Parenting Islami: Mengajarkan Tauhid pada Anak lewat Buku

22 Maret 2019 14:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seri buku Allah Sayang Padaku untuk mengajarkan tauhid pada anak. Foto: Prameshwari Sugiri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Seri buku Allah Sayang Padaku untuk mengajarkan tauhid pada anak. Foto: Prameshwari Sugiri/kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang tua, menjelaskan ilmu tauhid atau mengenalkan keesaan Allah SWT kepada anak bukanlah hal yang mudah. Kita perlu memilih bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti anak, tapi tetap menjaga esensi pesannya. Kalau tidak tepat, bisa-bisa anak malah jadi bingung. Sulit ya, Moms?
ADVERTISEMENT
Kesulitan itu juga dirasakan Amalia Kartika Sari, penulis seri buku Allah Sayang Padaku. Ia membayangkan ada buku penuh ilustrasi yang bisa membantunya mengenalkan Allah kepada anaknya. Sayangnya, ia tak bisa menemukan buku yang ia bayangkan di pasaran.
“Saya ingin bacakan ke anak saya buku yang isinya mengenalkan siapa Allah, tentang begitu banyaknya nikmat, kasih sayang Allah yang bisa kita rasakan dan lihat di sekitar kita. Dari apa yang mereka temukan di alam, bahkan yang bisa mereka temukan pada diri mereka sendiri,” Amel, begitu ia biasa disapa, bercerita pada kumparanMOM via telepon awal minggu ini.
Seri buku Allah Sayang Padaku Foto: Prameshwari Sugiri/kumparan
Menurut Amel, hal itu penting untuk menanamkan rasa iman anak kepada Allah. Amel percaya, dengan mengenal Tuhannya dengan baik, tumbuh rasa cinta kepada-Nya. Karena tak bisa menemukan buku yang ia inginkan, Amel memutuskan untuk menulisnya sendiri, lengkap dengan ilustrasi buatannya.
ADVERTISEMENT
"Saya juga menerbitkan sendiri secara independen, yang pertama pada Juli, 2017," kisahnya. Bersama suami, Amel mendirikan penerbitan buku The Gang of Fur. Mereka juga mendistribusikannya sendiri melalui akun instagram dan reseller. Tapi meski tidak melalui jaringan toko buku besar, buku-buku ini telah terjual lebih dari 30 ribu eksemplar!
Seri buku Allah Sayang Padaku Foto: Prameshwari Sugiri/kumparan
Tak hanya satu buku, Amel membuatnya menjadi seri bertajuk Allah Sayang Padaku. Saat ini seri buku itu sudah terdiri atas tiga buku. Di antaranya berjudul Allah Ciptakan Tubuhku, Allah Selalu Ada Untukku, dan Dengan Nama Allah.
Sesuai cita-citanya, semua buku dalam seri Allah Sayang Padaku menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti anak, dilengkapi potongan ayat Al-Quran yang dipilih dengan seksama, dan dipenuhi ilustrasi yang colorful dan menggemaskan.
ADVERTISEMENT
Buku Allah Ciptakan Tubuhku mengajari anak untuk lebih menyadari nikmat Allah yang ada pada tubuhnya. Dimulai dari bagaimana Allah menciptakan si kecil dalam rahim ibu hingga ia terlahir dengan mulut, telinga, mata, tangan, untuk merasakan nikmat Allah.
Sementara itu, Allah Selalu Ada Untukku mendorong anak untuk menyadari keberadaan Allah di lingkungan sekitarnya. Bumi sebagai tempat tinggal yang nyaman, Allah yang menciptakan langit hingga menumbuhkan sayuran untuk dimakan. Sedangkan buku Dengan Nama Allah mendorong anak untuk berdoa kepada Allah dalam berbagai aktivitas.
Seri buku Allah Sayang Padaku Foto: Prameshwari Sugiri/kumparan
Wari adalah salah satunya. Ibu dua anak yang tinggal di Jagakarsa, Jakarta Selatan ini, mengaku senang sekali mengoleksi ketiga buku ini. "Menurut saya buku ini bagus banget, ya. Saya bacakan untuk anak saya, Kanza, sejak dia umur 4. Soalnya saya sama suami memang maunya kita mengenalkan anak siapa Tuhannya, sebelum mengajarkan tentang cara shalat, membiasakan puasa, atau mengenalkan sedekah,"
ADVERTISEMENT
Fina, ibu satu anak dari Tangerang Selatan juga menyukai buku ini. "Awalnya tahu dari teman. Pas saya baca, isinya beda tapi pas sama yang saya butuh. Jadi bisa hemat waktu dan energi kalo anak mulai tanya-tanya tentang Allah. Misalnya tanya kenapa harus shalat, kenapa harus menyembah Allah, yang susah-susah dijawab gitu jadi bisa jawabnya sambil bacain buku saja."
Amel menjelaskan seri buku Allah Sayang Padaku memang tak mengandung plot cerita seperti buku dongeng anak pada umumnya. “Saya lebih banyak ‘merangkum’ saja kajian-kajian yang saya dengar dan pelajari, ke bahasa yang lebih mudah dipahami anak. Kemudian divisualisasi dengan ilustrasi,” jelas Amel.
Nah Moms, tidak usah ragu lagi mengajarkan tauhid pada anak. Selama kita mau mencari, berusaha dan mencoba, insya Allah, pasti bisa.
ADVERTISEMENT