Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Ketua Oposisi Deklarasi Diri Presiden Baru Venezuela, Dibekingi AS
24 Januari 2019 11:42 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
ADVERTISEMENT
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido mengklaim dirinya sebagai presiden yang baru, mendapatkan beking dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat. Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menyebut klaim ini sebagai upaya kudeta.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, klaim ini disampaikan Guaido pada Rabu (23/1) pada aksi yang diikuti ratusan ribu orang di Caracas. Dalam pidatonya, dia mengatakan Maduro telah merampas kekuasaan. Guaido berjanji membentuk pemerintahan transisi yang membantu negara itu lepas dari jerat krisis ekonomi parah.
"Saya bersumpah untuk melanjutkan kekuasaan presiden untuk menghentikan perampasan kekuasaan," kata Guaido, anggota Kongres Venezuela yang berusia 35 tahun.
Perampas kekuasaan adalah julukan untuk Maduro dari oposisi setelah dia dilantik kembali menjadi Presiden untuk periode kedua pada 11 Januari lalu.
Menurut oposisi, pemilu yang memenangkan Maduro sarat dengan sengketa sehingga mendesak pemerintahan baru. Kongres bahkan menyatakan Venezuela tidak punya presiden.
Jika demikian, berdasarkan konstitusinya negara harus menyelenggarakan pemilu dalam waktu 30 hari dan pemerintahan sementara dipegang oleh ketua parlemen, yaitu Guaido.
ADVERTISEMENT
Namun keputusan Kongres tersebut ditolak dan dianulir Mahkamah Agung Venezuela yang pro-Maduro. Pemerintah lalu melakukan penangkapan puluhan pemimpin oposisi dan aktivis pro-demokrasi.
Amerika Serikat mendukung Kongres Venezuela dengan mengatakan pemerintahan Maduro tidak sah. Begitu Guaido mengklaim diri sebagai Presiden baru, pemerintahan Donald Trump langsung mendukungnya.
"Rakyat Venezuela telah sangat lama menderita di tangan rezim Maduro yang tidak sah. Hari ini, saya secara resmi mengakui Presiden Parlemen Venezuela, Juan Guaido, sebagai Presiden Sementara Venezuela," kata Trump.
Sebelas dari 14 negara Lima Group yaitu Argentina, Brasil, Kanada, Chile, Kolombia, Kosta Rika, Guatemala, Honduras, Panama, Paraguay dan Peru, mengeluarkan pernyataan bersama yang mendukung Guaido sebagai presiden sementara Venezuela.
Dengan klaim tersebut, Venezuela kemungkinan akan memiliki dua pemerintahan di negaranya. Maduro yang masih mendapatkan dukungan militer mengatakan bahwa oposisi tengah melakukan kudeta dengan beking dari AS.
ADVERTISEMENT
"Kami sudah cukup diintervensi, kami punya martabat, sial! Ini adalah rakyat yang ingin melindungi tanahnya," kata Maduro yang memimpin negara itu sejak 2013 usai kematian Hugo Chavez.
Maduro menegaskan bahwa negaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan Washington dan mengusir seluruh diplomat AS di negara itu.
"Keluar! Tinggalkan Venezuela !" kata Maduro seraya memberikan waktu 72 jam bagi diplomat AS untuk hengkang.
Namun Guaido mengatakan bahwa di bawah kepemimpinannya Venezuela ingin mempertahankan kehadiran diplomatik AS. Kementerian Luar Negeri AS juga menimpali, dengan menyebut "mantan presiden Maduro" tidak punya wewenang untuk memutus hubungan.