Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Dalam rangka merayakan Pekan Menyusui Sedunia atau World Breastfeeding Week yang jatuh tiap tanggal 1-7 Agustus, Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) mengadakan kegiatan 'Menyusui Serentak' yang diselenggarakan pada Minggu (4/8) di Gedung Pertunjukan GRJS, Bulungan, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
Acara yang dihadiri oleh sekitar 40 ibu menyusui ini, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat bahwa menyusui itu adalah sesuatu yang alamiah dan normal.
Dalam acara ini, hadir Ketua AIMI, Nia Umar; Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TPPKK) Jakarta Selatan, Komariah Marullah; Dr. Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM; Co-Founder Komunitas Ayah ASI, Agus Rahmat Hidayat; dan Presiden Komunitas Nusantara Menggendong, Wienna Pratasik.
Ketua AIMI, Nia Umar, IBCLC, berharap, kegiatan menyusui serentak ini bisa meningkatkan kepedulian masyarakat untuk semakin mendukung program menyusui .
"Tema tahun ini pekan menyusui sedunia memberdayakan orangtua. Terutama ibu untuk bisa menyusui. Di situlah harus ada dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pasangan, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, sampai pemerintah pun harus mendukung dengan kebijakan yang berlaku," kata Nia kepada kumparanMOM, pada acara "Berdayakan Orang Tua untuk Bisa Menyusui", Minggu (4/8).
ADVERTISEMENT
Ketua TPPKK Jakarta Selatan, Komariah Marullah mengatakan, selama ini TPPKK selalu mensosialisasikan agar ibu bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayi hingga usianya 6 bulan. Selain itu, mereka pun selalu menganjurkan agar ibu sering membawa si kecil ke posyandu.
Komariah menekankan bahwa para ibu harus menyusui bayinya agar bisa membangun kedekatan emosi. Para ibu juga didukung untuk bisa menyusui dan memberikan ASI eksklusif hingga usia bayi 6 bulan, karena memberi ASI adalah sebuah keharusan dan kewajiban.
"Jangan merasa gengsi. Jadikan menyusui itu sebuah lifestyle untuk para ibu sekarang ini," kata Komariah.
Swasti Sabdastantri atau yang lebih dikenal dengan Chua 'Kotak' berbagi pengalamannya saat menyusui anak pertama dan kedua. Ia mengatakan saat melahirkan anak pertama, Chua sudah memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan pemberiannya hingga usia sang anak 2 tahun. Walau saat berumur 4 bulan si kecil harus ditinggalnya untuk manggung, tapi ia tetap memerah ASI sebelum tampil.
ADVERTISEMENT
"Aku selalu wajib untuk memompa ASI sebelum manggung. Soalnya pasti saat manggung itu lama, belum lagi ada meet and greet kan. Dan lucunya kalau manggung itu kan bikin kita happy ya, nah alhasil rembes deh ASI-nya. Aku sih mengelapnya dengan handuk di panggung, hahaha," ujar Chua.
Selain acara Menyusui Serentak, dalam acara itu komunitas Ayah ASI dan komunitas Nusantara Menggendong juga memberikan beberapa games yang menghibur. Nusantara Menggendong misalnya, memberikan games dengan mengajak para suami untuk belajar membuat gendongan dari kain jarik dan belajar membuat simpul jangkar.
Salah satu peserta bernama Ismayati mengatakan sangat senang bisa mengikuti acara yang diadakan oleh AIMI ini. Selain mendapat banyak hadiah yang berguna untuk bayi, ia pun senang mendapatkan pengetahuan mengenai menyusui.
ADVERTISEMENT
"Saya senang bisa sharing dan bertukar pengalaman, seperti masalah menyusui juga cara menggendong bayi dengan jarik. Pokoknya banyak yang didapatkan dalam acara ini. Saya sih berharap acara ini lebih sering diadakan untuk para ibu menyusui," kata Ismayati.
Di akhir acara, Nia berharap pemerintah semakin peduli dan memberikan perlindungan untuk ibu menyusui di Indonesia.
"Untuk kedepannya saya berharap pemerintah bisa terus mendukung. Salah satunya adalah agar cuti maternitas bisa ditingkatkan durasinya. Sehingga ibu menyusui lebih mudah dan leluasa untuk memberikan ASI-nya," tutup Nia.