Jaksa Agung Minta Pelajaran Anti Korupsi Masuk Kurikulum SMA

28 September 2017 15:20 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penandatangan nota Jaksa Agung dan Kemendikbud. (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penandatangan nota Jaksa Agung dan Kemendikbud. (Foto: Adhim Mugni/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jaksa Agung HM Prasetyo meminta agar Kemendikbud memasukan pembelajaran anti korupsi di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini dilakukan agar para siswa bisa lebih meningkatkan kesadaran dan ketaatan pada hukum sejak dini.
ADVERTISEMENT
"Kami harap dukungan dari jajaran Kemdikbud, khusunya Mendikbud agar penyelenggaraan kualitas dan kuantitas progam tersebut dapat semakin didekatkan, dengan kemungkinan dapat ditampung dan dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran anti korupsi pada pendidikan menengah dan atas," kata Prasetyo.
Hal itu disampaikan Prasetyo usai penandatangan kerja sama antara Kejaksaan Agung dan Kemendikbud di Aula di Sasana Pradana, Kejaksaan Agung RI, Jl. Hasanuddin Nomor 01, Jakarta Selatan. Kamis (28/9).
Menurut Prasetyo, Kejaksaan Agung sudah sejak tahun 2015 melakukan program Jaksa Masuk Sekolah untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, ketaatan, dan kepatuhan pada hukum secara dini. Sehingga saat dewasa nanti, mereka dapat membentengi generasi muda dan keluarganya dari berbagai kejahatan, termasuk melakukan kecurangan yang berujung pada korupsi.
ADVERTISEMENT
Prasetyo berpendapat, pendidikan memilliki peran yang strategis dan penting, dan penyelenggara pendidikan berada dalam garda terdepan bagi kemajuan sebuah bangsa. Pada saatnya akan mampu tampil dan siap menerima estafet kepemimpinan bangsa ke depan.
"Generasi muda yang cerdas, berkualitas dan berintegritas akan mampu menatap masa depan Indonesia yang hebat dan kuat. Pada saatnya, akan mampu tampil dan siap menerima estapet kepemimpinan bangsa ke depan. Mampu menempatkan diri untuk berdiri sama tinggi, duduk sama rendah," tutur dia.
Reporter: Adim Mugni Mubarak