Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Riset: Dehidrasi pada Anak Bisa Tingkatkan Rasa Cemas
30 Oktober 2018 16:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak , tak hanya asupan makan yang perlu Anda perhatikan, tapi juga kebutuhan cairannya setiap hari. Asupan cairan seperti air putih rupanya juga mampu mencegah rasa cemas terhadap anak.
ADVERTISEMENT
Dilansir Very Well, air punya peran penting dalam mengatur sistem kerja organ tubuh agar dapat berjalan dengan baik. Semua organ tubuh manusia, termasuk otak, membutuhkan air agar berfungsi dengan baik. Jika Anda mengalami dehidrasi, tubuh pun bisa menjadi tegang, sehingga dapat memacu timbulnya rasa stres dan gelisah.
Menurut Barry Joe McDonagh, pencipta program perawatan kecemasan Panic Away, dehidrasi dapat berkontribusi pada kecemasan dan kegelisahan anak Anda, Moms.
“Hampir setiap fungsi tubuh pasti membutuhkan air. Air bisa mengangkut hormon, zat kimia dan nutrisi ke organ tubuh. Jika anak tidak dapat menjaga tubuhnya tetap terhidrasi, maka organ tubuh serta fungsinya akan bereaksi tidak baik, ” jelas Barry.
Kurangnya asupan cairan pada anak, menurut Barry, juga mampu meningkatkan kadar kortisol, yang pada akhirnya bisa membuat anak jadi stres. Selain membuat anak jadi cemas, dehidrasi juga dapat dengan mudah membuat anak merasa kelelahan, sakit kepala, lemas, pingsan, jantung berdetak kencang, dan mual.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pada anak usia satu tahun ke atas, persentase jumlah air total dalam tubuhnya yakni harus sebanyak 65-80 persen dari berat badan. Pada bayi berusia 6 bulan pertama, kebutuhan cairan dapat dipenuhi hanya dengan mengonsumsi ASI saja, sehingga si kecil belum butuh mengonsumsi cairan tambahan seperti air putih. Sementara untuk bayi berusia 6 bulan ke atas, Anda bisa mengenalkan sumber cairan lainnya, seperti air putih, jus buah, dan sup.
Adapun jumlah cairan berbeda pada tiap anak , hal itu berdasarkan usia, massa otot, jenis kelamin, jenis aktivitas, kondisi anak, serta lemak tubuh. Normalnya, usai diproses tubuh, cairan tersebut akan keluar lagi dalam jumlah tertentu lewat keringat, urine, feses serta pernapasan dalam jumlah tertentu.
ADVERTISEMENT