Rentetan Bom Bunuh Diri di Indonesia

25 Mei 2017 16:47 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi Bom (Foto: Aditia Patria W / EyeEm)
Bom bunuh diri yang terjadi di Terminal Kampung Melayu pada Rabu (24/5) malam adalah aksi bunuh diri ketujuh yang pernah terjadi di Indonesia sejak delapan tahun terakhir. Jika melihat kilas balik sejak 15 tahun terakhir, tepatnya sejak peristiwa Bom Bali I yang begitu fenomenal, sedikitnya ada belasan kejadian yang pernah tercatat dan mencuri perhatian. Berikut kumparan (kumparan.com) kumpulkan deretan aksi bom bunuh diri yang pernah terjadi di Indonesia selama 15 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
1. Bom Bali 2002
Pada 12 Oktober 2002 malam tiga peristiwa pengeboman terjadi di Bali. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Kuta, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat di Denpasar.
Akibat tiga ledakan ini, 202 orang meninggal dan 209 orang lainnya luka-luka atau cedera. Dari 202 korban tewas tersebut, 164 orang di antaranya merupakan warga asing dari 24 negara dan 38 orang lainnya Warga Negara Indonesia.
Pelaku bom bunuh diri di Paddy’s Club adalah Iqbal dengan menggunakan bom rompi. Sementara pelaku bom bunuh diri di Sari Club adalah Jimi dengan menggunakan bom mobil. Adapun pelaku peledakan bom di dekat kantor Konsulat Amerika Serikat adalah Ali Imran sebagai otak aksi teror tersebut dengan menggunakan bom kota seberat 6 kilogram dengan sistem remote ponsel yang ia nyalakan dari rumah kontrakannya.
ADVERTISEMENT
Ratusan warga asing yang tewas dalam ledakan Bom Bali I ini mengakibatkan nama Indonesia tercemar di dunia internasional. Selain Ali Imran, puluhan orang lainnya ditetapkan sebagai tersangka karena diduga terlibat dalam rencana pengeboman. Kejadian teror ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.
2. Bom JW Mariott 2003
Pada 5 Agustus 2003 siang, Asmar Latin Sani meledakkan bom mobil di Hotel JW Mariott. Asmar meledakkan dirinya sendiri mengendarai mobil Toyota Kijang bernomor polisi B 7462 ZN.
Akibat dari ledakan tersebut, 12 orang tewas dan 150 lainnya luka-luka. Peristiwa yang lazim disebut sebagai Pengeboman Jakarta 2003 ataupun Pengeboman JW Maritott 2003 itu mengakibatkan Hotel JW Marriott ditutup selama 5 minggu dan dibuka kembali setelah direnovasi pada tanggal Senin, 8 September 2003.
ADVERTISEMENT
3. Bom Kedubes Australia 2004
Pada 9 September 2004 sebuah bom mobil meledak di depan Kedutaan Besar Australia pada pukul 10.30 WIB di kawasan Kuningan, Jakarta. Merujuk pada lokasi kejadian, peristiwa ini dikenal juga dengan nama Bom Kuningan. Akibat dari peristiwa tersebut, 9 orang tewas dan 161 lainnya luka-luka.
Pengeboman ini diyakini dilakukan oleh seorang pelaku bom bunuh diri bernama Heri Kurniawan alias Heri Golun dengan menggunakan van mini jenis Daihatsu bewarna hijau. Pada 5 November 2004, polisi menangkap empat orang yang dianggap sebagai pelaku lain yang terlibat, yaitu Rois, Ahmad Hasan, Apuy, dan Sogir alias Abdul Fatah di Kampung Kaum, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Polisi mengaitkan peristiwa bom bunuh diri itu dengan beberapa nama aktor intelektual, yakni Doktor Azahari bin Husin dan Noordin M. Top
ADVERTISEMENT
4. Bom Bali 2005
Pada 1 Oktober 2005 kembali terjadi tiga kali pengeboman di Bali. Satu ledakan terjadi di Kuta dan dua lainnya di Jimbaran. Akibat serangan teror yang lazim disebut sebagai Bom Bali II itu, 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka. Seperti Bom Bali I, kebanyakan korban yang tewas pada Bom Bali II adalah warga asing.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme saat itu, Ansyaad Mbai, menyebut identitas ketiga orang pelaku bom bunuh diri tersebut, yakni Muhammad Salik Firdaus, Misno, dan Ayib Hidayat. Selain itu, ia juga mengungkapkan adanya keterlibatan 2 orang WN Malaysia yakni Azahari Bin Husin and Noordin Mohamed Top sebagai otak dari aksi ini.
5. Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton 2009
ADVERTISEMENT
Pada 17 Juli 2009, Dani Dwi Permana dan Nana Ikhwan Maulana meledakkan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Dua buah ledakan bom terjadi dua hotel yang saling berdekatan dan dalam selang waktu yang berdekatan pula pada Jumat pagi itu.
Akibat dari dua ledakan tersebut, 7 orang meninggal dunia dan lebih dari 50 orang terluka, baik warga Indonesia maupun warga asing. Hasil penyelidikan polisi menyebutkan ada 11 orang yang terlibat dalam rencana bom bunuh diri tersebut, antara lain Noordin M. Top sebagai otak utama dan Ibrohim sebagai orang dalam di Hotel Ritz-Carlton yang menyelundupkan bom ke dalam hotel.
Selain dua bom rakitan berdaya ledak rendah yang meledak, sebuah bom serupa yang tidak meledak ditemukan di kamar 1808 Hotel JW Marriott yang sejak dua hari sebelumnya ditempati oleh tamu hotel yang diduga sebagai pelaku pengeboman.
ADVERTISEMENT
Selain Nurdin M. Top, polisi menyebut adanya pengeboman tersebut, termasuk Noordin M Top sebagai otak pelaku utama dan Ibrohim sebagai orang dalam di Hotel Ritz-Carlton yang menyelundupkan bom ke dalam hotel. Peristiwa bom bunuh diri itu begitu fenomenal karena tejadi sembilan hari sesudah Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Indonesia dan dua hari sebelum rencana kedatangan tim sepak bola Manchester United di Hotel Ritz-Carlton yang akan melakukan pertandingan dengan tim Indonesian All Star pada 20 Juli 2009 namun akhirnya batal.
Ilustrasi ancaman bom (Foto: thinkstock)
6. Bom Kalimalang 2010
Pada 30 September 2010 Ahmad Abdul Rabani alias Abu Ali membawa bahan peledak menggunakan sepeda ontel. Dengan sepeda itu ia melintasi kawasan Sumber Artha, Jalan KH Noer Ali, Kalimalang, Bekasi.
ADVERTISEMENT
Tiba-tiba sepedanya menabrak marka jalan, sementara bahan peledak yang terbuat dari paralon, priuk nasi, karbit, mesiu, dan paku tersebut, meledak. Bahan peledak itu meletup hanya beberapa meter dari Ajun Komisaris Polisi Heri, Kepala Unit Petugas Pengatur Lalu Lintas Polres Bekasi.
Akibat bahan peledak yang ia bawa sendiri pelaku mengalami luka pada bagian wajah, pipi, leher, serta patah pada bagian lengan kanan dan kaki kanan. Pelaku sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Polri dan akhirnya divonis hukuman 5,5 tahun penjara.
Dari tangan pelaku polisi menahan barang bukti tas warna hitam, korek api, botol air mineral, uang tunai Rp 3 ribu, dan pesan tertulis yang antara lain berbunyi, "Ini adalah balasan untuk kalian sekutu-sekutu setan yang membunuh, menghukum, menghukum mati dan menahan mujahidin.”
ADVERTISEMENT
7. Bom Masjid Cirebon 2011
Pada 15 April 2011 Muhammad Syarif Astanafarif meledakkan bom yang terpasang di tubuhnya di Masjid Adz-Dzikro. Bom yang terjadi di dalam masjid yang berlokasi di dalam kompleks Markas Kepolisian Resor Kota (Mapolresta) Cirebon itu terjadi sekitar pukul 12.15 WIB.
Serangan bom pada Jumat siang itu melukai 25 orang anggota polisi yang sedang bersiap untuk menunaikan ibadah salat Jumat, termasuk Kapolresta Cirebon AKBP Herukoco. Korban luka-luka kemudian dibawa ke Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon dan Rumah Sakit Tentara Cermai Cirebon.
Saat khatib membacakan khutbah Jumat seorang saksi mata menyebut pelaku bom bunuh diri belum masuk ke dalam masjid. Tatkalah khatib mulai menuntaskan khutbahnya dan jemaah bersiap melakukan salat, barulah pria yang diduga pelaku bom bunuh diri itu masuk ke dalam masjid dan berbaur di dalam barisan salat jemaah, tepatnya pada saf atau deret ke-3. Saat imam mengucapkan takbir, ledakan bom kemudian terdengar dan melukai orang-orang yang berada di dekat pelaku.
ADVERTISEMENT
8. Bom Gereja Solo 2011
Pada 25 September 2011 Achmad Yosepa Hayat alias Ahmad Abu Daud meledakkan diri di halaman Gereja Bethel Injil, Solo, Jawa Tengah. Ledakan ini mengakibatkan 28 orang terluka dan seorang tewas yang diidentifikasi sebagai pelaku bom bunuh diri.
