Panduan Keselamatan Naik Kapal Laut bersama Anak

4 Juli 2018 21:26 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kapal laut berpenumpang. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kapal laut berpenumpang. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Berpergian dengan kapal laut adalah salah satu hal yang sangat menyenangkan untuk anak bahkan seluruh anggota keluarga. Selain menjadi pengalaman tersendiri, berpergian dengan kapal laut membuat anak dapat lebih leluasa bergerak dibandingkan bila berpergian dengan kendaraan darat atau pesawat.
ADVERTISEMENT
Di kapal laut, anak tidak harus melulu duduk diam di kursinya. Tahu kan Moms, bagaimana umumnya anak-anak susah diminta diam?
Namun sebulan terakhir ini, kita justru terus menurut ditimpa berita buruk terkait kapal laut. Kapal Motor (KM) Lestari Maju tenggelam di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/7), merupakan kapal kelima yang karam dalam rentang waktu Juni hingga awal Juli 2018.
Sebelumnya, ada KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba pada Senin (18/6) dan KM Ramos Risma Marisi yang tenggelam saat berlayar dari Pulau Sibandang di Kabupaten Tapanuli Utara menuju Pelabuhan Nainggolan di Kabupaten Samosir.
Selain kedua kapal tersebut, terjadi kecelakaan antara dua speedboat terjadi di perairan Sei Nyamuk, perbatasan RI-Tawau, Malaysia, Jumat (29/6) yang menewaskan lima orang dan kecelakaan antara speedboat yang membawa TKI dari Tawau Malaysia ke Sebatik Indonesia dengan speedboat dari Sebatik Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sedihnya dalam kecelakaan-kecelakaan ini, anak-anak bahkan bayi ikut menjadi korban.
Keluarga korban menabur bunga di lokasi kejadian. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga korban menabur bunga di lokasi kejadian. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Bagaimana dengan Anda, Moms? Pernahkah membawa si kecil berpergian dengan kapal? Atau justru sedang berencana mengajak anak berpergian dengan kapal pada liburan keluarga Anda berikutnya?
Musibah memang bisa datang kapan saja tanpa kita ketahui, namun Anda dapat mencegah atau mengurangi risikonya, Moms. Caranya dengan melakukan berbagai persiapan dan melakukan tindakan-tindakan yang penting untuk keselamatan Anda dan keluarga selama berpergian dengan kapal laut.
Apa saja misalnya?
Fasilitas di kapal Pelni. (Foto: Dok. Pelni )
zoom-in-whitePerbesar
Fasilitas di kapal Pelni. (Foto: Dok. Pelni )
Berikut rangkuman kumparanMOM untuk Anda:
1. Cermat pilih jadwal
Pilih jadwal perjalanan Anda dengan mempertimbangkan, musim dan cuaca. Apapun jenis kapal yang Anda gunakan, hindari perjalanan bila ombak terlalu besar atau selama cuaca buruk. Bila memungkinkan, pilih jadwal perjalanan pada pagi atau siang hari dengan visibilitas yang baik.
ADVERTISEMENT
2. Pilihlah operator yang terpercaya
Dirjen Perhubungan Laut RI melalui laman resmi mereka mengingatkan bahwa calon penumpang kapal laut sebaiknya sudah harus mengetahui kredibilitas operator pelayaran yang akan dinaiki dan memilih operator pelayaran yang sudah terpercaya.
Anda dapat mencari informasi ini di internet atau dari kerabat yang sering menggunakan jasa kapal laut. Cek, apakah ada laporan atau berita-berita terkait keselamatan atau pelayanan operator tersebut?
Ketahuilah bahwa di lapangan, kondisi kapal dan kesiapan keselamatan angkutan laut bisa sangat bervariasi. Apa yang Anda pernah temui di satu operator pelayaran belum tentu Anda temui di operator lainnya atau di wilayah lain di Indonesia.
Karena itu, tanyakan pada pihak operator hal-hal penting yang menyangkut keselamatan Anda sebagai penumpang. Misalnya apakah mereka memiliki cukup pelampung untuk semua penumpang? Apakah ada pelampung khusus untuk anak-anak?
Peluit pada jaket pelampung (Foto: Nur Syarifah Sa'diyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peluit pada jaket pelampung (Foto: Nur Syarifah Sa'diyah/kumparan)
3. Siapkan diri dan barang bawaan Anda
ADVERTISEMENT
Tiket sudah di tangan? Sekarang saatnya Anda menyiapkan diri sebelum perjalanan. Kenakan pakaian serta alas kaki yang nyaman dan memudahkan Anda bergerak. Sepatu hak tinggi Anda atau gaun Princess si kecil, tidak usah dipakai dulu ya, Moms. Bila terjadi sesuatu, pakaian dan alas kaki yang tidak sesuai akan menyulitkan Anda saat evakuasi.
Siapkan juga barang bawaan Anda. Bila operator pelayaran tidak menyediakan pelampung untuk anak, sebaiknya Anda membawanya sendiri. Sebab, pelampung dewasa tidak bisa digunakan untuk anak.
"Ukuran pelampung berbeda-beda dan harus sesuai dengan berat badan pemakai serta dapat menyangga kepala. Ini untuk menjaga posisi tubuh juga agar kepala, dagu dan telinga tetap berada di atas permukaan air meskipun dalam kondisi pemakai tidak sadarkan diri," ujar Amri Muharram, pelatih dan pimpinan dari Bima Nusantara, perusahaan konsultan dan pelatihan keselamatan yang juga menyediakan pelatihan Basic Sea Survival.
ADVERTISEMENT
Kenapa harus sesuai dengan berat badan? Amri menjelaskan, ini terkait dengan kemampuan pelampung untuk mengangkat beban, Moms. Ada pelampung yang sanggup menahan bobot tubuh hingga 100 kg, tapi ada juga yang hanya mampu menahan 8 sampai 20 kg saja.
