Prabowo: Saya Sedih Anak Muda Setelah Lulus Jadi Driver Ojek

21 November 2018 15:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Prabowo menjadi pembicara dalam Indonesia Ekonomi Forum. (Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo menjadi pembicara dalam Indonesia Ekonomi Forum. (Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengaku sedih dengan beredarnya meme yang menggambarkan masa depan anak bangsa yang hanya menjadi tukang ojek setelah lulus sekolah. Menurut dia, gambaran itu adalah realitas yang terjadi saat ini.
ADVERTISEMENT
"Saya sedih dengan realitas yang ada, seperti di meme yang ada di internet terkait jalan karier anak muda di Indonesia. Dari SD, SMP, SMA dan setelah lulus dia jadi ojek driver. Sedih tapi itulah realitas," kata Prabowo dalam acara Indonesia Economic Forum di Hotel Shangri-La, Jakarta Selatan, Rabu (21/11). Namun, Prabowo tak menunjukkan meme yang dimaksud.
Prabowo menuturkan ia ingin perjalanan karier anak-anak Indonesia saat ini tidak seperti meme yang digambarkan. Ia berharap anak-anak muda dapat memiliki masa depan yang lebih baik, misalnya jadi seorang wirausaha.
"Ini adalah passion saya. Dari dalam lubuk hati saya tidak merasa bahagia. Saya ingin anak muda di Indonesia berwirausaha jadi teknisi, jadi pilot, atau punya restoran, punya kafe. Punya usaha sendiri, punya peternakan. Bukan cuma kuli," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Ojek Online di Bogor. (Foto: Antara/Arif Firmansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Ojek Online di Bogor. (Foto: Antara/Arif Firmansyah)
Untuk mewujudkan harapan itu, Prabowo yakin masa depan generasi penerus bangsa akan menjadi salah satu perjuangannya bersama Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Ia tak ingin realita menjadi tukang ojek menjadi masa depan anak bangsa.
"Saya kira Anda bisa memperhatikan bahwa itu memang fokus perjuangan kami. Justru kami tidak ingin gambar terakhir itu langgeng. Kita ingin hilangkan gambar itu," tutur Prabowo.
Prabowo berjanji akan memberdayakan masyarakatnya dengan lebih baik. Karena itu, pengelolaan ekonomi dan tata pemerintahan harus dapat diatur lebih baik, sehingga anggaran negara dapat digunakan dalam program pemberdayaan masyarakat.
"Kita ingin memberdayakan rakyat kita. Kita harus punya pengelolaan ekonomi yang bagus. Kita harus punya pemerintah yang bersih supaya tidak ada kebocoran. Jika pun ada kebocoran, kebocoran bisa diminimalkan. Bisa dikurangi. Dengan demikian uang itu bisa kita salurkan untuk program pemberdayaan rakyat. Affirmative action for the poor of Indonesia," pungkasnya.
ADVERTISEMENT