Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Parenting Islami: Ibu Bahagia, Anak Betah di Rumah
11 Januari 2019 9:34 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
ADVERTISEMENT
Begitu masuk sekolah dan memiliki banyak teman, rumah tak lagi menjadi satu-satunya tempat yang nyaman bagi anak . Anak mulai punya banyak kegiatan di luar rumah yang menurutnya menarik. Tak jarang, anak jadi lebih suka berada di luar daripada di lingkungan rumahnya.
ADVERTISEMENT
Apakah ini salah? Beraktivitas di luar rumah kan, banyak manfaatnya? Betul Moms, namun rumah seharusnya tetap menjadi tempat yang paling menyenangkan dan nyaman buat si kecil maupun anggota keluarga lainnya.
Demikian menurut Ustadz Bendri Jaisyurrahman, Konselor Anak, Remaja dan Pernikahan serta aktivis gerakan Sahabat Ayah. Di sinilah, ibu dapat berperan besar.
“Rumah adalah sebaik-baiknya tempat. Maka buatlah suami dan anak-anak nyaman agar selalu ingin cepat pulang. Ibu seharusnya jadi magnet agar anak ingin pulang. Namun ini tak bisa dilakukan jika ibu tidak bahagia, stres, atau depresi,” papar Ustadz Bendri, saat ditemui kumparanMOM di Masjid Al Muhajirin, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Selasa (8/1) dalam kajian yang digelar komunitas Gazala Albirru.
ADVERTISEMENT
Ya, Moms, kebahagiaan ibu penting untuk menjamin kebahagiaan anggota keluarga lainnya. Sebab ibu punya peran vital sebagai benteng umat. Ibu yang bahagia akan memancarkan energi positif di rumah sehingga membuat anak betah.
Sebaliknya, ibu yang sering sedih akan menunjukkan bahasa tubuh yang kurang nyaman. Tanpa Anda sadari anak juga bisa merasakannya. Tak jarang kondisi itu berefek langsung pada anak, misalnya Anda jadi sering mengomel tiap ada masalah kecil.
“Anak-anak menghindar dari ibu karena tiap ketemu kena cipratan emosi negatif. Misalnya Ibu yang ngomel-ngomel terus, suka marah-marah pada anak, seringnya tidak bahagia dengan hidupnya,” tambah Ustadz Bendri.
Jika kondisi itu berlangsung terus menerus, anak menjadi tidak dekat dengan ibunya. Hal itu ditandai dengan anak yang enggan menatap mata ibunya saat diajak ngobrol, enggan ditemani beraktivitas di luar rumah, hingga menghindar saat disentuh telapak tangan. Anak mungkin juga akan menolak bila diajak pergi bersama, terutama anak yang sudah menginjak usia remaja.
ADVERTISEMENT
Padahal jika anak bahagia, dekat dengan ibunya, diasuh dengan baik, doa anak tersebut akan menjadi pengangkat derajat ibunya di akhirat nanti. Kerja keras ibu selama mendidik anaknya akan menjadi amalan terbaik dan mengantarkan hingga ke surga.
Nah, Moms, Ustadz Bendri menyarankan, ajarilah si kecil untuk melafal doa anak saleh berikut:
اَللهُمَّ اغْفِرْلِىْ وَلِوَالِدَىَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِىْ صَغِيْرًا.
“Ya Allah, ampuni dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, dan kasihanilah keduanya itu sebagaimana beliau berdua merawatku ketika aku masih kecil”
Lantas, bagaimana caranya agar menjadi ibu yang lebih bahagia? Rasa syukur adalah kuncinya.
Menurut Ustadz Bendri, rasa syukur akan menambah kebahagiaan ibu. Anda juga perlu meluangkan waktu untuk berduaan dengan suami, quality time dengan keluarga tanpa sibuk memegang gadget, punya waktu untuk bersosialisasi dengan teman, dan yang penting adalah mengistirahatkan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
“Setiap ibu berhak punya me time agar mendapat energi positif. Ibu berhak untuk istirahat. Ibu rumah tangga sebenarnya rentan mengeluarkan emosi negatif karena 24 jam hampir tidak istirahat,” imbuh Ustadz Bendri.
Bagaimana Moms, Anda setuju dan siap mencobanya?
------------
Yuk, ikuti topik Parenting Islami dengan berbagai bahasan menarik kami siapkan untuk Anda mulai Januari 2019 ini. Anda juga bisa mengundang kumparanMOM meliput kajian yang digelar komunitas Anda agar lebih banyak orang tua -khususnya ibu- ikut menambah ilmu. Caranya? Kirim undangan atau informasi kajian ke email ke [email protected] dengan subjek "Parenting Islami".