Moms, Tumbuhkan Jiwa Kepemimpinan Dalam Diri Anak dengan 5 Cara Ini

2 Desember 2018 11:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak dan ibu membaca bersama (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dan ibu membaca bersama (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Jiwa dan keterampilan memimpin dibutuhkan setiap orang, bahkan sejak usia anak-anak. Anak butuh memiliki jiwa kepemimpinan untuk meraih berbagai prestasi yang ia inginkan. Siapa yang tak bangga jika kelak anaknya jadi pemimpin yang hebat, Moms?
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu jiwa kepemimpinan perlu dibentuk dan dibangun sejak dini. Anak bisa jadi ketua kelas, memimpin kelompok belajar, mengkoordinasi acara di sekolah, dan lain sebagainya.
Pemain football ternama asal Amerika, Vince Lombardi, pernah mengatakan bahwa pemimpin itu dibentuk, bukan dilahirkan. Ya, ada yang bisa orang tua lakukan untuk membentuk jiwa kepemimpinan si kecil. Berikut langkahnya:
1. Ajarkan Anak Berkomunikasi dengan Baik
Ilustrasi ibu dan anak berpelukan. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak berpelukan. (Foto: Shutterstock)
Keterampilan berkomunikasi adalah aset penting yang harus dimiliki pemimpin.
Berkomunikasi artinya tak hanya berbicara lho Moms, namun juga mendengarkan. Sering-seringlah berdiskusi dengan si kecil, biasakan ia untuk mengungkapkan pendapatnya dengan jelas dan menyimak pendapat orang lain.
Ajari anak keterampilan berkomunikasi mulai usia 2-5 tahun. Selain komunikasi verbal, Anda juga mengajari komunikasi non-verbal seperti gestur tubuh. Biasakan anak untuk bersosialisasi, bagaimana adab bertamu, bagaimana berkenalan dengan orang baru, dan bagaimana caranya menyakinkan orang lain.
ADVERTISEMENT
2. Libatkan dalam Kegiatan Kelompok
Dua orang anak yang sedang belajar (Foto:  Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Dua orang anak yang sedang belajar (Foto: Pexels)
Dikutip Forbes, banyak orang tua setuju melibatkan anaknya dalam kegiatan olahraga untuk belajar tentang teamwork. Olahraga memang bisa mengasah leadership dan sportivitas. Tapi belajar teamwork tak selamanya harus lewat olahraga, Moms.
Anda bisa mengajari anak tentang teamwork lewat berbagai kegiatan. Apapun yang sesuai dengan minat si kecil. Misalnya ia tertarik belajar balet, ikutkan saja ia les balet. Di sana ia pasti belajar tentang teamwork.
3. Fokus pada Kecerdasan Emosional
Pemimpin harus memiliki keterampilan problem solving yang baik, oleh karena itu mereka harus sensitif. Dengan demikian, anak harus unggul dalam mengelola kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional berkaitan dengan bagaimana anak berempati dan bersimpati terhadap lingkungan sekitarnya. Asah kecerdasan emosional anak dengan sering memberi contoh. Misalnya saat ada wanita hamil di kereta, Anda bersedia memberi kursi Anda. Jelaskan kepada si kecil apa alasannya. Pada lain kesempatan, tanyakan anak apa yang akan ia lakukan dalam situasi yang sama.
ADVERTISEMENT
4. Berikan Ruang untuk Mencoba
Ibu dan anak (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu dan anak (Foto: Shutterstock)
Tiap orang tua pasti punya gambaran ideal tentang masa depan anaknya. Namun jangan biarkan gambaran itu membatasi anak untuk mencoba hal baru. Berikan ruang anak untuk gagal.
Bangun dari kegagalan termasuk salah satu keahlian yang dibutuhkan pemimpin. Cara anak menghadapi kegagalan adalah indikator yang bagus untuk melihat perkembangan emosionalnya. Manfaatkan momen itu untuk mengarahkan emosinya secara sehat.
5. Ajari Keterampilan Bernegosiasi
Tiap pemimpin seharusnya menguasai cara untuk berkompromi. Nah si kecil juga harus belajar seni bernegosiasi sejak dini, Moms.
Alih-alih langsung menjawab iya atau tidak, berikan tawaran pada permintaan anak. Berikan ruang untuk bernegosiasi dengan tawaran Anda.
Misalnya saat ia ingin dibelikan mainan baru, tawarkan anak untuk membantu Anda membersihkan meja belajarnya sebelum permintaannya dikabulkan. Jika ia tidak setuju, ia mungkin akan menawarkan bantuan lain.
ADVERTISEMENT