Tumpukan Lemak di Perut, Benarkah Tanda Bahagia?

12 September 2019 17:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi tumpukan lemak di perut Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi tumpukan lemak di perut Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Orang Indonesia memang suka bercanda soal apa saja, bahkan soal tumpukan lemak di perut! Misalnya dengan bilang, "perut berlemak itu tanda bahagia." Pernahkah Anda mendengarnya?
ADVERTISEMENT
Candaan ini muncul karena tumpukan lemak di perut kerap dikaitkan dengan kondisi keuangan atau kemampuan seseorang untuk sering mengonsumsi banyak makanan enak. Ini bisa saja benar. Namun apa-apa yang enak belum tentu sehat, Moms!
Demikian menurut konsultan nutrisi Mifta Novikasari, penulis buku "Hidup Sehat ala Mami Olis - 4 Langkah Mudah Menjalani Gaya Hidup Sehat". Dalam bukunya, Mifta menjelaskan bahwa tumpukan lemak berlebih di perut justru bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.
Mifta yang berlatar belakang pendidikan Gizi Kesehatan Masyarakat, selama hampir 12 tahun terakhir ini aktif memberikan berbagai penyuluhan terkait nutrisi dan gaya hidup sehat pada masyarakat ini juga menjelaskan perlunya mewaspadai ukuran lingkar pinggang yang bertambah akibat tumpukan lemak di perut meskipun berat badan normal atau tidak naik. Sebab, ukuran lingkar pinggang yang berlebih dapat memicu berbagai penyakit degeneratif atau penyakit yang terjadi akibat memburuknya suatu jaringan atau organ seiring waktu.
tumpukan lemak di perut meningkatkan risiko kematian Foto: Shutterstock
Hal ini bahkan sudah dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan pada 360.000 subjek yang dipantau selama 10 tahun. Melalui The New England Journal of Medicine memaparkan bahwa bertambahnya lingkar pinggang sekitar 5 cm akan meningkatkan risiko kematian sebesar17% pada laki-laki dan 13% pada perempuan.
ADVERTISEMENT
Para peneliti menemukan lingkar pinggang yang berlebih meningkatkan risiko karena jaringan lemak di sekitar perut tersebut memproduksi hormon dan komponen lain yang memicu perkembangan penyakit kardiovaskuler dan kanker.
Lantas, bagaimana bisa tahu lingkar pinggang kita masuk dalam kategori sehat atau tidak?
lingkar pinggang perlu diukur Foto: Shutterstock
Ternyata ada panduannya, Moms. Lingkar pinggang yang sehat untuk perempuan seharusnya tidak lebih dari 80 cm dan untuk laki-laki tidak lebih dari 90 cm.
Jadi meski berat badan kita berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh) masuk kategori normal, jika ukuran lingkar pinggang melebihi ukuran normal tersebut di atas maka kita tetap perlu waspada. Mifta menekankan, tumpukan lemak di perut bukan hanya masalah bagi mereka yang alami kelebihan berat badan atau kegemukan saja.
bentuk tubuh juga memengaruhi kondisi tumpukan lemak di perut Foto: Shutterstock
Bila ingin selalu sehat, selain lingkar pinggang perhatikanlah juga rasio lingkar pinggang dan pinggul (RPP), Moms.
ADVERTISEMENT
RPP menunjukkan proporsi lemak yang tersimpan dalam tubuh. Lemak tubuh biasanya disimpan dalam dua cara yaitu di bagian tengah tubuh (biasanya disebut sebagai bentuk apel) dan di sekitar pingggul (biasanya disebut sebagai bentuk buah pir).
Anda bisa menghitung RPP dengan membagi lingkar pinggang dan lingkar pinggul dalam satuan sentimeter (cm). Acuan RPP yang sehat untuk perempuan adalah kurang dari 0.8 sementara untuk laki-laki kurang dari 0.9
Nah Moms, kalau sudah diukur dengan benar, kita jadi bisa menilai kondisi tumpukan lemak di perut dengan lebih objektif. Bukan hanya berdasarkan feeling, membandingkan dengan tubuh orang lain atau sekadar dari candaan teman!
ADVERTISEMENT