AS Halangi Rencana Korut Buka Wilayah Udaranya untuk Penerbangan Sipil

18 Februari 2019 9:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Korea Utara Foto: AFP/Yonhap
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Korea Utara Foto: AFP/Yonhap
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat menolak rencana Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang ingin meningkatkan penerbangan sipil di Korea Utara.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dilakukan AS jelang pertemuan Presiden Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un jilid II akhir Februari mendatang di Vietnam.
Kantor berita Reuters menyebut informasi itu didapat dari tiga orang sumber dekat di pemerintahan AS. Mereka menyatakan, langkah AS menolak keinginan ICAO adalah strategi agar sanksi terhadap Korut terus melekat sampai ada hasil konkret dari pertemuan Trump dan Kim.
Korut sendiri beberapa waktu belakangan ini, mencoba membuka wilayah udaranya untuk penerbangan komersial asing.
Kim Jong-un dan Donald Trump. Foto: Kevin Lim/The Straits Times via Reuters dan
Langkah Korut tersebut ternyata mendapat dukungan 192 negara anggota ICAO yang merupakan organisasi resmi di bawah naungan PBB. ICAO dan Korut pun sudah memulai proses perundingan pembukaan rute udara Korut yang nantinya akan pula melewati Korsel.
ADVERTISEMENT
Rute udara Korut sampai saat ini menjadi zona merah dan hampir seluruh maskapai penerbangan komersil dunia menghindarinya. Sebab, rute itu dianggap berbahaya karena aktivitas uji coba nuklir Korut.
Sementara itu, Washington menganggap proses negosiasi antara ICAO dan Pyongyang tak mesti dilakukan saat ini. Negeri Paman Sam menginginkan, perundingan baru dilaksanan usai Korut menciptakan kemajuan dalam rencana denukliralisasi.
"Mereka (Pemerintah AS) akan terus menahan semua kesempatan yang ada sampai tidak ada lagi celah bagi Korut melakukan tindakan tak pantas," sebut sumber tersebut seperti dikutip dari Reuters, Senin (18/2).
Rute udara Korut dianggap AS sebagai salah satu isu strategis. Sebab, bila Korut membuka jalur udaranya maka penerbangan rute Asia-Eropa dapat memangkas waktu tempuh serta bahan bakar.
ADVERTISEMENT
Terkait isu ini, Perwakilan Tetap Korut untuk PBB di New York masih bungkam. Begitu pula dengan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.