Perlukah Bayi Dibedong?

15 Maret 2018 13:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi sedang dibedong (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi sedang dibedong (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Bayi baru mesti segera dibedong, supaya kakinya tidak bengkok! Ibu baru pasti pernah mendengar hal ini. Namun, benarkah?
ADVERTISEMENT
Dikutip kumparanMom (kumparan.com) dari situs IDAI, faktanya semua bayi yang baru lahir memiliki lutut yang bengkok, kedua tumit saling mendekat, dan kedua lutut saling menjauh sehingga terlihat huruf O. Ini berlangsung sejak bayi baru lahir hingga ia berusia 3 tahun. Jadi, ada kemungkinan saat Anda melihat kaki anak saat ia sedang belajar berjalan dan kelihatan bengkok, berarti masih tergolong normal, Moms.
Meski begitu, membedong juga dapat memberi manfaat meski tidak berhubungan dengan bentuk kaki bayi. Saat dibedong bayi akan merasa hangat dan aman karena kondisi 'terbungkus' membuat bayi merasa seperti berada di dalam rahim ibu.
Bayi sedang dibedong (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi sedang dibedong (Foto: Pixabay)
Tapi jangan membedong bayi terlalu kuat ya, Moms. Anak bisa kepanasan, terhambat pertumbuhan tulangnya, berisiko mengalami dislokasi pinggul, hingga kematian bayi mendadak (SIDS). Cukup bedong bagian tubuh bayi saja saja (bukan kepala) dan pastikan masih tersisa ruang untuk bayi menggerakkan tangan dan kakinya.
ADVERTISEMENT
Dan saat bayi semakin aktif bergerak saat usianya menginjak dua bulan, sebaiknya tidak perlu dibedong lagi.