"Kalau anak balita pakai pelampung kebesaran, akhirnya justru tidak fit di badan, dan anak justru bisa 'tenggelam' dalam pelampung. Pelampung harus pas memeluk badan," tukasnya.
Ayah dua anak yang tinggal di Balikpapan ini juga menyarankan orang tua agar rela merogoh kocek lebih dalam untuk membeli pelampung untuk anak. "Personal floatation device atau PFD harganya mungkin dirasa tidak murah, tapi benar-benar penting dan bisa menyelematkan nyawa anak-anak yang kita cintai. Ada harga, ada rupa, dan ada nyawa!" kata Amri.
ADVERTISEMENT
Apalagi ternyata, harga PFD untuk anak di banyak toko peralatan atau perkakas yang mudah ditemui di kota-kota besar maupun di online shop hampir sama dengan 4 tiket bioskop atau 5 gelas kopi di kedai waralaba, Moms! "Tapi jangan sembarangan beli," pesan Amri, "Periksa peruntukan bobot maupun kualitas atau standar keselamatannya."
Ilustrasi pelampung anak. (Foto: Instagram @ dpuputsaputri)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelampung anak. (Foto: Instagram @ dpuputsaputri)
Lalu bagaimana dengan bayi? Apakah perlu pakai atau dibelikan pelampung juga?
Tentu saja, Moms! Mengacu pada konvensi internasional untuk perjanjian maritim internasional tentang keselamatan kehidupan di laut yang disebut Safety of Life at Sea (SOLAS), ini termasuk dalam standar keamanan minimum pelayaran.
Inisiator sekaligus coach dari Safekids Indonesia (SKI), Wahyu Setyawan Minarto, yang biasa disapa Billie, menjelaskan hal ini pada kumparanMOM pada hari Rabu (4/6). "Setiap penumpang bayi seharusnya disediakan pelampung khusus atau yang biasa disebut dengan infant life jacket. Ini pelampung untuk anak dengan berat di bawah 15 kg. Sama seperti halnya di pesawat, kan bayi disediakan pelampung khusus juga."
ADVERTISEMENT
Menurut Billie, bila kita belum bisa menyediakan pelampung sesuai dengan berat badan bayi maka seharusnya bayi tidak boleh bepergian dengan perahu atau kapal.
"Sama logikanya dengan pakai helm saat naik motor. Kalau kita enggak bisa menyediakan helm dengan standar keselamatan yang layak untuk anak, atau helmnya masih kebesaran untuk mereka, artinya belum saatnya anak diajak serta!"
KM Sinar Bangun. (Foto: Dok. istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
KM Sinar Bangun. (Foto: Dok. istimewa)
4. Jangan memaksakan diri jika kapal sudah penuh
Bila ingin naik kapal, pastikan Anda memberi tiket resminya dan bukan dari calo. Dengan tiket resmi, Anda berhak mendapatkan kursi serta pelayanan yang terbaik.
Jangan memaksakan diri jika kapal yang hendak dinaiki sudah penuh. Ini sangat berbahaya. Lebih baik, menunda keberangkatan dan menunggu serta mengikuti jadwal kapal berikutnya daripada mempertaruhkan nyawa Anda sekeluarga.
ADVERTISEMENT
Jangan abaikan juga perasaan atau intuisi Anda. Bila saat hendak masuk ke kapal Anda merasa tidak aman atau melihat sesuatu yang kiranya membuat Anda merasa terancam, segera turun dan batalkan perjalanan!
5. Kenali situasi
Saat Anda sudah naik ke kapal, luangkan waktu sebentar untuk dapat mengenali situasi kapal. Situasi apa saja yang harus Anda perhatikan dan kenali? Letak pintu keluar, tempat jaket pelampung disimpan dan letak sekoci, Moms! Sebab, setiap kapal memiliki tata letak yang berbeda.
Setelah merasa cukup mengenali situasinya, bila memungkinkan pilihlah tempat duduk yang memudahkan Anda untuk mencapai ketiga tempat tersebut bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti musibah pelayaran.
Jangan lupa, dengarkan baik-baik petunjuk keselamatan pelayaran yang mungkin diberikan oleh kru atau Anak Buah Kapal (ABK). Anda juga perlu mematuhi aturan dan petunjuk keselamatan pelayaran untuk keselamatan bersama.
Sejumlah penumpang berusaha menyelamatkan diri dari KM Lestari Maju yang tenggelam. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penumpang berusaha menyelamatkan diri dari KM Lestari Maju yang tenggelam. (Foto: Istimewa)
Pastikan setiap papan informasi keselamatan di atas kapal telah terbaca dengan baik dan bila ada yang perlu ditanyakan dapat menghubungi ABK yang dimaksud. Begitu juga bila Anda mengetahui ada hal yang berbahaya atau bisa mengancam keselamatan di atas kapal, segeralah beritahu ABK.
ADVERTISEMENT
"Di mana pun Anda berada, selalu praktekkan konsep ANAK, yaitu: Amati bahayanya, Nilai risikonya, Ambil tindakan dan Komunikasikan!" kata Billie yang sengaja membuat dan memperkenalkan singkatan ANAK ini agar mudah diingat oleh orang tua.
6. Selalu awasi anak
Tempat yang paling aman bagi anak selama berada di atas kapal adalah di dekat Anda. Maka, awasi selalu mereka ya, Moms. Pastikan juga anak tidak bermain ke area-area yang berbahaya atau dilarang oleh ABK dan jangan lupa, pakaikan anak pelampung setiap saat sejak naik sampai turun dari kapal ya.