Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pengangguran Tertinggi Didominasi Lulusan SMK
22 Mei 2017 18:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mencatat tingkat pengangguran paling banyak saat ini didominasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK. Jumlah pengangguran lulusan SMK menduduki peringkat teratas sebesar 9,27 persen, disusul lulusan SMA 7,03 persen, lulusan SMP 5,36 persen, Diploma III 6,35 persen, dan universitas 4,98 persen.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Bappenas, Subandi, mengatakan tingginya pengangguran di tingkat lulusan SMK karena disebabkan minimnya soft skill yang diterima oleh para pelajar SMK.
"Misalnya kemampuan bahasa manual, kalau menurut kajian dari hasil UN rata-rata nilai matematika, sains, sama kemampuan membaca itu anak SMA lebih tinggi dibandingkan SMK. Ini yang membentuk soft skill. Jadi soft skill anak-anak SMK itu rata-ratanya kurang dari anak-anak SMA," kata Subandi di Hotel Pull, Jakarta Pusat, Senin (22/5).
Untuk mengatasi tingginya jumlah pengangguran dari lulusan SMK, Subandi mengatakan pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan vokasi. Sehingga, lulusan SMK nantinya bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan mampu menghadapi keterbukaan pasar tenaga kerja.
ADVERTISEMENT
"Khusus untuk ini ada dua prioritas nasional, pertama meningkatkan distribusi dan potensi guru. Keduanya dalam meningkatkan pendidikan vokasi. Yang kita ingin itu lulusan dari vokasi ini match dengan kebutuhan dunia usaha dan indsutri," ujarnya.
Subandi meminta agar lulusan SMK bisa langsung mengimpelementasikan keilmuannya. Pemerintah juga telah melakukan kerja sama dengan beberapa industri seperti PT Astra.
"Di samping itu tentunya bagiamana guru-guru vokasi disiapkan kemudian sarana dan prasaranya harus disiapkan sehingga kalau sekolah yang kita punya kan SMK jadi lulusan itu betul-betul lulusan sesuai kerja. Yang sekarang ada kan sebagian besar SMK kita sebetulnya lulusannya banyak yang nganggur," ujarnya.