Bom meledak saat kebaktian di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton selesai dan jemaat keluar dari gereja. Bom dibawa pelaku dalam jaket yang pelaku kenakan dan diledakkan dengan menggunakan saklar yang ditemukan di tempat kejadian.
Polisi menyebut pelaku merupakan anggota jaringan teroris Cirebon yang melakukan serangan di Masjid Mapolresta Cirebon. Setelah peristiwa bom bunuh diri Cirebon, Ahmad sebenarnya sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polri.
9. Bom Mapolres Poso 2013
ADVERTISEMENT
Pada 3 Juni 2013 seorang pelaku yang tak diketahui identitasnya meledakkan diri di depan Mapolres Poso. Pelaku masuk ke kompleks Maporles Poso menggunakan motor bebek sekitar pukul 08.00 WITA. Saat ditanya polisi di pos penjagaan depan Mapolres, ia tak menjawab dan terus melaju.
Sekitar 35 meter dari pintu gerbang Mapolres, tepatnya di depan Masjid Mapolres, terjad ledakan kecil yang disusul ledakan besar. Akibatnya pelaku tewas di lokasi kejadian dengan tubuh yang hancur dan terburai. Tidak ada korban jiwa lain selain seorang pekerja bangunan yang lengan kiri atasnya terluka.
10. Bom Sarinah 2016
Pada 14 Januari 2016 sekitar pukul 11.40 WIB, sebuah ledakan terdengar di Starbucks Cafe, Gedung Cakrawala, Sarinah. Berselang 20 detik kemudian terjadi lagi ledakan di pos lalu lintas depan Sarinah. Tak hanya meledakkan bom bunuh diri, pelaku teror lainnya juga mengenggam senjata api.
ADVERTISEMENT
Tak lama kemudian baku tembak terjadi antara beberapa pelaku teror dengan polisi yang mendatangi lokasi kejadian. Akibat dari aksi teror tersebut empat orang terduga teroris meninggal dunia. Satu meninggal karena bom bunuh diri di depan pos lalu lintas, satu meninggal karena bom bunuh diri di Starbucks, dua lainnya tewas ditembak.
Selain para pelaku teror, ada pula empat korban warga sipil yang meninggal dunia dan 25 korban yang mengalami luka-luka. Pihak ISIS mengaku berada di balik aksi teror tersebut.
11. Bom Kampung Melayu 2017
Semalam (24/5) bom bunuh diri meledak di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. Ledakan terjadi dua kali. Ledakan pertama terdengar pada pukul 21.00 WIB di dekat toilet Terminal Kampung Melayu. Berselang 15 menit kemudian ledakan kedua terjadi di sekitar halte TransJakarta Kampung Melayu.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, 3 orang polisi meninggal dunia dan sebelas orang lainnya luka-luka akibat peristiwa tersebut. Hingga saat ini polisi masih menyelidiki identitas kedua orang pelaku dan berasal dari jaringan mana keduanya.
Ilustrasi Bom Panci. (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
Berdasarkan deretan kejadian di atas, dapat dilihat adanya kecenderungan pelaku melakukan aksi bunuh diri di tempat-tempak publik. Selain itu, pada beberapa kejadian, pelaku terlihat menyasar anggota kepolisian sebagai target peledakan bom bunuh diri mereka.
Dalam sewindu terakhir para pelaku cenderung menggunakan bom berdaya ledak rendah, tidak seperti bom pada tahun-tahun sebelumnya, seperti misalnya yang diracik oleh Doktor Azahari dan Noordin M. Top. Namun begitu, kewaspadaan tetap dipelukan oleh segenap aparat kepolisian dan setiap warga masyarakat. Upaya terpenting dalam menghapuskan aksi teror di bumi Indonesia adalah dengan tidak menjadi bagian dari terorisme.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana yang diimbau Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat M. Cholil Nafis, pemerintah dan masyarakat harus bersatu padu untuk mencegah dan memberantas terorisme. Pemerintah harus lebih sigap tanggap dalam memberantas teror, katanya, sedangkan masyarakat harus padu dalam mencegah isme atau paham yang mengarah pada teror.
"Cukuplah peristiwa ini menjadi cambuk bagi kita semua agar mewaspadai segala bentuk terorisme di lingkungan sekitar. Masing-masing kita harus meningkatkan kewaspadaan dan soliditas agar keluarga dan tetangga tidak terjangkit aksi-aksi terorisme," kata Cholil pada Kamis (25/5),
ADVERTISEMENT
Baca juga: