pendapat yang tidak berlandaskan ilmu dan hanya berdasarkan zhan atau prasangka belaka.
Menurutnya, mereka berpendapat begitu tanpa bekal ilmu pengetahuan yang memadai mengenai vaksin dan vaksinasi. Padahal, menurutnya, Islam melarang umatnya untuk berprasangka, karena sebagian prasangka adalah dosa.
Majelis Ulama Indonesia juga telah merekomendasikan pemberian imunisasi .
"Kalau para ulama di tingkat internasional saja membolehkan vaksinasi lalu mengapa ada orang yang bukan ulama malah mempermasalahkan bolehnya vaksinasi dalam Islam," kata dr Piprim.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan RI mengadakan acara puncak Perayaan Pekan Imunisasi Dunia 2019 bertema "Imunisasi Lengkap Indonesia Sehat" pada 23 April, dimeriahkan dengan pemberian penghargaan karya tulis terkait imunisasi dan talk show mengenai imunisasi.
Dari namanya, Pekan Imunisasi Dunia, artinya bukan cuma negara maju dan Indonesia saja yang melaksanakannya, tapi juga dilaksanakan lebih dari 190 negara negara termasuk negara-negara muslim.
Satu hal lagi yang jadi kesimpulan imunisasi sedunia ini, Moms. Anak yang tidak diimunisasi, bukan saja rawan tertular penyakit berbahaya, tapi juga bisa timbul wabah di tempat tinggalnya. Ini artinya anak yang tidak divaksin merupakan masalah dunia!
"Banyak penelitian di berbagai negara membuktikan bahwa bayi balita yang tidak diimunisasi lengkap tidak mempunyai kekebalan. Mereka mudah tertular penyakit tersebut, akan menderita sakit berat, menularkan ke anak-anak lain, menyebar luas, terjadi wabah, menyebabkan banyak cacat dan kematian. Hal tersebut Itu sudah terbukti di banyak negara," kata Prof. DR. dr. Soedjatmiko , SpA (K), Msi., Sekretaris Satgas Imunisasi IDAI atau/juga staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dalam tulisannya di laman IDAI.
ADVERTISEMENT
-------------------
kumparanMOM mendukung penuh Pekan Imunisasi Dunia dengan menyiapkan puluhan artikel tentang imunisasi sepanjang minggu ini khusus untuk Anda, Moms.
Baca semuanya dengan mengikuti topik Pekan Imunisasi Dunia dan jangan lupa sebarkan pada seluruh keluarga dan teman-teman Anda, ya.