Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Yang Harus Anda Lakukan Kalau Anak Tak Sengaja Menelan Permen Karet
25 Januari 2019 11:16 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bila ini terjadi, tenang, Moms. Tak perlu panik karena sebenarnya, menelan permen karet tidak berbahaya. Ya, permen karet yang tertelan tidak akan diam saja di perut anak dan tetap bisa berjalan melewati saluran pencernaan hingga keluar menjadi kotoran 40 jam kemudian sama seperti makanan lainnya.
Namun, memang ada kasus saat permen karet tertelan perlu dikhawatirkan, contohnya si kecil menelan permen karet ketika sedang sembelit. Permen karet yang tertelan itu dapat menyumbat ususnya. Terlebih jika permen karet yang tertelan cukup banyak, makin sulitlah buang air besarnya. Meski begitu, tenang, Moms. Kondisi tadi itu termasuk kasus yang jarang ditemui.
Walau tak perlu dikhawatirkan, kira-kira, apa yang harus Anda lakukan bila si kecil tiba-tiba melapor permen karet yang sedang ia kunyah tertelan?
1. Tetaplah bersikap tenang
ADVERTISEMENT
Jangan panik. Kepanikan justru membuat Anda melakukan hal ceroboh lainnya, seperti berusaha memuntahkan permen karet yang tertelan dengan mengorek tenggorokan anak Anda misalnya.
2. Beri anak banyak minum
Karena permen karet tetap bisa keluar melewati saluran pencernaan, hal yang harus Anda lakukan ialah memintanya untuk minum banyak air putih. Selain bisa membuat kerongkongan anak lebih nyaman, juga bisa melancarkan buang air besar anak.
Selain memberi minum, Anda juga bisa meminta anak makan-makanan yang berserat untuk membuat ia lebih cepat mulas dan segera buang air besar.
3. Tetap waspada
Teruslah waspada dan amati apakah setelah kejadian ini anak mengalami sembelit dan mengeluh sakit perut. Tanyakan juga pada anak, seberapa banyak permen karet yang tertelan? Bila jumlahnya banyak, mungkin Anda perlu segera membawa anak ke dokter. Biarkan dokter memeriksa dengan lebih seksama. Semoga si kecil tidak 'kenapa-napa' ya.
ADVERTISEMENT
Penulis: Nanda Saputri