Jika India-Pakistan Perang Nuklir, Dua Miliar Manusia Bisa Tewas

20 Februari 2019 11:26 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rudal Babur Pakistan. Foto: AFP/ASIF HASSAN
zoom-in-whitePerbesar
Rudal Babur Pakistan. Foto: AFP/ASIF HASSAN
ADVERTISEMENT
Hubungan India dan Pakistan kembali memanas belakangan ini, penyebabnya klasik, yaitu konflik di Kashmir. Konflik India-Pakistan tidak akan menyeret dunia andai saja kedua negara tidak punya senjata nuklir. Jika konflik berujung pada perang nuklir, dampaknya akan luar biasa besar bagi dunia.
ADVERTISEMENT
Konflik ini diawali oleh serangan teroris di Kashmir yang menewaskan lebih dari 40 orang. India menuding Pakistan menyokong kelompok teror yang melancarkan serangan itu. Pakistan membantah keras, dan menegaskan akan menyerang balik jika India mengganggu keamanan mereka.
Wilayah sengketa Kashmir selalu jadi pemilu konflik India-Pakistan. Kedua negara pernah tiga kali berperang di wilayah ini. Dan celakanya, baik India dan Pakistan sama-sama negara pemilik senjata nuklir.
Beberapa kali wacana menyerang dengan nuklir muncul setiap konflik kedua negara pecah. Salah satunya ketika konflik Kargil pada 1999 ketika Pakistan dilaporkan telah mempersiapkan bom nuklirnya.
India-Pakistan sama-sama bukan negara penandatangan Perjanjian Non-proliferasi Nuklir (NPT) dan terbuka menyatakan punya bom atom. India memulai program nuklir mereka sesaat setelah merdeka dari Inggris pada 1974. Pengembangan terus dilakukan hingga India dilaporkan punya sekitar 120-130 hulu ledak nuklir.
ADVERTISEMENT
Negara rivalnya punya nuklir, Pakistan tidak ingin ketinggalan. Mereka mulai mengembangkannya dan berhasil memiliki hulu ledak nuklir pertama pada 1980-an. Uji nuklir pertama Pakistan dilakukan pada 1998, tidak lama setelah India melakukannya.
Jumlah hulu ledak nuklir Pakistan hampir sama dengan India. Kedua negara juga sama-sama bisa melancarkan serangan nuklir dari laut, darat, dan udara.
Negara Bersenjata Nuklir. Foto: Basith Subastian/kumparan
Dua Miliar Orang Tewas
Jika India dan Pakistan memutuskan berperang dengan senjata nuklir, maka korbannya bukan hanya warga negara mereka, tapi juga seluruh dunia.
Sebagai gambaran, bom nuklir satu-satunya yang pernah dijatuhkan yaitu di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada 1945 berkekuatan 15 juta kiloton TNT dan menewaskan lebih dari 200 ribu orang.
Menurut studi gabungan peneliti dari Rutgers University, University of Colorado-Boulder dan University of California, Amerika Serikat, pada 2007 lalu, jika perang India-Pakistan melibatkan 100 hulu ledak nuklir maka korban tewas bisa mencapai 21 juta orang.
Rudal Agni India. Foto: AFP/RAVEENDRAN
Itu hanya korban tewas secara langsung akibat dampak ledakan, atau radiasi tingkat tinggi. Belum lagi dampak tidak langsungnya. Peneliti menyampaikan dampak tidak langsung perang nuklir adalah kelaparan yang mendera negara-negara di dunia.
ADVERTISEMENT
Pada studi 2012 lembaga peneliti International Physicians for the Prevention of Nuclear War (IPPNW) menunjukkan perang nuklir India-Pakistan memiliki dampak sangat panjang. Peristiwa yang terjadi setelahnya diprediksi tewasnya 2 miliar orang di seluruh dunia akibat gagal panen yang berujung kelaparan.
Hal ini terjadi akibat "Musim Dingin Nuklir", yaitu gangguan iklim berupa menurunnya curah hujan atau penurunan suhu udara. Partikel karbon hitam aerosol akan memenuhi atmosfer yang mengganggu asupan sinar matahari.
Rudal Ghauri Pakistan. Foto: AFP/AAMIR QURESHI
Akibatnya, berdasarkan studi IPPNW, produksi beras China -negara tetangga Pakistan dan India- akan turun hingga 21 persen dalam empat tahun setelah perang nuklir, dan 10 persen dalam enam tahun.
Produksi gandum China diprediksi turun hingga 50 persen dalam tahun pertama usai perang nuklir. Sepuluh tahun kemudian, produksinya masih belum akan normal dengan penurunan hingga 31 persen.
ADVERTISEMENT
Dampaknya juga akan dirasakan oleh Amerika Serikat. Produksi jagung AS diperkirakan akan turun hingga 10 persen dalam 10 tahun sejak perang nuklir. Penurunan yang sama juga akan terjadi pada produk kacang kedelai AS.
Akibat menurunnya produksi ini, harga pangan meroket naik. IPPNW memperkirakan ada 215 juta orang yang akan kesulitan membeli makanan dalam puluhan tahun usai perang nuklir. Akibat tidak mampu memenuhi asupan gizi harian, malnutrisi terjadi, lalu kematian.
Ilustrasi sawah kekeringan Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
"Akhirnya, lebih dari satu miliar orang di China akan menghadapi krisis pangan parah. Jumlah orang yang terancam oleh kelaparan akibat perang-nuklir bisa mencapai lebih dari dua miliar," tulis hasil studi IPPNW berjudul: "Nuclear Famine: Two Billion People At Risk?" itu.
Kerusakan iklim tidak bisa dihindari jika terjadi perang nuklir. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah mencegah perang terjadi.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah bencana yang skalanya sangat masif yang tidak mungkin bisa dilakukan persiapan. Kita harus mencegahnya," kata peneliti IPPNW, Ira Helfand, seperti dikutip Telegraph.